Mikey Musumeci Ingin Tunjukkan ‘Apa Yang Diwakili Jiu-Jitsu’, Raih Submission Atas Shinya Aoki

Mikey Musumeci Jarred Brooks ONE Fight Night 13 49

Pada 7 Oktober waktu Asia, di ONE Fight Night 15: Tawanchai vs. Superbon, penguasa divisi flyweight submission grappling Mikey Musumeci akan menghadapi tantangan terberatnya di ONE.

Disiarkan di jam tayang utama A.S., pria yang dikenal sebagai “Darth Rigatoni” ini akan melawan mantan Juara Dunia ONE Lightweight MMA Shinya “Tobikan Judan” Aoki, dengan selisih berat badan lebih dari 30 pound, dalam aksi openweight submission grappling yang menarik perhatian penggemar global itu.

Dianggap sebagai salah satu pencetak submission paling berbahaya yang pernah berkompetisi dalam MMA, Aoki memang tak asing dengan skena grappling elite, dimana ia sebelumnya juga berkompetisi di beberapa Kejuaraan Dunia ADCC yang prestisius, serta tiga laga khusus ground di ONE.

Dalam aksi submission grappling terbarunya, legenda Jepang ini menahan Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo – salah satu grappler pound-for-pound terbaik dunia – selama 10 menit penuh dalam laga ronde tunggal mereka.

Aksi tersebut membuktikan sesuatu bagi Musumeci – yang juga adalah grappler terbaik dalam divisi mana pun – bahwa ia akan menghadapi ujian yang sangat sulit dari Aoki.

Petarung Amerika ini berkata pada onefc.com/id:

“Kade Ruotolo, sang juara 170 pound, melawannya dan tak dapat menyelesaikan. Lalu, saya akan naik divisi dan melawan pria yang tak dapat diselesaikan oleh sang juara. Shinya adalah pria yang sulit dihentikan, maka itu akan menjadi pertandingan yang sangat menarik.”

Tak pernah menolak tantangan baru, “Darth Rigatoni” termotivasi oleh perbedaan ukuran tubuh antara dirinya dan Aoki.

Sebagai hal paling mendasar, Brazilian Jiu-Jitsu itu tentang menggunakan mekanisme dan posisi tubuh yang tepat untuk mengatasi perbedaan kekuatan terbesar sekali pun – sesuatu yang ingin ditunjukkan oleh atlet berusia 27 tahun ini di Bangkok:

“Saya berada dalam jalur ini, dimana saya ingin memiliki penyelesaian paling teknis semampu saya, dimana saya menggunakan tubuh saya semaksimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang saya butuhkan untuk menghentikan pria yang lebih besar dari saya.”

“Maka, itu jelas menjadi teka-teki bagi saya, dan itu jelas membuat ini seperti eksperimen sains yang keren. Akankah mekanisme submission saya cukup efisien untuk menghentikan pria yang lebih besar dari saya seperti Shinya?”

Tujuan utama Musumeci adalah mengembangkan disiplin submission grappling dan jiu-jitsu, maka laga dengan “Tobikan Judan” ini menjadi kesempatan luar biasa untuk menampilkan esensi sejati dari disiplin bela dirinya.

Pria asal New Jersey ini berkata:

“Saya kira saya mampu untuk benar-benar menunjukkan seni dari jiu-jitsu saat saya berkompetisi, dan itulah yang ingin saya tunjukkan dalam laga ini.”

“Dan, saya ingin menunjukkannya saat melawan pria yang lebih besar, dimana inilah yang diwakili oleh jiu-jitsu – untuk dapat mengalahkan seseorang yang lebih besar dari anda.”

Musumeci Sebut Butuh Mekanisme Sempurna Untuk Kunci Aoki

Mikey Musumeci memang tak pernah puas dengan meraih kemenangan melalui keputusan juri. Bagi dirinya, segala sesuatu yang kurang dari sebuah submission akan menjadi kegagalan.

Melawan veteran berpengalaman seperti Shinya Aoki, superstar BJJ ini melihat bahwa untuk mencetak penyelesaian – baik dari “Mikey Lock” andalannya, rear-naked choke klasik, atau apa pun itu – akan menjadi tugas yang sangat sulit.

Namun, selama beberapa tahun terakhir, sejak ia beralih fokus dari gi jiu-jitsu ke submission grappling no-gi, Juara Dunia IBJJF Black Belt lima kali ini menempatkan perhatian khusus pada mekanisme penyelesaiannya.

Ia menjelaskan:

“Kemampuan teknis saya dalam mencetak submission, itulah yang saya asah dengan sangat keras dalam no-gi saat saya bertransisi. Tahun 2021 itu seperti tahun pertama saya berkompetisi di no-gi.”

“Maka, sudah hampir dua tahun saya berusaha sangat keras dalam no-gi, dan ya, itu jauh berbeda dari gi, karena anda harus menyempurnakan mekanisme penyelesaian untuk menghentikan orang-orang.”

Kerja keras Musumeci memang terbayar, karena ia mencetak sepasang penyelesaian dalam dua laga Kejuaraan Dunia ONE Flyweight Submission Grappling dalam jarak dekat.

Namun, Aoki memang belum pernah terhentikan sekali pun dalam 58 laga profesional MMA-nya.

Karena kemampuan bertahan yang sangat lihai dari ikon Jepang ini, serta keunggulan berat badannya dalam pertandingan ini, “Darth Rigatoni” meyakini bahwa sebuah submission pada 7 Oktober akan menjadi penyelesaian terbesar dalam perjalanannya.

Musumeci menambahkan:

“Itu akan menegaskan banyak hal tentang mekanisme penyelesaian saya dan bagaimana itu tepat sasaran, anda tahu, bahwa saya secara teknis tepat sasaran dengan mekanisme penyelesaian saya. Karena, sekali lagi, saya tak memiliki keunggulan kekuatan melawan Shinya.”

Selengkapnya di Berita

Petsukumvit Duangsompong
Capitan Petchyindee Hiroki Akimoto ONE X 1920X1280 59
Dmitry Menshikov Mouhcine Chafi ONE Fight Night 17 17 scaled
Oh Ho Taek Akbar Abdullaev ONE Fight Night 8 34
Rungrawee Sitsongpeenong Shakir Al Tekreeti ONE Fight Night 18 21 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 22 scaled
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 67
Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE 166 14 scaled
Bianca Basilio Tammi Musumeci ONE Fight Night 8 12
Nong O Hama Nico Carrillo ONE Friday Fights 46 24 scaled
Jaosuayai Sor Dechapan Petsukumvit Boi Bangna ONE Friday Fights 46 96 scaled
Josue Cruz Walter Goncalves ONE157 1920X1280 31