Cara Regian Eersel Terima Serangan Terbaik Holzken Dan Rebut Emas

Regian Eersel DC 9349

Mungkin terdapat banyak KO menarik di ajang ONE: ENTER THE DRAGON, namun dalam hal penampilan bela diri yang lengkap, sulit untuk melampaui aksi dari Regian “The Immortal” Eersel.

Pria berusia 26 tahun itu menjadi Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing perdana berkat keunggulannya selama lima ronde saat menghadapi ikon bela diri Nieky “The Natural” Holzken.

“Saya merasa hebat, saya senang,” kata Eersel dengan senyuman besar.

“Itu sangat berarti bagi saya. Itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Itu spesial – sayalah yang pertama masuk dalam buku-buku sejarah, dan saya juga pria Belanda pertama yang memenangkan gelar Juara Dunia ONE Championship.”

Holzken masuk sebagai atlet yang lebih berpengalaman dengan lebih dari 100 laga profesional di bawah sabuknya dan berbagai gelar Juara Dunia, namun rekan senegaranya ini tak membiarkan itu mempengaruhinya.

“The Natural” maju dengan keras melalui berbagai tendangan memutar andalannya dan pukulan kuat yang terukur, namun Eersel segera memasuki ritme dan mulai mendikte laju pertandingan ini.

Ia bergerak maju, menggunakan jangkauannya untuk mendaratkan pukulan, serta melepaskan serangan lutut di udara (flying knee).

Regian Eersel DC 9098.jpg

“Saya kira dua menit awal dalam ronde pertama, saya ingin mengetahui apa kemampuannya – untuk merasakan kekuatannya. Setelah itu, laga ini berlangsung sesuai kemauan saya,” jelas “The Immortal.”

“Perasaan saya adalah semua ronde itu berjalan sesuai kemauan saya – mungkin tidak di ronde pertama, namun sangat mengejutkan bahwa ia tak melakukan sebanyak yang saya kira ia akan lakukan.”

“Ia melakukan tendangan memutar dan tendangan tinggi dalam tiap pertarungan, namun jika anda bersiap untuk itu, itu sama sekali tak mengejutkan. Tentu ia melukai saya, namun itu tak cukup kuat untuk menjatuhkan saya.”

Momentum dari perwakilan Sityodtong Amsterdam ini sempat terhenti saat rivalnya mendaratkan serangan ilegal tak disengaja pada ronde kedua, namun ia berdeterminasi untuk tetap menekan Holzken.

Setelah beberapa detik untuk mengatasi rasa sakit, ia kembali menyerang setelah kurang dari satu menit dalam waktu istirahat (injury time). 

Regian Eersel DC 9217.jpg

“Serangan lutut itu mengenai kandung kemih saya, dan tulang keringnya menyentuh protektor saya, dan itulah mengapa saya terjatuh,” jelasnya.

“Saya tahu ia lelah, maka jika saya memberinya waktu pemulihan terlalu banyak, ia akan kembali. Saya hanya berpikir – baik, ayo lakukan, ini bukan pertama kalinya saya terpukul di selangkangan!”

Eersel bertambah kuat selama stanza ketiga, dan memasuki ronde kejuaraan, ia mencetak serangan penentu dalam laga ini.

Sebuah serangan lutut di udara mendarat dengan tepat di dagu “The Natural,” dan ia terjatuh ke atas kanvas untuk menghadapi hitungan wasit.

“Saya memiliki kesempatan sebelumnya, namun ia adalah petarung yang sangat berpengalaman. Saya melihat jika dirinya melakukan pergerakan yang tepat dengan kepalanya dan tinggal diam, saya dapat mengenai sepenuhnya,” jelas Eersel.

“Pada ronde keempat, ia berdiri dan terdiam, maka saya pikir – mengapa tidak? Lontarkan itu. Saya melakukannya, dan ia pun terjatuh.”

Regian Eersel YKT_3493.jpg

“The Immortal” berjuang mendapatkan penyelesaian saat lawannya kembali berdiri, namun Holzken bertahan sampai bel pertandingan dan mengambil nafas untuk bersiap maju pada ronde terakhir. Tetapi, Eersel telah siap menghadapinya.

“Ia memiliki lebih dari 100 laga – dua kali lipat dibandingkan saya. Saya tahu, dan ia pun tahu, bahwa jika dirinya tak kembali dengan kuat, ia akan kalah dalam laga ini,” katanya.

“Saya tahu saat saya mendapatkan waktu istirahat di antara ronde keempat dan kelima – baik, ia akan datang. Ia menyerang saya dengan pukulan ke ulu hati, dan saya menerimanya, namun saya memiliki keteguhan untuk tidak terjatuh karena saya tahu saya akan memenangkan laga saat ronde itu berakhir.”

“Saya tak akan berkata saya ‘bertahan’, namun ronde terakhir itu adalah ronde yang sulit.”

Pria Belanda itu menerima serangan terbaik kompatriotnya, namun ia membalas dengan serangannya sendiri juga – terutama pukulan straight tajam yang telah mengenai sasaran sepanjang malam itu.

Regian Eersel YKT_3498.jpg

Saat bel akhir pertandingan berbunyi, bahasa tubuh dari kedua pria itu menceritakan segalanya. Eersel, dengan bangga, menerima keputusan mutlak dari ketiga juri dan sabuk Kejuaraan Dunia.

Pria asal Amsterdam itu berkata bahwa ia mencurahkan hati dan jiwanya dalam masa persiapan laga ini melawan Juara Dunia berkali-kali itu, maka ia berharap untuk dapat beristirahat sejenak dari sesi latihan untuk dapat memulihkan diri.

Namun, saat ia sudah pulih, ia akan pergi ke mana pun, kapan pun, dan melawan siapa pun untuk mempertahankan gelar Juara Dunia miliknya.

“Saya seorang petarung dan saya gemar bertarung. Tak peduli di mana dan melawan siapa – saya akan ada di sana dan menampilkan laga yang bagus,” tegasnya.

“Saya bukanlah petarung yang akan berkata, ‘Saya ingin melawan dia, atau dia’. Beri saja saya sebuah laga, dan saya akan bertarung.”

“Saya kira saya akan mengambil sedikit waktu istirahat saat ini, karena persiapan berat demi laga ini, namun mungkin September atau Oktober, saya akan kembali bertarung.”

Selengkapnya di Berita

Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65