Petchdam: ‘Tiap Kemenangan Mendekatkan Saya Pada Perebutan Gelar’

Petchdam Petchyindee Academy ONE FIRE FURY DA 3134

“The Baby Shark” Petchdam Petchyindee Academy tengah bersiap untuk memburu kembali gelar Juara Dunia setelah berada dalam jalur kemenangan pada ajang ONE: FIRE & FURY, Jumat, 31 Januari silam.

Mantan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing tersebut mengalahkan Kohei “Momotaro” Kodera dalam laga Muay Thai sengit di Manila, Filipina. Namun ia mengakui bahwa sang rival asal Jepang tersebut memiliki pertahanan yang sukar ditembus.

Meski pada akhirnya ia berhasil mencari celah dan menang lewat putusan mayoritas juri (majority decision), gaya unik yang ditampilkan “Momotaro” sempat membuatnya kesulitan

Sempat berlangsung sengit, "The Baby Shark" 🦈 akhirnya raih kemenangan atas Momotaro!

Sempat berlangsung sengit, "The Baby Shark" 🦈 akhirnya raih kemenangan atas Momotaro!

Posted by ONE Championship Indonesia on Friday, January 31, 2020

“Dia petarung yang sulit dihadapi. Dia kerap berganti kuda-kuda dan [serangannya] mengenai saya beberapa kali. Dia masuk dan keluar, sehingga menyulitkan bagi saya untuk mencari momen yang tepat,” jelas Petchdam.

“Saya rasa serangan saya jauh lebih tajam dan telak. Saya mendorong mukanya dan saya juga lebih aktif [bergerak].”

Meski laga tersebut berlangsung dalam peraturan Muay Thai – yang tentunya lebih menguntungkan “The Baby Shark,” Petchdam membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mampu membaca dan menyesuaikan diri dengan irama yang dibawa “Momotaro.” Pasalnya, atlet asal Jepang ini tidak memperagakan gaya Muay Thai tradisional seperti umumnya.

Atlet asal Oguni Gym tersebut sangat lincah dan mampu mengontrol jarak pada ronde pertama, seolah ia telah menerapkan rumus yang tepat untuk mengalahkan Petchdam. Atlet asal Thailand tersebut terpaksa harus beradaptasi dan meningkatkan intensitas serangan demi tampil dominan dalam laga.



“Bertarung di atas Circle terasa sangat berbeda. Itu sangat besar. Dia tidak berdiri di depan saya seperti halnya dalam [laga] Muay Thai, dan memilih untuk bergerak kesana kemari,” jelas Petchdam.

“Saya merasakan banyak tekanan, dan tak merasa nyaman untuk banyak menyerang. Tetapi saya pikir saya tetap menampilkan performa yang baik pada ronde pertama. Ketika ronde pertama berakhir, [pelatih] di pojok mengatakan bahwa saya harus memenangi ronde kedua – pergerakan saya harus semakin cepat dan tetap sibuk. Saya berujar dalam hati, ‘bagaiamana cara mengalahkannya?'”

Atlet berusia 21 tahun asal Ubon Ratchathani kembali memfokuskan diri pada laganya dan menyerang lewat tendangan kaki kiri untuk melemahkan pertahanan “Momotaro”. Hal tersebut membuat kepercayaan diri Petchdam tumbuh. Dengan serangan lutut keras pada posisi clinch, ia mengakhiri laga dalam posisi dominan dan meninggalkan kesan yang baik di mata para juri untuk meraih kemenangan lewat putusan. 

“Saya merasa lebih nyaman memasuki ronde kedua. Saya jadi lebih mampu untuk membaca [gerakannya] dan menyerang dengan waktu yang lebih pas. Dari pojok saya mendengar bahwa saya telah memenangi ronde kedua, tetapi mereka meminta saya untuk lebih sibuk dan agresif pada ronde ketiga,” tuturnya.

“Saya melaju kedepan dan membuatnya untuk lebih terlibat [dalam duel]. Saya mendaratkan beberapa tendangan dengan nyaman, tapi tetap tidak menganggap remeh dirinya. Dia masih terus melemparkan pukulan, dan mengenakan sarung tinju yang lebih tipis mengakibatkan kesalahan semakin mungkin terjadi.”

Former ONE Flyweight Kickboxing World Champion Petchdam Petchyindee Academy whips a body kick at Momotaro

Kemenangan ini merupakan yang kelima bagi Petchdam dalam ajang ONE Super Series. Satu-satunya noda dalam rekornya di panggung global adalah kekalahannya atas Ilias “Tweety” Ennahachi yang membuatnya kehilangan sabuk Juara Dunia.

Meskipun nampak lebih nyaman sekembalinya berlaga di “seni delapan tingkai,” atlet asal Petchyindee Academy ini mengungkapkan bahwa fokus utamanya adalah untuk mencari penebusan dalam ranah kickboxing.

“Laga ini penting karena saya ingin mendapatkan kembali gelar saya. Setiap kemenangan membawa saya lebih dekat pada laga perebutan gelar juara,” tutur Petchdam.

“Setelah laga ini, saya ingin kembali [berlaga] di kickboxing. Saya baru memulai kickboxing. Ini merupakan tantangan baru bagi saya. Tujuan saya adalah untuk merebut kembali gelar Juara Dunia kickboxing dan menjadi juara kembali!”

Baca Juga: 5 Sorotan Terbaik Dari Ajang ONE: FIRE & FURY

Selengkapnya di Berita

Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65