5 Terobosan Revolusioner Tye Dan Kade Ruotolo Dalam Brazilian Jiu-Jitsu

Kade Ruotolo Uali Kurzhev ONE on Prime Video 3 1920X1280 22

Sepasang saudara kembar, Kade dan Tye Ruotolo, dijuluki sebagai “petarung berbakat” sejak usia dini.

Kini berusia 19 tahun, serta memegang sabuk hitam BJJ di bawah Andre Galvao, superstar grappling ini jelas membuktikan seluruh hype itu – bahkan lebih.

Tak hanya memenangkan semua laga mereka baru-baru ini – serta juga tak terkalahkan di dalam Circle dan Kade memegang gelar Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling – tetapi Ruotolo bersaudara ini juga memberi terobosan revolusioner dalam BJJ dengan pendekatan mereka.

Berikutnya, mereka akan kembali beraksi di ONE Fight Night 5: De Ridder vs. Malykhin, dimana Kade mempertahankan sabuk emas melawan Juara Dunia BJJ berkali-kali Matheus Gabriel dan Tye beradu dengan mantan Juara Dunia ONE Featherweight Marat Gafurov di lightweight submission grappling.

Sebelum kedua laga yang sangat ditunggu itu terjadi pada Sabtu pagi, 3 Desember, mari kita pelajari bagaimana Ruotolo bersaudara ini mengubah BJJ dari dalam ke luar.

#1 Selalu Mengincar Submission

Lebih dari segalanya, kedua atlet fenomenal dari California ini dikenal selalu mengejar berbagai posisi untuk meraih submission tajam.

Saat grappler lain mungkin ingin melakukan pass guard dan meraih kemenangan via keputusan juri, dua bersaudara ini tak pernah puas untuk menang poin. Sebaliknya, mereka bersedia untuk mengambil risiko kehilangan posisi jika itu dapat berakhir dengan penyelesaian kuat.

Pendekatan ultra-agresif ini sangat digemari para penonton, serta sangat efektif.

Kade memaksa keempat lawannya tap out sebelum menjadi Juara Dunia ADCC termuda di awal tahun ini, lalu melanjutkan itu dengan kemenangan submission sensasional atas Uali Kurzhev di ONE Fight Night 3 demi merebut singgasana lightweight submission grappling.

#2 ‘Buggy Choke’

Di luar pendekatan menyeluruh mereka dalam grappling, Kade dan Tye memberi gebrakan revolusioner dalam BJJ dengan mengembangkan teknik spesifik yang kini sangat populer di antara para kompetitor elite dunia.

Dan, mungkin tak ada teknik yang membawa dampak lebih besar dalam modern jiu-jitsu daripada teknik buggy choke mereka.

Ini adalah sebuah submission unik karena diaplikasikan dari bottom side control – posisi yang sama sekali tidak dominan. Di sisi mereka, Ruotolo bersaudara ingin mengubah permainan itu dengan menemukan kesuksesan melalui buggy choke melawan para grappler kelas dunia.

Pergerakan ini mampu menghentikan para guard passer, karena mereka tahu bahwa sebuah posisi yang sebelumnya aman kini menjadi sangat terbuka. Sementara, para pemain bawah atau bottom player kini memiliki senjata baru, berkat pemikiran kreatif dari Ruotolo bersaudara.

#3 Sistem ‘Passing’ Dengan ‘Leg Pin’

Teknik andalan Kade dan Tye, yaitu leg pin guard passing, juga memiliki dampak besar dalam BJJ.

Menggunakan keseimbangan mereka yang luar biasa dari bertahun-tahun berselancar, dua bersaudara itu menerapkan teknik ini dengan berdiri di atas kaki lawan mereka untuk membuatnya tak dapat bergerak, yang membuka jalur untuk melengkapi guard pass itu.

Keduanya menggunakan leg pin demi meraih kesuksesan luar biasa, yang memberi mereka reputasi sebagai sepasang guard passer paling berbahaya di muka bumi.

Para grappler kelas atas lainnya memang sudah memperhatikan ini, dimana mereka juga menerapkan sistem yang sama di tingkatan tertinggi disiplin itu.

#4 Masih Berkompetisi Dengan Gi

Setelah memenangkan segala sesuatunya sementara menyandang sabuk berwarna, baik Tye dan Kade menunjukkan bahwa mereka dapat terus berlatih dan berkompetisi dengan gi (yang juga dikenal sebagai kimono) dan masih meraih kesuksesan melawan para kompetitor no-gi elite lainnya.

Ini terbukti karena hanya beberapa minggu setelah Tye mencetak debut sensasional di ONE pada ajang ONE 157, dengan mencetak submission atas superstar BJJ dan MMA Garry Tonon, remaja 19 tahun itu meraih posisi kedua di Kejuaraan Dunia IBJJF – turnamen gi paling prestisius pada tahun ini.

Saat mereka terus berlatih dengan gi, kedua Ruotolo ini menantang ide bahwa para grappler harus melepaskan seragam itu sepenuhnya demi meraih kesuksesan dalam kompetisi no-gi.

#5 Mengembangkan Disiplin Ini Dengan Sasana Mereka

Yang terpenting, sepasang saudara kembar fenomenal ini kembali berinvestasi pada komunitas jiu-jitsu.

Membawa pulang sepasang bonus penampilan senilai US$50.000 dalam aksi terbaru mereka, keduanya kini berada dalam posisi untuk mendirikan sasana BJJ mereka sendiri di salah satu surga tropis bernama Kosta Rika.

Dengan membuka fasilitas latihan seperti itu, Ruotolo bersaudara jelas membuka jalur bagi para kompetitor yang akhirnya menerima penghargaan finansial atas usaha mereka.

Selain itu, ini juga memberi preseden bahwa cara terbaik untuk mengembangkan disiplin ini dengan skala global adalah dengan berinvestasi kembali di dalam BJJ.

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50