Alasan Rene Catalan Setuju Melawan Rekan Senegaranya Joshua Pacio

Rene Catalan IMG_1236

Rene “The Challenger” Catalan awalnya tidak ingin menghadapi Joshua “The Passion” Pacio, namun ia merubah pendiriannya saat merasa kehormatannya diserang.

Pada hari Jumat, 8 November nanti, pria dari Manila ini akan menantang superstar muda dari Team Lakay tersebut demi gelar Juara Dunia ONE Strawweight dalam laga utama ajang ONE: MASTERS OF FATE dalam sebuah laga yang ia pikir tidak mungkin terjadi.

Walau perwakilan Catalan Fighting Systems (CFS) ini bermimpi untuk menambahkan sabuk emas bela diri campuran ke deretan penghargaan yang diperolehnya dalam skala internasional, ia berkeras untuk tidak melawan rekan senegaranya demi mendapatkan itu.

Namun, beberapa keadaan yang menjadi pengecualian membuat atlet berusia 40 tahun ini bersemangat mempertahankan reputasi sasananya di tempat tinggal mereka.

Sebelum laga terbesar dalam karirnya ini, Juara Dunia Wushu ini berbagi mengapa ia menerima laga ini, bagaimana ia yakin dapat melengserkan sang Juara Dunia, serta kebanggaannya untuk berlaga dalam sebuah perebutan gelar dengan rekan senegaranya.

ONE: Anda berkata bahwa anda tidak ingin berkompetisi melawan atlet Filipina di ONE. Apa yang berubah? 

Rene Catalan: Saya benar-benar tidak menyukai hal-hal yang dikatakan pada saya – jika saya tidak mengatakan sesuatu tentang itu. Saya menolak sebuah laga di bulan Agustus karena saya tidak ingin berlaga melawan sesama atlet Filipina, dan saya senang melihat rekan senegara saya memegang gelar Juara Dunia. Saya ingin mendukung rekan senegara saya.

Namun, ada berita [dari media sosial] bahwa Joshua berkata ia mampu menyelesaikan laga melawan saya dalam waktu kurang dari 15 menit. Saya tidak tahu siapa yang membawa hal itu ke permukaan, namun ketika saya diwawancara terkait pemikiran saya mengenai pernyataan itu, saya hanya akan menyatakan bahwa kita dapat menunggu dan melihat jika ia dapat membuktikan itu.

Segera setelah itu, ia kembali menaruh sesuatu yang mengatakan bahwa ia tidak pernah mengatakan hal seperti itu, yang membuat saya dicela oleh suporter [Team Lakay]. Saya tidak memiliki fans sebanyak yang dimiliki Team Lakay, saya hanya memiliki beberapa yang saya tahu akan mendukung perjalanan saya. Namun, para fans ini bertindak terlalu jauh, dan bahkan grup bela diri campuran Cordilleran bergabung dalam celaan tersebut.

Kami memiliki persaingan tersendiri dengan Team Lakay selama lebih dari satu dekade, hanya karena mereka adalah tim terbaik di negara ini. Kami sebenarnya menjadikan mereka panutan, karena kami ingin mencapai apa yang telah mereka raih. Kami mengerti bahwa sebelum mereka menempati posisi mereka dalam dunia bela diri Filipina, mereka mengorbankan banyak waktu jauh dari keluarga mereka untuk berlatih, berinvestasi untuk mendanai latihan mereka, serta tubuh mereka – karena mereka berlaga melawan siapapun untuk meraih kesuksesan.

Saya yakin mereka menjalani nilai-nilai bela diri dan telah bertahan serta melalui seluruh kesulitan karena itu. Saya selalu mengatakan pada para atlet saya bahwa kita tidak seharusnya iri pada mereka atau siapapun, dan tidak terfokus pada tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya. Dalam perjuangan meraih tujuan yang sama seperti mereka, kami harus menapaki jalur yang sama, serta tantangan yang mungkin juga sama, maka kita harus mempersiapkan diri.

Sementara saya mengagumi tim mereka, pemicu yang akhirnya menyebabkan hal ini datang dari suporter mereka, yang terus menerus memberikan komentar negatif pada saya dan tim saya. Pada satu titik, saya harus mempertahankan kehormatan saya dan tim saya.



ONE: Apakah anda melihat laga ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan pada dunia bahwa CFS siap menantang Team Lakay sebagai yang terbaik di negara anda?

RC: Mereka adalah tim teratas dan hampir disamakan seperti dunia bela diri Filipina secara keseluruhan – nama mereka muncul saat siapapun berbicara tentang bela diri di sini. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa saya adalah bagian dari Team Lakay hanya karena saya adalah orang Filipina yang berlatih bela diri.

