Minowa Miliki ‘Gaya Untuk Kalahkan Brooks’ Dan Beberapa Cara Lain

Hiroba Minowa Alex Silva FISTS OF FURY III 1920X1280 39

Atlet sensasional Jepang Hiroba Minowa muncul sebagai salah satu seniman bela diri campuran muda yang paling menjanjikan dalam disiplin ini – dan ia dapat meraih kesempatan berikut dalam Kejuaraan Dunia ONE Strawweight dengan penampilan meyakinkan akhir minggu depan.

Penantang peringkat keempat strawweight ini akan berusaha mendekati perebutan gelar itu saat melawan atlet peringkat ketiga asal Amerika Serikat, Jarred “The Monkey God” Brooks, di laga pembuka kartu utama ONE: ONLY THE BRAVE, yang tayang secara langsung dari Singapore Indoor Stadium, Jumat, 28 Januari.

Japanese MMA fighter Hiroba Minowa squares off against Filipino MMA fighter Lito Adiwang at ONE: INSIDE THE MATRIX III

Saat Minowa memulai karier bela diri campuran profesionalnya pada usia 17 tahun, jelas bahwa dirinya memiliki potensi yang sangat luar biasa. Dan setelah beberapa tahun menjalaninya, ia pun membuktikan hal itu.

Warga Saitama ini merebut gelar Juara Shooto Strawweight, merangkum catatan rekor impresif 13-2, dan belum pernah terkena penyelesaian dalam kariernya.

Selain itu, ia menikmati pencapaian sempurna bersama ONE Championship, dimana ia mengalahkan penghancur asal Filipina Lito “Thunder Kid” Adiwang dan penantang peringkat kelima strawweight Alex “Little Rock” Silva via keputusan terbelah (split decision).

Namun, Minowa mengetahui bahwa pertarungan terberatnya akan hadir pada 28 Januari.

Brooks menggunakan kemampuan gulat yang dominan, striking keras dan kelihaian dalam submission untuk melaju dengan catatan rekor 17-2 (1 NC), dimana ia pun mencetak pernyataan tegas dalam debutnya di ONE lewat sebuah submission atas Adiwang via arm-triangle choke pada ronde kedua laga mereka di bulan Oktober 2021.

Jelang laga terbesar dalam kariernya ini, Minowa berbicara pada ONEFC.com/id tentang kesuksesan awalnya, pemikirannya tentang Brooks, dan mengapa dunia akan melihat lebih banyak penantang Jepang yang akan memasuki perebutan gelar Juara Dunia pada tahun 2022 ini.

ONE Championship: Anda hanya berusia 23 tahun dan sangat sukses sejak debut profesional anda pada usia ke-17. Bagaimana rasanya meraih kesuksesan seperti itu sejak masih muda?

Hiroba Minowa: Terkait itu, tak peduli olahraga apa yang anda jalani, namun para remaja yang meraih medali di Olimpiade [dan berbagai kompetisi lainnya].

Walau saya menjadi juara [Shooto] di usia semuda itu, saya menjalani MMA selama hampir 10 tahun. Itu bukan karena saya lebih awal memulai, namun saya kira MMA sedikit tertinggal dari olahraga lainnya.

Saya kira akan ada lebih banyak juara remaja lainnya di masa depan. Bela diri campuran adalah olahraga yang sangat spesial. Fakta bahwa saya ada di sini sekarang bukanlah sesuatu yang luar biasa, namun tren yang berdasarkan waktu.

Jika anda hanya melihat Shooto, ada petarung yang lebih muda dari saya. Waktu untuk itu telah tiba.

Faktanya, kita membutuhkan perubahan generasi. Jika anda melihat seni bela diri sebagai olahraga pada umumnya, saya mengira usia para petarung [di sini] lebih tua. Di masa lalu, petarung MMA masuk ke disiplin ini setelah mereka selesai bergulat atau bertinju atau [menjalani seni bela diri lainnya].

Kini, terdapat lebih banyak petarung lagi yang ingin melakukan MMA dari awal. Adalah beban berat jika mengatakan bahwa saya membuka jalur itu, namun saya merasa sayalah pemimpin dari para petarung muda.

ONE: Anda memenangkan dua laga pertama di ONE, atas Lito Adiwang dan Alex Silva, via keputusan terbelah, namun beberapa kritikus menganggap hasil itu berbeda. Bagaimana tanggapan anda?

HM: Jika anda hanya melihat laga Adiwang, itu nampak seperti saya menang sangat tipis. Itu mungkin terlihat seperti saya kalah di mata penonton. Saya kira itulah makna keputusan terbelah tersebut. Itu bukan cara yang tepat mengatakan anda belum menang melawan petarung yang telah melakukannya dua atau tiga kali.

Minowa adalah petarung yang dapat menang dalam [keputusan] terbelah itu, betul? Mereka yang mengatakan itu hanya berkata bagi dirinya sendiri. Kemenangan adalah kemenangan.

ONE: Apakah anda merasa wajib mendapatkan kemenangan dominan untuk membungkam kritik itu?

HM: Hal pertama adalah untuk menang. Saya berencana untuk menang. Dan saat saya harus menyelesaikan, saya akan melakukannya. Itu adalah perasaan yang sama, seperti biasanya.

