Perjalanan Tak Terduga Gianni Subba Menuju Meja Komentator

Gianni Subba DSC_7962

Gianni Subba meraih reputasi sebagai salah satu atlet paling menarik di divisi flyweight ONE Championship.

Namun saat ini, ketika dirinya harus bersabar menunggu saatnya kembali berada di bawah sorotan lampu, ada sarana baru bagi dirinya untuk menampilkan keahlian lain.

Walau Subba belum dapat kembali berkompetisi karena kondisi medis tertentu – yang adalah keadaan tersulit bagi bintang Malaysia ini – ia menemukan kedamaian dalam peran barunya itu.

Gianni Subba IMG_4912.jpg

Pria berusia 27 tahun asal Kuala Lumpur ini telah menukar sarung tangan 4-ons miliknya dengan sebuah mikrofon, sebagai komentator dalam rangkaian Rich Franklin’s ONE Warrior Series, serta terkadang, ajang reguler yang dihelat oleh ONE.

Subba berada di waktu dan tempat yang tepat untuk menjalani kesempatan pertamanya di atas panggung dunia. Michael “The Voice” Schiavello jatuh sakit sesaat sebelum gelaran ONE: FOR HONOR di Jakarta, bulan Mei tahun lalu, dan ia pun berani mengambil kesempatan besar tersebut.

“2019 adalah tahun yang cukup gila. Beberapa bulan pertama sedikit santai, lalu pada bulan Mei, semua itu berubah secara instan,” sebutnya.

“Hanya beberapa jam sebelum ajang di Jakarta, [salah satu produser] datang kepada saya dan bertanya apakah saya dapat memberi komentar. Itu adalah sesuatu yang sudah saya ingin lakukan dalam waktu cukup lama, sejak saya terkena cedera ini, dan saya mengetahui bahwa inilah kesempatan bagi saya untuk membuatnya menjadi kenyataan.”

Ada ketegangan yang meliputinya pada saat itu, namun mirip seperti bagaimana dirinya mengatasi halangan dalam kompetisi, Subba menaklukkannya dan mengambil alih emosinya.

Dengan bantuan komentator reguler ONE, Mitch “The Dragon” Chilson – yang juga menukar pengalamannya berada di dalam Circle untuk masuk ke meja komentator – karier penyiaran baru yang dijalaninya ini melonjak dalam sekejap.

Perwakilan Bali MMA ini mengemban tugasnya dengan baik, namun itu tidak selalu berjalan mulus malam itu. Ia harus menguji mentalnya dengan cara yang tidak pernah diduganya, ketiga dalam laga kedelapan, adiknya Keanu mengalami cedera patah tulang kering dalam laga melawan atlet Jepang Ryogo Takahashi.

Kakak dari dua bersaudara yang terkenal di Malaysia ini awalnya berada di Istora Senayan untuk mendukung adiknya itu, namun kini ia harus mempertahankan fokusnya pada jutaan penggemar yang menonton dan mengabaikan perawatan yang dibutuhkan oleh Keanu sementara waktu.

“Malam itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya, namun setelah cedera yang dialami Keanu, saya tidak lagi berpikir tentang malam itu,” akunya.

“Saya merasa itu seperti mimpi buruk, namun saya tahu adik saya berada di tangan yang tepat dengan [pelatihnya] Mike [Ikilei], dan ayah saya.”

“Saya tetap tak dapat melakukan apapun walau saya pergi, dan saya mengetahui ia akan ingin melihat saya duduk dan melanjutkan tugas saya. Maka, itulah yang saya lakukan. Saya hanya ingin mewakili kami [berdua].”

Terkesan oleh kemampuannya di depan mikrofon, ONE menawarkan Subba kesempatan untuk memberi komentar dalam rangkaian OWS 6 pada tanggal 20 Juni, dimana ia pun kembali maju menghadapi tantangan itu. Pahlawan Malaysia ini duduk bersama komentator berpengalaman, Steve Dawson, dan Wakil Presiden ONE Miesha Tate.