Mereka telah ada selama beberapa dekade, dan mereka layak berada di posisi mereka sekarang. Jika kami memiliki beberapa tahun lebih, saya berharap untuk mencapai apa yang mereka miliki pada titik ini, setidaknya. Saya harap kami akan dikenal sebagai salah satu tim teratas supaya kami dapat menyediakan lebih banyak kesempatan bagi para atlet berbakat.

Saya ingin menggunakan pengaruh tersebut untuk menjadi tim teratas di negara ini untuk membangun seni bela diri di Filipina. Tujuan saya adalah untuk membantu para atlet lokal. Ini adalah alasan mengapa saya tidak kembali ke Kanada saat saya memiliki kesempatan dan menolak tawaran dari negara lain.

Saya telah membangun CFS di sini, dan saya hanya harus membangunnya sampai kami menemukan cara bagi para atlet yang sedang berjuang dan tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk dapat berlatih dan mendukung keluarga mereka.

ONE: Dibalik ketenangan anda melawan rekan senegara, apa rasanya menjadi bagian dari laga antar atlet Filipina di puncak ajang di Manila?

RC: Sebagai orang Filipina, saya merasakan sebuah kehormatan besar dan penting untuk berada di posisi ini. Saya berterima kasih menjadi bagian dari sejarah, memuncaki sebuah ajang dimana gelar Juara Dunia dipertaruhkan antara dua atlet Filipina terbaik dalam divisi kami. 

Saya merasa senang, terhormat dan berterima kasih bahwa saya diberikan kesempatan untuk berlaga dalam panggung sebesar ini dan berada di tengah-tengah semuanya.

Tujuan saya adalah untuk menang, bukan untuk kebahagiaan saya sendiri, namun untuk memberikan penghormatan tertinggi bagi gelar Juara Dunia ini. Tentunya, saya akan senang jika menang, namun tidak akan sesenang yang saya bayangkan, karena ini berarti saya merebut gelar Juara Dunia dari seorang atlet Filipina lainnya.

ONE: Apa artinya bagi anda untuk berlaga demi gelar Juara Dunia? 

RC: Sebagai seorang atlet, ini memberikan validasi atas kerja keras yang telah saya lakukan bagi keahlian saya. Semua atlet bermimpi mendapatkan kesempatan ini, dan kini saya berada di sini.

Ini sangatlah penting bagi saya karena saya ingin berkeliling negara saya dengan gelar Juara Dunia dan berbagi bagaimana saya telah mencapai tujuan saya memenangkannya, serta bagaimana Tuhan membantu saya mengarungi perjalanan saya. Saya ingin berbagi bahwa seseorang harus melewati tantangan berat untuk mencapai kesuksesan.

ONE: Apa yang harus anda khawatirkan saat melawan Joshua?

RC: Saya kira kemampuan scramble miliknya adalah sesuatu yang harus benar-benar saya perhatikan.

Mereka mengenal saya sebagai seorang seniman wushu, maka saya kira salah satu yang mereka dapat coba melawan saya adalah untuk menekan saya, karena mereka mengetahui saya tidak muda lagi. Saya kira ia sangat telatih dalam eksekusinya dan ia tidak akan ceroboh.

ONE: Bagaimana anda berencana menetralisir kekuatannya?

RC: Saya bersiap untuk apapun yang mereka berikan pada saya. Saya melatih permainan ground dan mempertajam striking saya, dan dengan saya bersiap menghadapi segala strategi yang mungkin mereka lakukan, saya akan mampu menetralisir dirinya.

Saya tidak khawatir tentang striking atau bahkan permainan bawahnya. Saya mengetahui kemampuan mereka dalam kedua aspek permainan ini, dan bahkan jika latihan, conditioning dan scramble mereka sangat unggul, saya kira saya dapat mengatasinya.

ONE: Dimanakah celah dalam permainannya? 

RC: Kami mengetahui bahwa [Yosuke] Saruta adalah grappler yang sangat baik, dan saya kira itulah mengapa ia berjuang keras saat melawannya. Bagi saya, saya tidak dapat meniru apa yang ia lakukan karena, pertama, ini adalah pemberitahuan yang cukup singkat bagi saya, dan kedua, saya kira saya belum mencapai tingkatan grappling [Yosuke] Saruta.

Namun, ada beberapa gerakan yang dilakukan oleh lawan-lawan sebelumnya yang saya temukan sangat efektif, dimana saya berencana memadukannya dalam strategi saya.

Baca Juga: Bagaimana Rene Catalan Melalui Saat Tergelap Dalam Hidupnya

Selengkapnya di Berita

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 7
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 95
Kade Ruotolo Francisco Lo ONE Fight Night 21 57
Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE 166 9 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31