Shinya Aoki Hadapi Ketakutan Terbesarnya Melawan Eduard Folayang Di Tokyo

IMGL9510

Legenda bela diri yang penuh tanda tanya, Shinya “Tobikan Judan” Aoki, akan terfokus pada satu hal saat ia menghadapi Eduard “Landslide” Folayang di ajang ONE: A NEW ERA tanggal 31 Maret nanti.

Secara mengejutkan, saat ikon bela diri campuran Jepang ini menantang gelar Juara Dunia ONE Lightweight dalam sebuah laga ulang di Ryogoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, ia tidak terfokus pada lawannya.

Walau ia akan ingin membalas kekalahan yang menyebabkan dirinya kehilangan gelar pada tahun 2016, Aoki akan maju dan tampil di hadapan para kompatriotnya dengan keyakinan bahwa ia akan meraih kemenangan dengan terfokus pada kemampuannya sendiri.

https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/754604711576058/

“Dalam seni bela diri, saya gemar untuk meningkatkan kemampuan saya, dimana saya tidak melakukan itu untuk menang atas orang lain,” kata perwakilan Evolve itu.

“Ini adalah sebuah laga, maka saya harus melakukan yang terbaik. Itu akan menjadi laga yang berat – saya akan mencoba untuk tidak kalah dari diri saya sendiri.”

Aoki meraih kesempatan merebut gelar Kejuaraan Dunia ini dengan penuh gaya. Rangkaian kemenangannya pada tahun 2018 itu sangat fenomenal, dimana ia mematahkan tiga lawan keras pada ronde pertama.

Ia membuka rangkaian kemenangan itu dengan sebuah submission pada ronde pertama atas Rasul Yakhyaev di bulan Mei, sebelum ia menghentikan Shannon “OneShin” Wiratchai dengan serangan atas pada bulan Juli, lalu mengakhiri tahun ini dengan sebuah kemenangan tap-out lainnya atas Ev “E.T.” Ting di bulan Oktober.

Terlepas dari pencapaiannya yang luar biasa, spesialis submission ini tidak terlalu peduli dengan rangkaian kemenangannya itu. Ia meyakini bahwa yang terpenting adalah usaha yang dibutuhkan mencapainya, dan bukan hasilnya.

“Sebuah kekalahan tidak berarti bahwa saya tidak melakukan yang terbaik. Sebuah kemenangan juga tak berarti saya melakukan yang terbaik,” tegasnya.

“Mereka yang tidak mengerti akan berkata, ‘Sebuah kemenangan itu lebih baik, ” atau, ‘Kekalahan itu buruk.’ [Tetapi sebenarnya] menang dan kalah itu tidak penting.”

“Saya rasa yang terpenting adalah jika anda melakukan yang terbaik.”

Filosofi Aoki juga membentuk bagaimana caranya melihat kekalahan mengejutkan atas Folayang pada tahun 2016.

Keduanya telah berkembang sebagai seniman bela diri sejak pertemuan pertama mereka dan menempatkan beberapa penampilan terbaik dalam kariernya untuk menjadi atlet jajaran teratas dalam divisi itu.

Tetap saja, Aoki tidak mengincar sebuah penebusan. Fokusnya saat ini hanyalah untuk berkonsentrasi pada perubahan dalam dirinya, dimana ia juga mengetahui bahwa ia dapat berkomitmen pada dirinya sendiri untuk berlatih, ia akan dapat siap secara fisik.

“Mengingat kekalahan dalam laga tidak diperlukan,” jelasnya. “Tidak masalah bagi saya jika ia berkembang atau tidak, maka saya tidak merasa harus mengevaluasi dirinya.”

Namun, mantan Juara Dunia ONE ini masih membutuhkan kepastian dari sebuah persiapan yang matang untuk siap secara mental dalam memasuki kompetisi.

Walau ia nampak sangat yakin saat keluar dari ruang ganti dam memasuki panggung bela diri dunia ini, ia menjelaskan bahwa dirinya seringkali berpikir sebaliknya.

“Saya tidak bersemangat sama sekali. Saya tidak ingin bertanding,” akunya.

“Satu-satunya yang bersemangat adalah mereka yang menjadi penggemar dan lingkaran terdekat saya. Saya takut saat memasuki laga. Saya berlatih setiap hari untuk melupakan rasa takut itu.”

Terbakar oleh kegelisahannya, Aoki akan sepenuhnya siap dan tepat sasaran saat ia maju menghadapi “The Landslide” di kota kelahirannya, dan walau kepribadiannya sempat memproyeksikan keraguan, hampir dapat dipastikan bahwa dirinya akan siap memberi yang terbaik di dalam arena.

IMG_8733.jpg

Kesempatan mewakili kompatriotnya dalam gelaran debut ONE di Jepang – sebuah ajang bela diri terbesar dalam sejarah – juga menambahkan insentif untuk tampil dengan gemilang.

“Saya merasa lebih bertanggung jawab untuk menjadikannya ajang yang bagus,” katanya. “Saya akan berlaga untuk menang, tetapi saya tidak mengetahui [bagaimana itu akan berjalan]. Saya tak akan mengatakan [saya akan menang]. Anda tak dapat memprediksi sebuah laga. Itulah mengapa saya akan melakukan yang terbaik.”

Selengkapnya di Berita

Panrit and Alexey Balyko face off at ONE Friday Fights 57 weighins
Jeremy Pacatiw Tial Thang ONE 164 1920X1280 57
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 84 scaled
John Ghazali X Nguyen Tran Duy Nhat
Marat Grigorian Sitthichai Sitsongpeenong ONE 165 50 scaled
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 39
Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 98 scaled
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 61 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled