Kecintaan Besar Arjan Bhullar Terhadap Ajang Gulat Profesional

Indian mixed martial artist Arjan Bhullar enters the arena for his debut

Disiplin gulat gaya bebas telah membantu Arjan “Singh” Bhullar menjadi salah satu seniman bela diri campuran terbaik dunia dalam divisi heavyweight, dan gairah yang dimilikinya ini juga tidak terbatas di dalam Circle..

Superstar keturunan Kanada-India ini, yang dijadwalkan untuk menantang sang Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon “The Truth” Vera pada akhir tahun ini, telah lama menjadi seorang pendukung berat gulat profesional.

Bhullar mengungkap gairah yang dimilikinya itu, pengalaman masa lalu, serta atlet yang kini ia idolakan. Tidak lupa, ia juga berbagi tentang perhelatan All Elite Wrestling (AEW).

Penggemar Berat Seumur Hidup

Kini berusia 34 tahun, Bhullar sejak kecil menyukai gelaran dan kemampuan atletis dari olahraga gulat profesional.

“Saya penggemar berat,” ungkap perwakilan American Kickboxing Academy tersebut.

“Kami memiliki boneka Macho Man dan [Ultimate] Warrior. Kami masih memilikinya. Bahkan, adik saya akan berjalan-jalan dengan ular dan tas hitam, menirukan tokoh Jake ‘The Snake’ [Roberts]. Kami tumbuh besar menyaksikan itu. Mereka adalah yang terbaik dan pria yang anda akan ingin tirukan setiap waktu.”

Namun bahkan dengan banyaknya nama besar yang bisa diidolakan, Bhullar lebih mudah lagi memilih superstar terbaiknya karena ia bertumbuh di Kanada. Kebetulan, “Singh” memiliki persamaan dengan atlet favoritnya, selain bahwa keduanya tinggal di negara yang sama.

“Pegulat favorit saya sepanjang masa pastinya adalah Bret Hart. Anda tak akan salah memilih dengan pria itu. Dia adalah sang pahlawan Kanada,” sebut atlet heavyweight ini.

“Seluruh keluarga mereka bergulat, maka saya merasa terhubung dengan itu. Kesamaan lainnya, kami memiliki sasana di rumah kami seperti yang mereka dimiliki, [bernama] ‘The Dungeon’.”

Bhullar bahkan teringat ketika ia berpartisipasi dalam turnamen gulat yang terafiliasi dengan keluarga Hart.

“Mereka menyebut ajang itu ‘Stu Hart Invitational’,” kenang Bhullar. “Nama itu diambil dari ayahnya, yang masih hidup saat saya pertama kali bergulat dalam turnamen itu.”



Penampilan Atlet Elit

Sementara ajang World Wrestling Entertaiment (WWE) telah lama berdiri di puncak perhelatan gulat profesional, industri ini tergoncang saat pendatang baru muncul di tahun 2019, All Elite Wreslting (AEW).

AEW terbentuk setelah Cody Rhodes dan The Young Bucks mampu menarik perhatian dalam acara gulat independent di Chicago, Illinois, bertajuk ‘All In’. Kesuksesan yang mengejutkan dari ajang pay-per-view ini membuat trio tersebut menggelar promosi mereka sendiri beberapa bulan kemudian.

Di dukung oleh co-owner Shahid Khan dan anaknya, Tony Khan – yang sekarang menjadi CEO dan Presiden AEW, organisasi ini langsung melesat bak roket mencapai peringkat kedua dibelakang WWE. Bhullar memuji Tony karena berhasil memimpin perusahaan ini untuk meraih kesuksesan dalam waktu singkat.

“Kita harus memberikan mereka pujian. Sebelumnya, tidak ada [organisasi] selain WCW [World Championship Wrestling, yang kini sudah tutup] yang memiliki jumlah pembelian pay-per-view seperti yang mereka miliki,” ungkap atlet heavyweight tersebut.

“Mereka melakukan sesuatu dengan benar, dan saya kira ini dimulai dari pemimpinnya, Tony Khan. Saya rasa itulah figurnya. Dia masih muda, seperti Vince McMahon muda. Dia memiliki berbagai ide segar dan selalu berpartisipasi. Dia memahami isu-isu terbaru dan melakukannya dengan cara berbeda.”

“Sudut pandang acara ini juga tidak terlalu dibuat-buat, dan tidak terlalu seperti ‘Hollywood’ yang biasanya menuntut kesempurnaan.”

“Dia membiarkan kreativitas mengalir. Banyak orang dapat melakukan dengan caranya sendiri, tidak dengan cara birokrasi perusahaan pada umumnya yang masih berlaku di WWE – Saya tidak ingin menjelekkan mereka, namun saya menyukai produk yang dihasilkan AEW. Baru dan menarik. Tentunya ada alasan kuat mengapa banyak orang menyaksikannya.”

Berbicara mengenai tampilan modern serta bintang-bintang yang tampil di AEW, salah satu yang diidolakan Bhullar ialah Kenny Omega.

“Ia memiliki nama besar dan salah satu agen lepas terpanas,” tambah seniman bela diri campuran ini. “Ia juga mengambil keputusan untuk tidak tampil bersama WWE. [Orang itu] memiliki talenta sangat besar. Saya telah menggemarinya sejak pertama kali melihatnya, dan saya kira ia adalah masa depan.”

Tujuan Besar

Arjan Bhullar defeats Mauro Cerilli at ONE CENTURY

Pada tanggal 23 Mei, AEW menggelar ajang pay-per-view yang bertajuk Double Or Nothing di Jacksonville, Florida, yang cukup populer di mata Bhullar. Secara kebetulan, seorang legenda bela diri campuran bernama Vitor “The Phenom” Belfort juga turut hadir duduk di sisi ring.

”Mereka menggelar ajang yang fantastis, dimana Victor juga hadir,” ungkapnya. “Mike Tyson datang dan menyematkan sabuk. Itu adalah ajang yang menakjubkan. Sebenarnya, salah satu peserta juga menyebut nama Chatri [Sityodtong] [Chairman dan CEO ONE Championship].”

Tentu saja, Double Or Nothing digelar tanpa penonton dikarenakan pandemi global COVID-19. Sama seperti organisasi bela diri lainnya, beberapa perusahaan gulat profesional juga terpaksa menggelar acara tanpa penonton.

“Kondisi bisnis sangat sulit saat ini karena itu. Ini telah memberi dampak pada kenikmatan saya ketika menonton, karena saya suka melihat antusiasme para penonton. Itulah keadaannya,” ungkap Bhullar.

“Di saat yang bersamaan, mereka bekerja dengan luar biasa karena saat pandemi seperti ini, mereka masih dapat menggelar ajang secara konsisten. Ajang [Double Or Nothing] merupakan contoh yang sempurna.”

“Gelaran di stadion adalah pilihan yang tepat. Itu mengubah segalanya, beberapa hal yang lama tidak disaksikan penonton. Itulah tontonan kompetisi, hal tersebut baik untuk para penonton. Membawa [Mike] Tyson ke ajang tersebut juga merupakan pilihan yang tepat. Secara keseluruhan, itu adalah ajang yang fantastis.”

Saat ini, Bhullar fokus untuk mengalahkan [Brandon] Vera, namun ia juga berharap dapat mendominasi kompetisi di ring [gulat profesional] suatu hari nanti.

“Sejujurnya, rencana saya setelah merebut sabuk emas ini adalah untuk mendominasi dunia gulat profesional juga,” ungkapnya.

“Saya penggemar berat ajang itu dan gulat profesional pada umumnya.”

Baca juga: Arjan Bhullar ‘Taklukkan’ Tagar #WipeItDownChallenge

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50