Walau Berpostur Kecil, Rika Ishige Beri Inspirasi Untuk Miliki Mimpi Besar

YKT_6320

Rika “Tiny Doll” Ishige meyakini bahwa peranannya dalam seni bela diri itu jauh lebih besar dari sekedar tampil di dalam Circle.

Selagi ia mengejar mimpinya bersama ONE Championship, pionir berusia 31 tahun ini mendedikasikan hidupnya untuk memberi inspirasi bagi para wanita di seluruh dunia.

“Menjadi wanita Thailand pertama dalam [organisasi] bela diri campuran kelas dunia, saya merasa bangga dan senang,” katanya.

“Fakta bahwa saya telah menjadi inspirasi, serta membuat banyak wanita tertarik pada bela diri campuran – itu adalah kehormatan tersendiri.”

Hari Jumat, 18 September ini, Ishige akan mencoba membawa misi tersebut lebih jauh lagi saat menghadapi Sunisa “Thunderstorm” Srisen dalam sebuah laga atomweight bela diri campuran di ajang ONE: A NEW BREED III, yang sebelumnya direkam di Bangkok, Thailand.

“Saya ingin menjadi perwakilan dan panutan yang baik bagi banyak wanita lainnya,” tegasnya. “Saya ingin para wanita untuk mulai berlatih bela diri campuran – tak hanya untuk berlaga di dalam ring, namun juga untuk berolahraga, melatih diri, serta untuk mempertahankan diri.”

Ishige mengetahui dari pengalaman pribadinya mengapa penting bagi para wanita untuk mempelajari seni bela diri.

Saat ia berada di sekolah menengah pertama di Thailand, atlet keturunan Thailand-Jepang ini dirundung karena latar belakang rasnya. Maka, “Tiny Doll” mempelajari aikido dan karate.



Namun, setelah beberapa lama, berlatih bela diri menjadi hal utama tentang menguasai kekurangannya daripada terkait para perundungnya itu.

“Itu membuat saya lebih kuat – tak hanya secara fisik, namun juga secara mental. Tetapi pada saat yang sama, itu membuat saya lebih tenang dan lemah lembut dalam hidup dan pertarungan,” jelasnya.

“Saya mampu mengendalikan diri saya karena saya mengetahui bahwa dengan mengaplikasikan kemampuan ini [di luar kompetisi] tak akan memberi anda apapun. Itu malah dapat menyakiti anda.”

Pada saat yang sama, “Tiny Doll” sangat ingin berkompetisi. Pada tahun 2017, perwakilan Bangkok Fight Lab dan Tiger Muay Thai ini membawa kecintaannya akan sei bela diri memasuki ONE, dimana ia memulai dengan catatan rekor 3-1 untuk mengawali kariernya.

Thai mixed martial artist Rika Ishige connects with a body kick on Nita Dea

Dalam debut promosionalnya, Ishige meraih kemenangan TKO atas Audreylaura Boniface di ajang ONE: WARRIOR KINGDOM pada bulan Maret 2017. Dua bulan kemudian, ia mencetak submission pada ronde pertama atas Nita Dea di ajang ONE: DYNASTY OF HEROES.

“Tiny Doll” lalu mengalami kekalahan pertama dalam kariernya saat melawan Jomary “The Zamboanginian Fighter” Torres dalam ajang ONE: KINGS & CONQUERORS di bulan Agustus, namun ia mengakhiri tahun itu dengan kuat saat meraih submission pada ronde kedua atas Rome Trinidad di ajang ONE: WARRIORS OF THE WORLD.

Pada akhir 2017, Ishige melakukan apa yang ingin ia lakukan – menunjukkan diri pada para wanita di negaranya bahwa bela diri campuran dapat menjadi jalur menuju pengembangan diri. Sementara itu, puluhan ribu penggemar pun mengikuti akun media sosialnya untuk mengambil inspirasi dari berbagai pesan dan perkataannya.

Hanya saja, Ishige tidak mengetahui bahwa ialah yang akan segera mencari inspirasi.

Thai mixed martial atist Rika Ishige punches her opponent with ground and pound

Setelah mencetak masing-masing satu kemenangan dan kekalahan dalam rekornya di tahun 2018, “Tiny Doll” mengalami dua kekalahan beruntun pada tahun berikutnya. 2019 menjadi tahun yang sulit bagi wanita yang memasuki “The Home Of Martial Arts” dengan penampilan luar biasa ini.

Namun saat kariernya terhenti sejenak, ia menemukan pelepasan dan kedamaian pada sosok-sosok terdekatnya, serta mereka yang mendukungnya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di dalam Circle.

“Yang membuat saya tetap termotivasi dan terinspirasi setiap harinya untuk menjadi atlet yang lebih baik adalah keluarga saya, saudara-saudara perempuan saya, serta para penggemar yang tetap mendukung saya,” kata Ishige. “Mereka tetap membuat saya maju, berlatih dan berlaga di dalam bela diri campuran.”

Hampir satu tahun setelah “Tiny Doll” terakhir menjejakkan kaki di atas panggung dunia, namun ia berjanji bahwa Jumat ini, penggemar akan melihat atlet yang telah bertumbuh dewasa di luar kemundurannya.

“Terdapat banyak perbedaan dari diri saya di tahun 2017 dan 2020, karena tahun ini saya belajar dan meraih pengalaman jauh lebih banyak lagi,” jelasnya. “Maka, saya rasa saya lebih baik dan telah bertumbuh.”

Dan sementara banyak hal yang telah berubah sejak debut Ishige, misinya untuk memberi motivasi pada banyak orang lainnya tetap sama.

“Yang saya inginkan adalah untuk menjadi atlet yang lebih baik. Saya ingin menjadi contoh yang baik bagi generasi muda, mewakili negara dan dapat memberi inspirasi bagi masyarakat Thailand,” katanya.

Jumat ini, “Tiny Doll” akan menghadapi seorang atlet Thailand muda lainnya, Srisen, yang ingin membangun kariernya dalam bela diri campuran. Namun, sang veteran ini memprediksi bahwa laga ini hanya akan berjalan satu arah.

“Saya belum berlaga lagi dalam waktu yang cukup lama. Saya sangat senang dan bersemangat untuk kembali dan melakukan yang terbaik,” kata Ishige.

“Saya sangat terfokus pada latihan untuk laga ini – dan saya pastinya akan menang.”

Baca juga: 5 Alasan Untuk Tidak Melewatkan ONE: A NEW BREED III

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37
Francisco Lo
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Kade Ruotolo Tommy Langaker ONE 165 29 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled
Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 16 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 28
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 6
NL 4601
DC 0682