ONE: Mari berbicara tentang laga anda dengan Jarred Brooks. Apakah kekuatan dan kelemahannya, dan dengan cara apakah anda mengira kemampuan anda lebih baik?

HM: Kekuatannya adalah kemampuan gulat dan pengendalian tubuhnya [body control]. Kekuatan penyelesaian dalam kemenangannya atas Adiwang itu luar biasa. Kemampuan takedown-nya juga hebat. Itu kesan pertama saya.

Terkait perbandingan antara Adiwang dan Brooks, saya kira Adiwang tak dapat memenangkan [laga mereka]. Di sisi lain, gaya saya dapat bekerja dengan baik melawan atlet seperti Brooks jika saya melakukannya. Jika ada gaya untuk mengalahkan Brooks, itu adalah gaya Minowa.

Yang lebih baik dari saya adalah kemampuan bela diri campuran saya. Jika anda melihat gulat, grappling, striking dan kekuatan fisik secara terpisah, ia mungkin lebih baik dari saya. Namun saya lebih kuat dalam kemampuan saya memadukan mereka dan memastikan itu bekerja bersama.

Jika anda menonton dua laga terakhir saya, anda akan melihat itu.

Sebagai tambahan dari kemampuan newaza [pertarungan ground] saya, saya kira saya lebih kuat dalam striking, melepaskan diri dan memukul, serta berbagai kombinasi teknik lain. Terkait bela diri campuran, saya kira saya petarung yang lebih baik.

ONE: Brooks adalah pria yang emosional, yang terlihat dari wawancara seusai laga setelah ia mengalahkan Adiwang. Apakah anda merasa emosi ini dapat menjadi kelemahannya?

HM: Itu dapat menjadi kelemahan atau kekuatan. Saya kira itu tergantung pada apakah ia dapat mengendalikan emosinya atau tidak. Saya mencoba untuk tidak emosional. Dan saat saya melakukan itu, saya akan mencoba mengendalikannya. Saya tak bertarung tanpa emosi, namun saya kira saya secara relatif cukup tenang.

ONE: Anda dan Brooks mengalahkan Adiwang, namun ia mencetak penyelesaian. Apakah anda terganggu dengan fakta bahwa beberapa orang merasa Brooks tampil lebih impresif dalam laga itu?

HM: Jika itu dikatakan oleh penggemar, saya kira itu adil. Jika itu datang dari orang-orang di dalam seni bela diri, itu bodoh. Anda mempelajari saya dalam laga saya [dengan Adiwang] sebelum anda melawannya. Satu hal yang bagus dari Brooks dalam laga ini [bersama Adiwang adalah mempertahankan] jaraknya. Saya mengeksplorasi itu dalam laga saya dengannya.

Maaf jika saya harus mengatakan ini pada Adiwang, tetapi kapan pun ia nampak mendapatkan momentum, ia tidak mengayunkan pukulannya. Saat saya keluar [dari jarak serang], ia mengayunkan balasan. Brooks mempelajari itu dengan baik, menandingi jegalan Adiwang dan menyeretnya ke bawah.

Dan sejujurnya, saya merasa bahwa Brooks mampu menang karena ia melihat laga saya dan dapat mempelajari itu. Maka, saya ingin berkata pada petarung yang melawan Adiwang [di masa depan], berterima kasihlah pada saya.

ONE: Apakah anda mengira pemenang laga ini layak mendapatkan kesempatan berikutnya melawan Juara Dunia ONE Strawweight Joshua Pacio?

HM: Saya kira sang pemenang akan layak melawan Pacio. Jika kita berbicara tentang gelar, kamilah penantangnya.

ONE: Bagaimana anda melihat laga ini akan berakhir?

HM: Ada beberapa cara, namun saya kira saya akan menang melalui ippon [submission] pada ronde ketiga. Saya kira saya akan menang via keputusan terbelah, bahkan jika saya mengalami kesulitan. Jika ada keberuntungan yang terlibat, saya mungkin menang via KOI. Saya mungkin dapat menang dengan ippon pada ronde pertama.

Hiroba Minowa fights Jarred Brooks at ONE: ONLY THE BRAVE on 28 January

ONE: Ayaka Miura baru-baru ini menantang gelar Juara Dunia, dan Yuya Wakamatsu akan melawan Adriano Moraes untuk sabuk emas flyweight di ONE X, Maret ini. Bagaimana perasaan anda melihat para kompatriot anda mendapatkan perebutan gelar Juara Dunia?

HM: Ini adalah kebangkitan dari Jepang. Jika dibandingkan, ada banyak petarung Jepang yang pernah bergabung bersama ONE dan hampir merebut gelar itu. Namun mereka tak mendapatkannya. Atau, mereka merebutnya dan kehilangan itu.

Lebih banyak lagi [atlet] Jepang yang akan muncul dari bawah dan menantang gelar itu, maka saya kira kita akan melihat serbuan perebutan gelar dengan atlet Jepang tahun ini.

Baca juga: Jarred Brooks Katakan Minowa Akan Bertemu Dengan ‘Kakak Tertua’

Selengkapnya di Berita

John Ghazali X Nguyen Tran Duy Nhat
Marat Grigorian Sitthichai Sitsongpeenong ONE 165 50 scaled
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 39
Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 98 scaled
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 61 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled
StampFairtex DeniceZamboanga 1200X800
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 6
Jacob Smith Walter Goncalves ONE Fight Night 17 22 scaled