Demetrious Johnson Ingin Tunjukkan ‘Penampilan Terbaiknya’ Di Tokyo

American martial arts star Demetrious Johnson stands in the corner

Perjalanan menuju babak Final Kejuaraan ONE Flyweight World Grand Prix memang sulit bagi Demetrious “Mighty Mouse” Johnson, namun superstar asal Amerika Serikat itu siap menorehkan sejarah.

Johnson, sosok yang 12 kali menjadi Juara Dunia Flyweight, akan mencoba menambahkan sebuah penghargaan prestisius lainnya saat ia menghadapi superstar Filipina Danny “The King” Kingad demi gelar turnamen ini di ONE: CENTURY PART I, Tokyo, Jepang, pada hari Minggu, 13 Oktober nanti.

Sebuah tahun yang sarat dengan sesi latihan dan pengorbanan tanpa henti telah memberinya kesuksesan sejauh ini. Hadiah terbesar bagi kerja keras dari pria AS ini adalah meninggalkan Ryogoku Kokugikan dengan kemenangan dominan dan laga perebutan gelar Juara Dunia pada tahun 2020.

“Saya percaya laga ini sangat penting — jelas bahwa inilah babak Final [Kejuaraan] Flyweight World Grand Prix. Pada akhirnya, ada sabuk indah yang ingin saya tambahkan pada koleksi saya dan sebuah kesempatan melawan Juara Dunia ONE Flyweight, Adriano Moraes,” kata pria berusia 33 tahun ini.

“Saya sangat bersemangat menghadapi Danny Kingad. Ia hanya memiliki satu kekalahan dalam catatan kariernya, dan itu terjadi saat melawan Moraes, maka ia benar-benar solid. Kini saya siap untuk maju dan melihat seberapa jauh saya melawan salah satu atlet terbaik di Asia.”

Johnson has not had an easy ride since he made his ONE Championship debut in the tournament’s quarterfinals back in March.

He had to fend off some powerful striking from Yuya “Little Piranha” Wakamatsu before he submitted the Japanese star with a guillotine choke.

Four and a half months later, “Mighty Mouse” followed that up with a unanimous decision victory over Wakamatsu’s countryman Tatsumitsu “The Sweeper” Wada in the semifinal. His rival surprised him early with a strong grappling attack, but the American used his veteran experience to swing the match back in his favor.



Perjuangan terakhir Johnson hanya berselang beberapa minggu lagi, dimana ia tetap terfokus pada tujuan utamanya demi melewati perjuangan berat.

“World Grand Prix ini adalah kerja keras. Saya telah berada di kamp pelatihan sejak bulan Januari. Kami berlaga pada bulan Maret, mungkin beristirahat seminggu, dan langsung kembali berlatih untuk bertarung di bulan Agustus,” ungkapnya.

“Kami mengambil dua minggu istirahat, dan kini saya akan berkompetisi pada bulan Oktober di Jepang — itu menyenangkan, tetapi itu kerja keras. Saya ingin menyelesaikan itu. Baik menang atau kalah, saya akan mengambil waktu istirahat untuk menikmati apa yang baru saja saya capai.”

American flyweight mixed martial arts legend Demetrious Johnson submits Yuya Wakamatsu via guillotine choke

Johnson tetap disiplin dan terfokus jelang babak Final Kejuaraan ONE Flyweight World Grand Prix itu, karena ia mengetahui bahwa lawannya adalah “kuda hitam” yang dapat memenangkan semuanya.

Kingad, seorang atlet muda yang haus kemenangan dari Team Lakay yang terkenal di Baguio, Filipina, memiliki segala sesuatu untuk diraih dalam laga melawan legenda bela diri campuran ini.

Dalam usianya yang ke-23, “The King” telah menjadi seniman bela diri berkemampuan lengkap dengan teknik grappling kuat, striking wushu yang berbahaya, serta mesin yang bergerak tanpa henti. Terlebih lagi, atlet Filipina ini membawa rekor profesional 14-1 dengan satu-satunya kekalahan yang dialami di tangan penguasa divisi ini.

“Atlet yang memenangkan Grand Prix tidak langsung menjadi petarung terbaik, itu mungkin yang lebih dapat bertahan dan tak cedera. Saya bersyukur dan merasa diberkati bahwa saya dapat mencapai ronde berikutnya dengan sehat dan siap berlaga,” jelas Johnson.

“Atlet-atlet Team Lakay itu sangat kuat dan atletis, terutama Danny, dimana ia juga menjadi juara wushu. Ia memiliki scramble yang hebat, dan ia mampu bangkit dari atas kanvas saat seharusnya tidak.”

“Tetapi tentunya, semua orang memiliki kelemahan. Kita harus melihat apakah saya dapat mengeksploitasi seluruh kelemahan tersebut saat kami beradu — itulah dimana kami akan mengetahuinya.”

Flyweight legend Demetrious Johnson connects with a roundhouse on Tatsumitsu Wada

Johnson mungkin memiliki keuntungan dari pengalamannya, namun ia juga memiliki sebuah senjata lain di kamp-nya — Juara Dunia ONE Bantamweight Bibiano “The Flash” Fernandes, yang telah mempelajari Team Lakay secara mendalam selama bertahun-tahun.

Atlet Brasil ini tiga kali beradu melawan rekan satu tim Kingad Kevin “The Silencer” Belingon, dan pasangan itu akan berdansa untuk keempat kalinya di ONE: CENTURY PART II pada hari yang sama.

Ini akan menjadi malam yang ekstra spesial, baik bagi “Mighty Mouse” dan “The Flash,” dimana seluruh teman mereka berharap untuk mengalahkan anggota Team Lakay dan keluar dari Ryogoku Kokugikan dengan tangan mereka terangkat pada tanggal 13 Oktober.

“Saya mengetahui banyak hal tentang Team Lakay. Rekan satu tim saya, Bibiano Fernandes, telah melawan tim tersebut sejak ia masuk ke dalam ONE Championship. Mereka memiliki tim yang hebat di sana, tetapi saya mengetahui mereka memiliki beberapa celah dalam permainan mereka,” tegas Johnson.

“Saya telah berada dalam permainan ini jauh lebih lama dari [Kingad], saya melawan banyak orang hebat yang adalah grappler, dan kompetisi saya telah berada di antara yang terbaik dari yang terbaik.”

“Saya adalah atlet yang berbeda dari Danny, maka kami akan melihat apa yang terjadi saat kita berlaga. Saya ingin maju dan menempatkan penampilan terbaik saya.”

Baca juga: Demetrious Johnson Mensyukuri Andil Seorang Juara Dunia ONE

Demetrious Johnson celebrates his submission of Yuya Wakamatsu at ONE: A NEW ERA

ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.

“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.

Selengkapnya di Berita

Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65