Kesempatan tersebut memberinya lebih banyak pengalaman di sisi ring, serta memberinya kesempatan untuk berhadapan dengan pria di belakang liga pengembangan diri ONE itu, Rich Franklin.

“Saya dan Rich berbicara sebelum salah satu ajang ini, dimana ia mengatakan bahwa ia menyukai apa yang saya lakukan. Ia menyukai debut saya di Jakarta, dan itu sangat keren karena datang dari pria seperti dirinya,” kenangnya.

“Ia juga memberi saya beberapa saran yang baik, mengatakan bahwa saya tidak perlu khawatir untuk melakukan kesalahan, karena OWS adalah platform bagi saya membangun karier saya.”

Setelah tiga penampilan sukses bersama ONE Warrior Series dan ONE Hero Series, perjalanan baru ini mendadak masuk ke tingkatan baru. Subba diminta untuk berbicara pada babak pendahuluan di ajang terbesar dalam sejarah bela diri – ONE: CENTURY di Tokyo, Jepang, tanggal 31 Oktober.

Ia sangat bersemangat melihat ujian terbesarnya saat itu dan berkaca pada pengalamannya untuk memberi keyakinan lebih di depan meja komentator.

#teampanda @ Tokyo, Japan

Posted by Gianni Subba on Tuesday, October 15, 2019

“Saya ingin memberi kemampuan terbaik saya. Saat saya masuk ke stadion dan duduk, saya merasa sedikit nyaman dibandingkan beberapa gelaran sebelumnya,” katanya.

“Saya yakin Steve [Dawson] dan saya melakukan pekerjaan yang bagus di babak pendahuluan. Terdapat beberapa ruang bagi saya untuk berkembang, namun pada akhirnya, adalah sebuah kehormatan untuk menjadi bagian kartu [pertandingan] itu.”

Sejak itu, Subba menjalani dua ajang berikutnya – OWS 9 di bulan Desember 2019 dan OWS 10 di bulan Februari tahun ini – dan penampilan terbarunya ini juga menunjukkan perjuangan dan perkembangan yang diraihnya dengan kemampuannya itu.

Belajar dari karier kompetitifnya, atlet flyweight sensasional ini melihat dan menganalisa kembali penampilannya demi mengetahui kelemahannya, karena ia mengetahui bahwa kesuksesan adalah sebuah proses yang melibatkan berbagai ujian dan kesalahan.

“Saya merasa saya telah bertumbuh pesat dalam hal keyakinan diri saya. Saya juga telah berlatih untuk lebih tepat menjabarkan pertukaran [serangan] grappling,” sebutnya.

“Saya melihat aksi itu dengan sangat cepat di kepala saya, maka terkadang saya masih menemukan diri saya terbelit, mencoba mengeluarkan segala sesuatunya dengan terburu-buru. Untungnya, seluruh tim produksi sangat sabar dan mengerti kesulitan saya. Saya senang dapat bekerja bersama seluruh orang-orang berbakat ini.”

“Saya juga selalu menghargai tanggapan apapun. Itu membantu saya mengetahui kesalahan atau keunggulan saya, supaya saya dapat memastikan saya tidak mengulangi kesalahan yang sama.”

Subba sangat bersemangat menjalani karier baru ini, namun ambisi utamanya untuk berlaga melawan para atlet flyweight terbaik dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini belum pupus, dimana ia berharap untuk kembali beraksi di dalam Circle segera setelah ia diizinkan oleh dokter.

Gianni Subba DSC00807.jpg

“Saya merasa saya telah berkembang pesat [sebagai seorang atlet] selama 12 bulan terakhir. Saya masih berlatih tiap hari, maka kapanpun kesempatan datang, saya akan siap,” sebutnya.

“Namun, tentunya, saya juga berharap mendapatkan peran komentator lebih banyak lagi sementara ini!”

Baca juga: Thursday Throwback: Gelar Yang Mengubah Kehidupan Keanu Subba

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50