Cara Muay Thai Bantu Pongsiri Mitsatit Atasi Para Perundung

002_SB_ONE_0118_PongsiriPiakMitsatit_Phuket_DSC_9098

Pongsiri “The Smiling Assassin” Mitsatit muncul sebagai salah satu penantang teratas dalam divisi strawweight ONE Championship.

Atlet berusia 23 tahun ini menggunakan teknik striking Muay Thai untuk mencetak dampak terbesar dalam karier bela diri campurannya, dimana ia dapat mendobrak pintu perebutan gelar Juara Dunia jika dirinya mengalahkan atlet kuat Tiongkok Miao Li Tao di ajang ONE: DAWN OF HEROES yang berlangsung di Manila, Filipina, pada Jumat, 2 Agustus.

Jauh sebelum dia menjadi bintang baru yang naik daun bersama “The Home Of Martial Arts,” ia sempat menjadi sasaran perundungan saat kecil.

Pongsiri Mitsatit sends Bangkok into a frenzy with an ELECTRIFYING knockout at 3:05 of Round 1!

🇹🇭 "The Smiling Assassin" is BACK 🇹🇭Pongsiri Mitsatit sends Bangkok into a frenzy with an ELECTRIFYING knockout at 3:05 of Round 1!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast

Posted by ONE Championship on Friday, May 10, 2019

Bertumbuh besar di provinsi bagian utara Thailand, Chiang Mai, keluarga Mitsatit memang sangat sederhana. Ayah dan ibunya adalah petani, namun mereka hampir tak mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk membantu, Mitsatit muda menawarkan tangannya kapan pun ia mampu.

Sementara bertani memang sulit, kehidupan di sekolah bahkan lebih sulit lagi.

Seperti anak-anak lain di desanya, ia bangun sangat pagi dan berjalan ke sekolah setiap harinya. Namun, waktu yang dihabiskan Mitsatit di dalam kelas memang sangat menantang, karena ia menjadi sasaran perundungan karena tubuhnya yang kecil.

“Saya adalah salah satu yang terkecil di kelas. Banyak anak yang mengganggu saya. Mereka akan selalu mendorong-dorong saya, dan bahkan terkadang memukul. Saya akan benar-benar marah, tetapi karena saya sangat kecil, saya tidak pernah bisa melawan balik,” kenangnya.

“Saat saya dirundung, saya ingin mempelajari cara membela diri dan merasa kuat. Bagi saya, Muay Thai adalah cara untuk melakukan keduanya, serta untuk menghasilkan uang bagi keluarga saya.”

CRUSHING knees from Muay Thai maestro Pongsiri Mitsatit, who faces Shaolin warrior Miao Li Tao on 2 August!

CRUSHING knees from Muay Thai maestro Pongsiri Mitsatit, who faces Shaolin warrior Miao Li Tao on 2 August!🗓: Manila | 2 August | 5PM | ONE: DAWN OF HEROES🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/oneheroes19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Friday, July 19, 2019

Seperti sudah ditakdirkan, Pongsiri didekati oleh seorang pelatih dari sasana lokal, yang mengundang remaja itu untuk datang ke sana dan mencoba “seni delapan tungkai.”

Saat tiba di sasana, ia seperti menemukan pertanda dan ada sesuatu yang langsung berubah dalam diri anak muda ini. Dia sangat jatuh cinta dengan disiplin ini dan bertekad mempelajari segala yang ia bisa.

Dengan mendedikasikan waktu luangnya untuk Muay Thai, “The Smiling Assassin” melihat seluruh manfaat positif yang mulai terjadi.

“Saat saya mulai berlatih, saya merasa lebih kuat dan lebih disiplin,” jelasnya.

“Saya sangat kecil, lemah dan kurus. Saya melihat tubuh saya berubah, saya memiliki otot dan merasa lebih sehat. Itu adalah perasaan yang sangat luar biasa. Saya juga mulai melihat para petarung yang lebih tua menjadi sukses dalam karier mereka, dan saya menginginkan hal yang sama bagi saya dan keluarga.”

Tak dibutuhkan waktu lama bagi bakatnya untuk berkembang, dan tak lama kemudian, para perundung itu pun berhenti mengusiknya.

Mitsatit lalu menjadi Juara Muay Thai Negara Bagian Utara Thailand, dan mengumpulkan rekor 72-17 dalam kompetisi profesional.

Tak hanya mengubah hidupnya sendiri melalui “seni delapan tungkai,” ia juga membantu meringankan beban orang tuanya dan membawa mereka keluar dari kemiskinan.

Karena seluruh manfaat tersebut, “The Smiling Assassin” merasa berhutang budi kepada disiplin ini.

“Muay Thai telah banyak membantu saya. Saya tidak takut pada orang lain dan lebih percaya diri, ”tegasnya. “Itu juga membawa saya memasuki bela diri campuran.”

Mitsatit kini menggunakan panggungnya untuk membantu memotivasi dan mendorong anak-anak untuk berlatih, terutama mereka yang seringkali diusik para perundung.

Karena ia pernah berada dalam posisi itu, bintang Thailand ini memiliki beberapa nasihat berharga.

“Pertama-tama, cari tempat untuk berlatih dan mulailah berlatih. Seni bela diri dapat membantu anda dalam berbagai hal,” ia memulai.

“Anda akan merasa lebih baik dan dapat mempelajari cara membela diri. Ini membantu anak-anak tetap terfokus dan jauh dari narkoba atau alkohol. Selain itu, berada di sasana akan mengajarkan disiplin, yang adalah keterampilan hidup yang sangat penting.”

Yang terpenting, bagi mereka yang mungkin merasa sendiri, para praktisi masa depan ini dapat membangun persaudaraan dan membentuk persahabatan seumur hidup dengan rekan-rekan mereka di sasana.

“Sasana akan menjadi keluarga dan teman-temanmu,” lanjutnya.

“Pergi untuk bertarung di belakang truk pick-up dengan rekan satu tim saya menuju sebuah ajang selalu sangat menyenangkan. Saya memiliki banyak kenangan indah dari masa itu. Bahkan saat saya akan berlari, teman-teman saya selalu ada bersama saya.”

Thai mixed martial artist Pongsiri Mitsatit

Jumat nanti, Mitsatit akan kembali di ONE: DAWN OF HEROES untuk menghadapi Miao di Mall Of Asia Arena.

Bagi mantan Nak Muay itu, kemenangan ini akan menjadi kunci untuk membawanya ke puncak divisi strawweight. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan untuk membalas kekalahan terbaru dari salah satu kompatriotnya, Dejdamrong Sor Amnuaysirichoke.

Kini, kurang dari seminggu dari malam pertandingan, “The Smiling Assassin” melihat kembali kehidupannya dan terkejut saat melihat seberapa jauh Muay Thai telah membawanya.

“Melihat kembali masa kecil saya, saya tak pernah mengira akan berada sejauh ini,” akunya. “Tujuan saya kini adalah menjadi Juara Dunia di ONE.”

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50