Martin Nguyen Inginkan Perebutan Gelar Lawan Le Dan Laga Dengan Tonon

Martin Nguyen DCIMG_6596

Memang, tahun 2020 tidak berjalan sesuai rencana bagi Martin “The Situ-Asian” Nguyen, namun kemunduran itu memberinya motivasi yang jauh lebih besar untuk menguasai divisi featherweight.

Genggaman atlet keturunan Vietnam-Australia itu atas Juara Dunia ONE Featherweight akhirnya terlepas oleh seorang penantang, Thanh Le, dalam laga epik mereka di ajang ONE: INSIDE THE MATRIX pada bulan Oktober, dimana Nguyen mengakhiri tahun tanpa sabuk emas untuk pertama kalinya pada tahun 2017.

Dalam wawancara eksklusif ini, “The Situ-Asian” melihat kembali 12 bulan yang penuh goncangan, rasa syukurnya atas pelajaran yang diterima, serta rencananya untuk kembali menuju puncak.

ONE Championship: Bagaimana kehidupan anda selama satu tahun lalu? Apa yang telah anda pelajari tentang diri anda sendiri?

Martin Nguyen: Itu cukup gila. Saya dijadwalkan melawan Thanh Le pada awal tahun dan saya meninggalkan keluarga saya selama tiga bulan untuk berlatih demi laga tersebut [di Sanford MMA, Florida, AS], lalu saya diberitahukan bahwa laga itu tak akan berlangsung dan saya harus kembali ke Australia dan menjalani karantina.

Seluruh situasi COVID-19 ini datang secara tiba-tiba, dan ada banyak orang yang tak senang bahwa perbatasan ditutup dan adanya berbagai restriksi yang diberlakukan, namun itu semua demi tujuan yang terbaik. Sebagai manusia, kita belajar untuk beradaptasi dan bergerak maju untuk tidak menyebarkannya.

Sangat sulit untuk menyesuaikan diri pada awalnya. Saya hanya dapat berlatih di halaman belakang saya, anda harus mengenakan masker kemanapun anda pergi, hal-hal seperti itu.

Yang paling banyak saya pelajari adalah untuk tidak pernah tertekan karena situasi itu. mengapa membuang waktu saya untuk sesuatu yang saya tak dapat ubah? Anda hanya harus tetap bergerak maju, beradaptasi, serta menempatkan energi anda pada apa yang berikutnya.

ONE: Apakah itu membantu anda mengambil satu langkah ke belakang dan memprioritaskan berbagai hal seperti keluarga?

MN: Ya, bagaimanapun juga kesehatan keluarga saya adalah yang terutama. Sangat beruntung bahwa tak ada satu pun dari keluarga kami terkena COVID, dan tidak pula di keluarga besar saya.

Orang terdekat yang saya kenal adalah Aung La N Sang [Juara Dunia ONE Light Heavyweight dan rekan satu tim di Sanford MMA] dan keluarganya, maka saya sedikit skeptis untuk kembali ke Florida dan berlatih, dimana saya memiliki fobia akan bakteri saat kembali di sana, selalu membersihkan diri dan sangat waspada.

Seluruh tim terkena COVID, dan saya sedikit takut untuk kembali berlatih, namun selama sembilan minggu saya ada di sana, saya tak terkena. Saya adalah salah satu dari sedikit orang yang lolos dan tidak terdampak oleh itu.

Kembali ke Australia, sistem kesehatan di sini sangat tepat sasaran dengan menjaga segala sesuatunya. Terdapat sedikit orang di luar sana yang masih tidak peduli, namun departemen kesehatan Australia memang tepat sasaran. Saya sangat berterima kasih pada Tuhan karena tak ada seorangpun [dari keluarga saya] yang terkena dan sampai hari ini masih tak terkena.

Thanh Le fights Martin Nguyen at ONE: INSIDE THE MATRIX on Friday, 30 October

ONE: Anda harus meninggalkan Florida setelah pemusatan latihan pertama tanpa sebuah laga dan kembali untuk melakukan segalanya lagi. Apakah ada dalam pikiran anda bahwa sebuah laga lain mungkin akan dibatalkan karena pandemi itu?

MN: Seratus persen. Anda akan selalu skeptis jika harus bepergian. Saya sangat stres sampai dua hari sebelum penerbangan. Salah satu tim pojok saya (cornermen) positif COVID, maka laga saya bersama Thanh Le beresiko gagal. Aung La dan saya tampil dalam laga utama dan laga pendukung utama, dan kami diberitahukan karena kami ada bersamanya, kami mungkin tak bisa bertanding.

Saya kira laga kami harus dibatalkan setelah kami melakukan semua ini, menjalani berbagai perjuangan mental dan fisik. Itu sangat sulit. Tak ada yang berjalan dengan baik, tak ada yang berjalan bagi keuntungan kami, tetapi pada akhirnya, saya tak akan mengubahnya demi apapun selama kami dapat mengalami hal itu.

