Mengapa Jihin Radzuan Hampir Menangis Dalam Debutnya

Jihin Radzuan IMG_6275

Saat ia melangkah keluar di hadapan para penonton tuan rumah di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam laga perdananya di ONE Championship, Jihin “Shadow Cat” Radzuan hampir saja menangis.

Atlet berusia 19 tahun ini memimpikan momen seperti ini, namun tak ada yang dapat mempersiapkannya saat dirinya benar-benar melangkah ke atas panggung dengan ribuan penggemar yang meneriakkan namanya di ONE: VISIONS OF VICTORY pada Maret 2018.

Beberapa detik sebelum ia melangkah keluar dan hampir meneteskan air mata, Radzuan mengingat apa yang pelatihnya katakan di belakang panggung dan ia pun memaksa dirinya untuk tetap tenang demi momen terbesar dalam hidupnya itu.

“Saya hampir saja menangis saat itu, namun saya selalu mengingat apa yang pelatih saya [mantan atlet ONE Melvin Yeoh] katakan di belakang panggung, ‘Apapun yang kamu lakukan, jangan menangis’,” katanya.

Sementara “Shadow Cat” menjadi salah satu prospek paling menjanjikan dari negaranya dan memiliki pengalaman bertanding yang cukup banyak, ia masih merasa gugup saat memasuki arena kompetisi milik organisasi bela diri terbesar di dunia ini untuk pertama kalinya.

Namun, lebih dari segalanya, adalah rasa bangganya memberi emosi berlebih saat ia bersiap mewakili negaranya di hadapan jutaan mata di seluruh dunia.

“Arenanya memang sangat besar, stadion yang besar, dan saya sedikit gugup saat berjalan ke Circle,” kata Radzuan.

“Saya menanganinya dengan cukup baik. Saya sangat bangga menjadi warga Malaysia dan mewakili Malaysia. Saya adalah petarung wanita ketiga Malaysia di ONE Championship. Saya bangga akan itu.”



Saat ia memasuki Circle, Radzuan mampu membebaskan diri dari ketegangannya demi bersiap menangani pertarungan di hadapannya, walau ia menghadapi pesaing yang tangguh.

Malam itu, ia melawan atlet India Puja “The Cyclone” Tomar, yang jauh lebih berpengalaman dalam bela diri campuran dan berlatar belakang wushu dengan berbagai kemenangan dan sebuah gelar nasional.

Jihin meyakini bahwa dirinya dapat meraih keunggulan dengan strategi yang direncanakan, namun ia mengakui bahwa ia sedikit gugup melihat kemampuan lawan.

“Saya dan pelatih saya berencana untuk tetap berdiri dan bertukar serangan, namun akhirnya bukan itu yang kami lakukan,” kenangnya.

“Seperti yang diketahui banyak orang, tendangan sampingnya sangat bagus dan saya mencoba menghindari serangan itu. Saya mencoba menyeretnya ke ground dan menghentikannya via armbar, namun ia kuat. Saya berpikir, ‘Ya Tuhan, dia kuat!'”

Jihin Radzuan VII_0377.jpg

Terlepas dari kesulitannya itu, Radzuan tetap tenang saat di sudutnya berkat saran yang baik dari timnya di Ultimate MMA Academy, Johor Baru, di antara ronde-ronde pertandingan itu.

Ia berkata bahwa Yeoh membuatnya terfokus pada game plan baru di saat itu dan menunjukkan kedewasaan yang jauh di atas usianya, serta determinasi untuk beradaptasi dan meraih kemenangan pada paruh stanza kedua.

“Ia berkata kepada saya untuk beralih ke ground pada ronde kedua,” katanya.

“Saat saya menjebaknya dengan triangle, saya seperti, saya harus menyelesaikan ini. Saya tak ingin terus pergi ke ronde ketiga. Saya bertahan dan ia tap-out.”

Segera setelah Tomar menyerah, Axiata Arena pun meledak. Saat wanita ini mendengar namanya diumumkan sebagai pemenang, ia terlihat menahan tangis – namun kali ini tangis itu sarat dengan kebahagiaan.

Pahlawan Malaysia ini tak lagi dapat menyembunyikan emosinya saat ia mendapatkan dukungan dari kompatriotnya, namun secara mengejutkan, tak lama kemudian ia mampu mengembalikan fokusnya.

Jihin "Shadowcat" Radzuan celebrates her win against Puja Tomar

Segera setelah keluar dari arena, cara berpikir Radzuan pun berubah sepenuhnya. Daripada mengizinkan dirinya untuk kembali bersantai, ia mulai memikirkan apa pun hal yang salah dan apa yang ia butuhkan untuk berkembang sebelum ia mempersiapkan dirinya kembali ke dalam Circle.

“Saya tidak begitu puas dengan penampilan saya,” akunya.

“Saya kira saya dapat melakukan lebih baik lagi. Kami mengetahui itu akan diperbaiki di pertandingan berikutnya.”

Hal ini nampak sedikit lancang, namun itulah alasan mengapa ia terus berkembang. Karena, walau ia baru berusia 21 tahun, “Shadow Cat” sudah menjadi salah satu atlet wanita terelit di “The Home Of Martial Arts” dan inspirasi bagi para penggemarnya.

Baca juga: Agilan Thani Bawa Kemampuannya Ke Tingkatan Baru Di Luar Malaysia

Selengkapnya di Berita

Hannah Brady Natalia Diachkova ONE Friday Fights 32 40
MasaakiNoiri Champ 1200X800
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee