10 Hal Yang Anda Tidak Ketahui Tentang Adrian Mattheis

Adrian Mattheis DC 3586

Kepiawaian atlet strawweight asal Indonesia, Adrian “Papua Badboy” Mattheis, di atas panggung dunia tak perlu disangsikan lagi, tetapi terdapat banyak hal yang sangat menarik di balik semua itu.

Sebelum bergabung dengan ONE Championship, seniman bela diri campuran kelahiran Ternate, Maluku Utara ini sangat menyukai berbagai hal dan memiliki kisah hidup sederhana yang berbeda dari orang awam – yang pastinya dapat menjadi inspirasi dan cara tersendiri untuk mengenal pria yang sangat menyukai lagu Kasih Slow Tempo ini.

Berikut adalah 9 hal yang anda tidak ketahui tentang Adrian Mattheis, atlet andalan Papua yang selalu ingin membanggakan tanah kelahirannya itu:

#1 Pecinta Lagu Religi

Apabila lagu Kasih Slow Tempo yang dipopulerkan Sanza Soleman menjadi penyemangat Adrian saat dirinya berjalan dari belakang panggung ke dalam Circle, lagu-lagu religi bernuansa Nasrani menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sang “Papua Badboy” ini.

Kasih Slow Tempo tentunya, tapi kalau lagu kesukaan saya lainnya itu Terima Kasih Tuhan,” kata pria yang terakhir kali tampil menghadapi rekan senegaranya, Stefer Rahardian, di Jakarta ini sambil mendendangkan liriknya.

“Pokoknya, [bagi saya itu] Terima Kasih Tuhan, dimana saya selalu berterima kasih pada Tuhan untuk kasih setia-Nya.”

#2 Penggemar Kartun Jepang

Popularitas film animasi Jepang di tanah air tentu tidak diragukan lagi. Hanya, siapa yang menyangka bahwa Adrian juga sangat menyukai dua judul kartun animasi asal Negeri Sakura itu.

“[Kalau] kartun favorit saya itu Naruto dan Son Goku [dari manga terkenal Dragon Ball]. Saya mengenal Naruto sejak kelas 4 SD. [Saya mengenal] Son Goku dulu, baru Naruto, karena biasa ditayangkan pada hari Minggu,” ujarnya dengan logat Timur yang sangat kental. “Saya kenal Son Goku dulu baru Naruto, sampai dia punya anak saya nonton juga.”

“Saya [sangat] menyukai kedua karakter itu, karena mereka pantang menyerah. Mereka melakukan semua untuk orang-orang yang mereka sayangi.”

#3 Atlet Sepak Bola Junior

Sedikit yang mengetahui bahwa saat ia masih beranjak remaja, Adrian pernah menjadi pemain bola junior. Tak hanya itu, Adrian juga disebut sangat menyukai klub Persipura yang berasal dari Papua. Lantas, apa sih posisi dalam kesebelasan sepak bola yang disukai Adrian?

“[Kalau olahraga], suka bola lah. Striker, saya dulu [di posisi] striker, kakak,” tegas Adrian.

Namun, sayangnya perjalanannya terhenti karena ia harus pindah ke Jakarta demi menuntut ilmu, yang akhirnya membawa dirinya memasuki dunia bela diri, dengan tujuan utama untuk mempertahankan diri dari senior-seniornya di kampus.

#4 Awal Mula Memasuki Dunia Bela Diri

Perjalanannya dalam dunia bela diri dimulai saat Adrian menjalani pendidikan di STP Perikanan. Saat itu, ia sempat bersitegang dengan beberapa orang, dan selalu dipanggil karena menjadi ketua perkumpulan mahasiswa Papua di kampusnya.

Ia pun memutuskan untuk berlatih bela diri, tetapi ia tidak menyadari bahwa keputusannya itu membawa dirinya menjelajahi lebih dalam dan akhirnya mendapatkan mata pencaharian sebagai seorang atlet profesional.



“Saat itu saya seringkali dipanggil, karena saya adalah ketua perkumpulan mahasiswa Papua. Setiap kali ada masalah, saya yang dipanggil,” akunya. “Maka itu saya berpikir untuk berlatih bela diri. Tetapi pada akhirnya, sayalah yang membantu kakak senior yang sering memanggil saya itu.”

Walau kejadian ini telah lama berlalu, hal itu selalu membekas di ingatannya, dimana ia tidak berhenti bersyukur akan jalan yang diberikan Tuhan dalam hidupnya.

“Memang jalan Tuhan itu sangat luar biasa, kakak,” akunya sambil tersenyum.

#5 Menaksir Teman Kuliahnya

Soal asmara, Adrian mungkin masih kalah dari anak-anak milenial zaman sekarang. Tak banyak orang yang tahu bahwa ia pertama kali menyukai lawan jenis saat ia masih mengenyam pendidikan di STP Perikanan. Berasal dari keluarga sederhana, kadang Adrian juga suka merasa minder dengan teman-teman yang lebih berada – termasuk dalam hal berpacaran.

