Rade Opacic Dedikasikan Hidupnya Bagi Kejayaan Kickboxing

Rade Opacic Bruno Susano ONE UNBREAKABLE 1920X1278 2

Atlet sensasional Serbia Rade Opacic telah membawa negaranya di kancah dunia dalam rangkaian ONE Super Series, dengan sepasang KO mengejutkan.

Kini, pria berusia 23 tahun ini berharap bahwa kemenangan ketiga atas Patrick “Big Swiss” Schmid di “ONE on TNT I” akan memberinya laga Kejuaraan Dunia ONE Heavyweight Kickboxing yang perdana.

Jelang pertandingannya dalam jam tayang utama televisi di Amerika Serikat, Rabu, 7 April nanti, simak bagaimana Opacic berjuang untuk masuk ke “The Home Of Martial Arts.”

‘Saya Penuh Energi’

Opacic lahir di Beograd, Serbia pada tahun 1997 dan bertumbuh besar di distrik Zemun bersama ayahnya Djuro, ibunya Radmila, dan kakak lelakinya, Ilija.

“Ayah saya adalah pria yang besar — bahkan lebih tinggi dari saya — itulah cara saya mendapatkan ini,” katanya.

“Ia adalah pengemudi dan seringkali pergi bekerja di Eropa. Di sebagian besar waktunya, ia pergi dan kembali hanya beberapa hari dalam satu bulan, maka saya sehari-hari lebih sering bersama ibu dan kakak saya.”

“Kami selalu berhubungan, dan ia ada di sana bagi saya, tetapi ia bekerja keras dan saya hanya terbiasa dengan itu. Terkadang, saya hanya harus memutuskan untuk diri saya sendiri, namun hal itu membuat saya sedikit bertumbuh dewasa.”

Itu menjadi masa kecil yang lazim bagi pria muda asal Serbia ini, walau ia berjuang untuk menyalurkan semangat mudanya yang bergejolak.

“Di Serbia, kami gemar menghabiskan waktu bersama teman-teman. Kami melakukan semua hal yang dilakukan oleh remaja pada umumnya. Terkadang, [kami] sedikit liar, namun itu adalah bagian dari bertumbuh dewasa,” ia berkata sambil tersenyum.

“Saya penuh energi dan mengetahui bahwa akan lebih baik untuk menghabiskannya berolahraga daripada di jalanan. Saya mulai bermain sepak bola dan basket saat kecil, karena semua anak-anak melakukannya, maka saya juga bermain. Tetapi, itu bukan untuk saya.”

“Pada usia ke-10, saya mulai berlatih taekwondo. Saya cukup bagus. Saya belajar cara menendang. Itu bagus, namun sekali lagi, saya tidak menemukan itu menjadi sesuatu yang bagus.”

Menemukan Panggilannya

Saat Opacic berusia 14 tahun, ayahnya menerima tawaran pekerjaan di Kanada, yang tak dapat ditolaknya. Dengan itu, keluarga ini berkemas dan pindah ke Amerika Utara selama dua tahun.

Ketika ia tiba, sang remaja ini melanjutkan latihan taekwondo-nya, namun masih belum menemukan gairah sejatinya. Lalu, ia menemukan kickboxing.

Opacic segera tertarik dengan olahraga ini dan pergi ke sasana kickboxing lokal. Segera, ia mengetahui bahwa itulah yang dicari-cari selama ini.

“Saya menonton ajang K-1 yang lama. Saya melihat semua pria itu, dan berpikir saya ingin menjadi seperti mereka,” kenangnya.

“Dari sesi latihan awal, saya jatuh cinta dengan itu. Saya merasa itulah bagian dari diri saya. Saya masih muda, masih anak-anak, namun saya segera serius menjalaninya.”

Gaya tarung kontak penuh dari olahraga tersebut sesuai dengan pria asal Beograd ini, dan ia memasuki ring untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan berlatih. Di usianya yang ke-15, ia masuk ke dalam arena untuk menghadapi pria dewasa, dan apa yang ia rasakan dalam latihan teramplifikasi oleh kesempatan tampil di bawah sorotan.

“Laga pertama saya, saya teringat itu melawan pria yang lebih tua, dan itu di peraturan Muay Thai tanpa siku,” kata Opacic. “Itu adalah laga eksebisi, maka mereka tidak mengumumkan sang pemenang, namun saya sangat bagus. Saya menikmati itu. Itu terasa sangat bagus. Itu saja bagi saya.”

Tak diragukan lagi bahwa Opacic telah membakar semangatnya – dan bahwa tak ada yang dapat menghalangi misinya mengejar kejayaan.

“Saat kembali ke Serbia, saya menemukan Kik Boks Klub Sindjelić (KBKS) dan melanjutkan latihan di sana sejak itu. Teman-teman saya bergaul, mengejar wanita dan lain-lainnya, tetapi saya memiliki prioritas sendiri,” katanya.

