Joshua Pacio Ungkapkan Alasan Mengapa Perebutan Gelar Ini Akan Berbeda

Joshua Pacio DC 8751

Belum pernah ada pertandingan terbesar yang mempertemukan dua atlet terbaik Filipina sepanjang sejarah seni bela diri campuran selain dalam laga utama ONE: MASTER OF FATE.

Hari Jumat, 8 November. Joshua “The Passion” Pacio akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight melawan Rene “The Challenger” Catalan dalam laga bersejarah bagi negara mereka.

Laga ini akan mengambil tempat di Mall Of Asia Arena, Manila Filipina, dimana stadion ini akan dipenuhi oleh ribuan orang, sementara jutaan lainnya akan menonton aksi dari dua perwakilan tim terbaik negara itu.

“Saya senang dengan pertandingan ini. Laga ini akan memperlihatkan bahwa bela diri campuran di Filipina tetap bertumbuh,” ungkap Joshua.

“Bagi saya, adalah sebuah keistimewaan besar menjadi bagian dari laga bersejarah ini, saat dua atlet Filipina akan berhadapan untuk gelar Juara Dunia – dan saya akan melawan atlet veteran. Tentunya saya juga sangat senang dapat berlaga kembali di Filipina.”

Perwakilan Team Lakay ini berkembang menjadi atlet terbaik divisi strawweight dalam setahun terakhir dengan sepasang kemenangan impresif dalam perebutan gelar Juara Dunia, namun lawannya kali ini mungkin akan menjadi ancaman terbesar bagi dirinya.

Catalan Fighting System (CFS) dikenal sebagai salah satu sasana terbaik yang menghasilkan atlet wushu Filipina – dengan dua gelar Juara Dunia dan sebuah medali emas Asian Games milik Rene – dimana ia juga selalu menampilkan performa luar biasa di dalam Circle setelah beradaptasi dengan olahraga baru ini.

Walau atlet kelahiran 40 tahun silam ini gagal merebut kemenangan dalam tiga laga pertamanya bersama “The Home Of Martial Arts,” namun ia  berhasil merebut enam kemenangan beruntun sejak itu – termasuk sebuah TKO dalam ronde pertama atas mantan Juara Dunia Yoshitaka “Nobita” Naito yang ditaklukkan Joshua setelah lima ronde – serta merebut kesempatan perebutan gelar.

“The Passion” menonton laga tersebut dengan baik dan memahami apa yang akan dihadapinya.



“Saya kira kami berdua berimbang. Latar belakang sanda milik Rene sangatlah kental, sementara ia berhasil mempertajam kemampuannya di ranah gulat dan grappling,” ungkapnya.

“Saya sangat terkesan atas apa yang ia lakukan dengan [Yoshitaka] Naito. Ia menghentikan takedown [Yoshitaka] dan menang melalui stoppage. Kita semua melihat bagaimana ia berkembang, dan ia berhasil merebut enam kemenangan beruntun. Rene jelas [menjadi penantang yang layak].”

Terlepas dari perjalanan Rene menjadi penantang teratas, terdapat keraguan apakah Rene akan menghadapi salah satu rekan senegaranya demi sabuk emas itu.

Dibutuhkan motivasi tambahan dari para kritik sebelum Rene mengambil tantangan ini, namun Joshua tidak pernah ragu untuk menerima laga ini.

Atlet berusia 23 tahun dari Baguio ini hanya ingin menghadapi atlet teratas untuk memastikan statusnya sebagai salah satu atlet terbaik di dunia. Itu hanya berarti “The Challenger” akan menjadi target selanjutnya, namun ia tidak memiliki kebencian sedikitpun terhadap lawannya ini.

“Saya membaca komentar tentang bagaimana para penggemar kecewa akan laga antara dua atlet Filipina, namun ini hanyalah olahraga. Tentunya, anda dapat melihat penghormatan kami berdua,” ungkap “The Passion.”

“Saya menghormati Rene Catalan. [CFS] adalah pelopor. Mereka mewakili negara ini berkali-kali. Mereka telah ada di sana bahkan saat saya belum belajar bagaimana cara memukul.”

“Namun, ini adalah seni bela diri campuran dan saya harus membuktikan bahwa saya pantas memegang sabuk, maka saya akan melakukan segalanya untuk mempertahankan gelar Juara Dunia ini.”

“The Passion” bertekad membuktikan diri karena ia sempat gagal mempertahankan gelarnya untuk pertama kali pada awal tahun ini.

Pada bulan Januari, Joshua gagal dalam usaha perdananya mempertahankan sabuk emas melawan Yosuke “The Ninja” Saruta. Walau ia berhasil menebus kekalahan dengan sebuah kemenangan KO paling spektakuler yang pernah terlihat di ONE Circle, ia merasa masih perlu membuktikan diri.

Itulah mengapa “The Passion” telah menjalani latihan intens demi mencapai tingkatan baru dan memastikan ia tidak akan mengalami nasib yang sama seperti sebelumnya.

“Saya sangat senang mendapatkan kesempatan mempertahankan sabuk ini,” katanya.

“Terakhir kali, saya tidak terlalu beruntung dan saya kehilangan [sabuk] itu. Namun kali ini, saya akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya dan masuk ke tahun 2020 dengan momentum kuat.”

“Saya memang meningkatkan latihan saya demi laga ini, dan saya akan menampilkannya pada tanggal 8 November, serta memastikan untuk tetap pulang sebagai Juara Dunia.”

“Satu hal yang pasti, kalian akan melihat kondisi terbaik saya. Sebuah peningkatan, atlet yang memiliki keyakinan dan percaya pada dirinya sendiri.”

Baca Juga: Bagaimana Pelatih Kepala Team Lakay Menangani Para Atletnya

Selengkapnya di Berita

Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55