Joshua Pacio Ungkap Mengapa Ia Dapat Sebut Dirinya ‘Juara Dunia’

Joshua Pacio defeats Rene Catalan at ONE MASTERS OF FATE D4X_3022

Joshua “The Passion” Pacio meyakini bahwa ia akhirnya layak menyebut dirinya sebagai seorang Juara Dunia setelah mengalahkan Rene “The Challenger” Catalan di ajang ONE: MASTERS OF FATE.

Terdapat keyakinan yang telah lama berada di dalam olahraga tarung, bahwa seorang atlet tidak dapat mengklaim dirinya sebagai juara ‘sejati’ sampai mereka telah mempertahankan sabuk mereka, dan bintang Team Lakay ini mencapai hal tersebut pada hari Jumat, 8 November.

Dalam laga bersejarah antara bintang Filipina di Mall Of Asia Arena ini, pria berusia 23 tahun ini mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight melalui submission pada ronde kedua.

Pacio sangat senang melihat hasil ini setelah mengalami kekecewaan saat kehilangan sabuk emas dalam masa kejayaan perdananya, dan enam bulan latihan keras yang dijalani sejak ia mendapatkan penebusan saat melawan Yosuke “The Ninja” Saruta dalam ajang ONE: ROOTS OF HONOR.

“Segala sesuatu yang dapat saya katakan adalah bahwa seluruh pengorbanan dan kerja keras itu terbayar bagi kami,” tegasnya.

“Saya adalah seorang Juara Dunia saat ini. Saya merasakannya sekarang karena saya telah mempertahankan gelar itu. Setelah kemenangan ini, saya akan kembali dari awal dan semoga saya dapat mempertahankan gelar saya segera.”

Pacio beraksi dominan pada ronde kedua kontes tersebut dengan kompatriotnya, karena ia mengambil kendali di ranah ground dan secara sabar bekerja menuju posisi penyelesaian.

Kesuksesan atlet muda ini tidak datang tanpa kesulitan. Pada ronde pertama, ia harus bertahan dari apa yang terlihat seperti kuncian kaki berbahaya dari rivalnya.

Namun, “The Passion” mengaku bahwa ia tidak pernah berada dalam kondisi yang sangat berbahaya dari teknik submission itu, dan ia tidak mengalami dampak apapun yang akan mencegahnya untuk segera kembali beraksi.



“Itu tidak terlalu erat. Tidak ada cedera dan saya berharap untuk kembali pada tanggal 31 January,” tambahnya.

Gelaran perdana ONE Championship pada tahun 2020 di ibukota Filipina akan diselenggarakan pada tanggal tersebut, dan jika sang penguasa divisi ini memiliki kesempatan untuk membawa bendera bagi tim dan negaranya saat itu, ia akan memiliki kesempatan untuk melanjutkan prosesnya membangun diri setelah beberapa hasil yang mengecewakan.

Bulan lalu, dua rekan berlatihnya menderita kekalahan menyakitkan di ajang ONE: CENTURY, tetapi mereka tidak berkubang dalam kesedihan, melainkan kembali ke sasana untuk saling membantu demi mencapai kemenangannya.

Dengan meraih hasil luar biasa di panggung dunia, Juara Dunia muda ini berharap bahwa ia telah membantu sasana di Baguio ini mengakhiri tahun 2019 pada tingkatan yang baik, serta memasuki tahun yang baru dengan keyakinan tinggi.

“Apa yang terjadi terhadap kami di Jepang itu menyakitkan. Saya masih membawanya, namun rekan-rekan satu tim saya memberi motivasi untuk meraih kemenangan ini bagi mereka,” katanya.

“Saya berterima kasih pada kuya Kevin [Belingon, untuk bantuan dan inspirasinya]. Saya belum dapat mengalihkan diri dari malam itu di Jepang, tetapi pada akhir tahun, kami berbahagia.”

Baca juga: Apa Langkah Selanjutnya Dari Para Pemenang Di ONE: MASTERS OF FATE?

Selengkapnya di Berita

Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55