“Saya mulai masuk ke laga-laga amatir. Saya memenangkan semuanya — saya menjadi Juara Nasional, juara di kawasan Balkan, Juara Eropa dan Juara Dunia.”

“Saya hanya berpikir, ‘Mari lihat apa yang akan datang nanti.’ Saya berlatih dan menerima tiap pertandingan. Saya serius dan berdedikasi saat itu, dan kini saya lebih serius lagi.”



Berjaya Di Atas Kesulitan

Sementara Opacic telah mencapai panggung teratas bagi para striker di usianya yang ke-23, kesuksesannya tak muncul dari awal — seperti halnya karier bela diri bagi banyak orang lain.

Namun apa yang mendefinisikan seorang petarung adalah kesiapan diri untuk menerima tantangan dan mengambil kesempatan besar saat itu tersedia – dan itulah yang dilakukan dirinya.

“Dalam olahraga, seperti dalam hidup, anda memiliki halangan dan harus tetap bergerak maju. Saya menerima beberapa kekalahan, dan itu cukup sulit, tetapi dari situ anda harus menjadi lebih kuat, lebih serius dan berkembang dari kesalahan anda,” katanya.

“Pada 2019, saya memenangkan turnamen heavyweight empat-peserta Enfusion di kota saya, Beograd. Itu adalah kualifikasi untuk final turnamen yang terjadi setelah itu, dan saya masuk ke babak final tetapi kalah melalui keputusan juri.

“Lalu pandemi [COVID-19] terjadi dan saya tak dapat bertanding sampai saya dihubungi oleh ONE.”

Lama tak beraksi dan beranjak dari kekalahan berat, Opacic mendapat tawaran laga terbesar dalam kariernya melawan seseorang yang ia anggap sebagai seorang teman – veteran Belanda Errol “The Bonecrusher” Zimmerman.

Perwakilan KBKS ini dapat memilih untuk mengurangi resiko dengan menolak kesempatan itu sampai ia mendapatkan kemenangan sekali lagi, namun sebaliknya, ia menggapainya dengan kedua tangan — dan memberikan penampilan terbaik dalam kariernya dengan sebuah KO mengejutkan di ONE: BIG BANG II, Desember 2020 lalu.

“Itu sedikit aneh, karena kami kenal satu sama lain dan memang berteman, namun sebuah laga adalah sebuah laga, dan kami masih dapat berteman setelah itu,” kata Opacic.

“Errol telah menghadapi semua orang dan meraih berbagai kemenangan atas para petarung yang bagus, namun saya percaya pada diri saya sendiri. Saya hanya mengatakan, ‘Saya akan pergi dan melakukan yang terbaik,’ dan itulah yang saya lakukan. KO itu membuat banyak orang melihat saya, dan itu dilakukan dengan cara yang spektakuler.

“Saya akan mengatakan bahwa kekalahan yang saya alami memberi motivasi untuk menjadi lebih baik dan melakukan lebih banyak lagi, dan itulah yang membuat saya lebih kuat.”

Mengejar Sabuk Emas ONE

Opacic melanjutkan kemenangan KO atas Zimmerman itu dengan sebuah kemenangan impresif atas Bruno Susano di ONE: UNBREAKABLE pada Januari lalu, dan kini memiliki catatan rekor 2-0 dengan penyelesaian beruntun, yang menjadikannya pria terbaik dalam divisi heavyweight kickboxing ONE.

Berikutnya, ia akan menghadapi seorang petarung kuat lainnya asal Swiss, Schmid. Ini akan menjadi ujian besar bagi bintang baru asal Beograd ini — namun juga menjadi krusial jika ia ingin meraih tujuan utamanya.

Jika ia melewati “Big Swiss” yang berpengalaman itu, Opacic dapat memastikan kesempatannya untuk memasuki Kejuaraan Dunia ONE Heavyweight Kickboxing perdana.

“Saya senang berada di ONE, dan saya bersyukur dapat bertarung di atas panggung terbesar di dunia,” katanya.

“Jelas, tujuan jangka pendek saya adalah memenangkan pertarungan saya pada tanggal 7 April, namun tujuan [utama] saya adalah menjadi Juara Dunia ONE Heavyweight Kickboxing.”

“Saya telah mendedikasikan segala sesuatu yang saya miliki untuk olahraga ini, maka saya akan melakukan segala sesuatunya – dan menghadapi siapa pun – demi mencapai itu.”

Baca juga: Rich Franklin: Fans Amerika Serikat Akan Terpikat ‘ONE On TNT’

Selengkapnya di Fitur

Sinsamut Klinmee Dmitry Menshikov ONE Fight Night 22 43
Smilla Sundell Natalia Diachkova ONE Fight Night 22 78
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 16 scaled
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 61 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 32 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 29 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68