“Itu terjadi tahun 2013, sewaktu masih kuliah. Kalau SD, masalahnya saya tidak tahu [apa itu] pacaran, berbeda dengan yang sekarang,” kenangnya. “Tetapi, yang ditaksir lebih memilih kakak senior daripada saya.”

“Saat itu, Adrian tidak punya apa-apa, lalu minder. Karena setiap izin keluar malam, Adrian tidak pernah mengajak dia ke rumah makan, hanya ke warung pecel lele karena Adrian tidak punya uang. Mama cuma mengirim 250 ribu [rupiah] per bulan, saya bisa apa?”

#6 Jago Main Gitar

Selain mengasah kemampuan di Tigershark Fight Academy, yang sampai saat ini tetap berlokasi di kampusnya itu, Adrian juga gemar memainkan gitar sambil berdendang di sela-sela kesibukannya.

Ternyata, Adrian sudah mengenal alat musik ukulele sejak ia berada di bangku sekolah dasar.

“Saya belajar bermain gitar dari saya masih kelas 3 [SD]. Tepatnya bukan gitar, tetapi ukulele. Nah, kelas 4-5 SD baru saya mahir bermain gitar. Saya belajar dari guru-guru Sekolah Minggu,” cerita Adrian yang merayakan ulang tahunnya tanggal 14 Mei lalu.

Di momen spesialnya itu, Adrian pun mengunggah video dirinya yang mengucap syukur di kapel asramanya. Tak lupa, ia juga memetik gitar yang menjadi instrumen musik andalannya.

#7 Penganan Favorit

Seperti orang-orang lainnya, Adrian juga memiliki sajian favorit. Karena ia bertumbuh besar di Sorong, Papua Barat, selera Adrian tak jauh dari panganan khas Papua.

“Kalau makanan favorit, mama biasa menggoreng pisang, tapi tidak dengan tepung. Mama langsung goreng biasa, dipotong tipis-tipis,” sebutnya. “Terus diminum dengan teh panas setelah membelah kayu atau mengangkat air. Kalau rindu [kampung halaman], mama pasti punya papeda dan nasi kuning.”

Di Timur Indonesia, penganan pisang goreng tanpa tepung memang menjadi ciri khas tersendiri. Malah, warga lokal di sana terbiasa menyantap pisang goreng dengan sambal pedas, begitu pula dengan papeda yang kenyal dan lengket, serta nasi kuning.

#8 Menghindari Petai Dan Jengkol

Lain halnya dengan pisang goreng tanpa tepung, Adrian sangat menghindari beberapa jenis makanan, terutama petai dan jengkol, yang memang seringkali tak disukai karena baunya.

“Petai dan jengkol saya tidak suka. Kalau durian, Adrian bisa makan, tapi tidak bisa lebih dari 6 atau 7 biji. Saya tidak bisa banyak-banyak,” Adrian menjelaskan.

Tidak hanya petai dan jengkol, Adrian juga kurang suka dengan makanan yang terasa asing di lidah, contohnya seperti hidangan bernama kimchi dari Korea. Ia pun mengatakan bahwa, “Kalau pertama mencicipi, saya menyantap kimchi yang [dari] Korea itu. Pertama kali saya makan, rasanya juga tidak enak.”

#9 Dekat Dengan Reptil

Hal yang satu ini mungkin menjadi momok bagi banyak orang di berbagai belahan dunia. Namun, sebagai putra yang besar di alam Papua, Adrian memang dikenal memiliki semangat baja dan adalah seorang pemberani. Soal binatang misalnya, Adrian mengaku tidak pernah takut dengan buaya atau ular – tidak seperti layaknya sebagian besar orang.

“Adrian tidak takut. Saya dulu juga memelihara ular. Dulu, saat saya masih kecil, saya suka sekali menangkap ular atau menangkap buaya. Dulu saya di Papua begitu,” katanya sambil tertawa.

#10 Memiliki Lisensi Menyelam

Mengenyam pendidikan di bidang perikanan tentu tak akan lengkap tanpa berbicara tentang olahraga selam, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘diving’. Hal ini juga menjadi sebuah keahlian khusus yang wajib dikuasainya, dimana ia harus memiliki lisensi khusus.

“Saya pernah [ikut diving]. [Saat masih di sekolah] perikanan, saya sering dipanggil untuk menemani orang [menyelam] di Kepulauan Seribu,” katanya. “Dari dulu, guru saya sangat menyukai itu. Saya memiliki dua pelatih, dimana mereka sangat suka berada di alam, suka camping.”

Namun, karena kesibukannya berlatih, ia harus menunda kegemarannya ini untuk sementara waktu. Ia kini terfokus untuk tetap berada dalam kondisi terbaiknya untuk menyambut laga yang akan berlanjut setelah ONE Championship kembali menggelar ajangnya setelah pembatasan sosial yang diberlakukan dalam masa pandemi COVID-19 ini.

“Nanti baru mau ikut pelan-pelan lagi. Kalau sudah mendapatkan uang, [saya akan ikut menyelam] lagi,” pungkasnya.

Baca juga: 13 Hal Yang Anda Tidak Ketahui Tentang Muhammad Aiman

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50