Tanpa kekalahan atau sesuatu yang buruk terjadi, anda tak dapat bertumbuh – anda akan tetap stagnan. Kejadian itu dan hilangnya gelar saya menyadarkan saya tujuan untuk memiliki itu, dimana hal ini juga membuat saya bekerja jauh lebih keras dari sebelumnya untuk merebut gelar saya kembali.



ONE: Laga ini akhirnya terjadi pada bulan Oktober. Apakah pemikiran anda kini, setelah anda memiliki beberapa waktu untuk mengolah hasilnya?

MN: Saat melihat ke belakang, saya menyadari apa yang terjadi dan apa yang berjalan salah. Saya tidak bertahan pada game plan, apa yang saya ketahui dan apa yang telah saya kerjakan selama sembilan minggu terakhir. Setelah menjalani minggu yang buruk dengan seluruh ketakutan itu dan terkarantina di dalam kamar di Singapura selama 23 jam sehari, saya sangat emosional.

Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, diri saya memiliki kegelisahan yang sangat tinggi.

Biasanya, minggu pertandingan itu sangat santai dan tenang bersama cornermen kami, karena pekerjaan telah usai, namun sebaliknya, kami terkunci di kamar-kamar kami. Saya secara konstan memikirkan tentang laga itu dan melalui seluruh emosi ini. Saya terkuras secara mental.

Saya telah membangun emosi yang sangat besar dan yang ingin saya lakukan adalah untuk melukai seseorang dan bertarung. Saya tidak peduli, saya tidak menghormati segala sesuatu yang saya latih, dan saya tidak menghormati gelar itu atau posisi saya. Saya hanya ingin keluar dan memukul, dan itulah yang saya lakukan. Saya membayar harga untuk itu.

Saya tak pernah bertarung seperti ini, namun saya menerima satu atau dua pukulan hanya untuk melontarkan serangan. Baik saya mengenainya atau tidak, saya tidak peduli, namun saya biasanya tidak pernah seperti itu. Namun laga itu terjadi, dan itulah hasilnya. Ia datang untuk menang dan saya datang untuk bertarung – itulah perbedaannya.

Kejadian itu adalah sebuah tamparan besar di wajah saya untuk penampilan saya dan bagaimana saya menangani laga itu. Saya sangat mengasihani diri saya sendiri untuk [kalah dalam] laga seperti itu, terkena penyelesaian dan tidak menjaga gelar saya.

Yang terutama, dari tiap kekalahan, anda dapat kembali lebih kuat lagi. Saya hanya bekerja dalam diam dan saat saya mendapatkan laga ulang itu, saya akan menunjukkan pada dunia bahwa saya memang ditakdirkan untuk bertanding.

Martin Nguyen drops his ground strikes at ONE: DAWN OF HEROES.

ONE: Anda telah cukup lama mendominasi divisi ini. Apakah anda ingin kembali ke laga perebutan gelar Juara Dunia dengan segera, atau melawan salah satu penantang teratas dulu, seperti Garry Tonon?

MN: Tujuan utama saya adalah meraih laga ulang tersebut dan memberi apa yang banyak orang inginkan. Itu masuk akal setelah menyandang gelar itu selama tiga tahun dan empat kali mempertahankannya, dan saya pun yakin Thanh Le menginginkan laga ulang itu juga.

Namun kami memiliki sedikit ganjalan, dan ganjalan tersebut adalah Garry Tonon. Maka, jika ONE menginginkannya seperti itu, atau menginginkan saya untuk langsung masuk ke perebutan gelar, akan ada laga-laga yang bagus. Secara pribadi, saya ingin melawan Tonon dalam laga pertahanan gelar, dan saya tak dapat melakukannya sampai saya mengalahkan Le dan merebut gelar itu kembali.

Saya kembali dalam latihan awal sekarang, untuk mulai bersiap, maka baik itu terjadi saat ini atau nanti, saya akan meminta laga ulang itu. Kita akan melihat apakah mereka akan menyetujuinya atau apakah saya harus meraih beberapa kemenangan terlebih dahulu.

ONE: Kini, setelah anda kembali berlatih, apakah ada pemikiran terkait kapan dan bagaimana anda ingin kembali ke dalam Circle?

MN: Saya berharap di bulan Maret. Saya biasanya menghabiskan tiga atau empat minggu bersiap dengan tim saya di sini [Sydney], mempersiapkan kardio saya supaya ada di kondisi yang tepat, lalu saya terbang ke Florida. Namun saya kira, kali ini saya akan merapelnya.

Terakhir kali, saya berada di sana selama delapan minggu penuh, namun kali ini, saya akan menjalani empat minggu untuk menajamkan segala sesuatunya, lalu kita menjalani minggu pertandingan. Maka, itu tergantung pada kapan saya menerima tawaran laga, namun saya berharap dapat bersiap untuk bulan Maret.

Martin Nguyen celebrates his TKO victory at ONE: DAWN OF HEROES.

Baca juga: Kenangan Terindah Para Superstar ONE Championship Di Tahun 2020

Selengkapnya di Berita

Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55