Anak Baru Abadi: Mikey Musumeci Temukan Komunitas Dengan ‘Bahasa Universal’ Jiu-Jitsu

Mikey Musumeci Jarred Brooks ONE Fight Night 13 74

Juara Dunia ONE Flyweight Submission Grappling Mikey “Darth Rigatoni” Musumeci ingin menjadi duta bagi Brazilian Jiu-Jitsu dengan cara apa pun.

Ia akan segera mendapatkan kesempatan menunjukkan kekuatan dari disiplinnya itu saat menghadapi mantan penguasa lightweight MMA Shinya “Tobikan Judan” Aoki dalam sebuah aksi openweight submission grappling menarik pada 6 Oktober di jam tayang utama A.S., atau Sabtu pagi, 7 Oktober waktu Asia.

Saat ini, di antara persiapan akhirnya untuk laga di ONE Fight Night 15: Tawanchai vs. Superbon dari Singapore Indoor Stadium itu, Musumeci berbicara pada onefc.com/id tentang bagaimana jiu-jitsu membantunya terhubung dengan banyak orang lain.

Atlet yang lima kali menjadi Juara Dunia IBJJF Black Belt ini bertumbuh dewasa dengan selalu berpindah-pindah, dan melanjutkan tren tersebut sebagai pria dewasa, dimana ia tinggal dan berlatih di berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk rumah keduanya saat ini di Singapura.

Sepanjang perjalanannya, atlet fenomenal berusia 27 tahun ini menggunakan BJJ untuk menemukan kesamaan dengan banyak orang lain dari berbagai latar belakang.

Ia menjelaskan:

“Jiu-jitsu itu seperti bahasa universal.”

“Dan itulah yang sangat spesial tentang itu saat ini, saat saya telah berkeliling dunia, seperti di Timur Tengah, seluruh bagian Asia, seperti juga ke Amerika Selatan, Amerika, tak peduli ke mana mereka pergi, mereka ini berbicara dengan bahasa yang berbeda.”

“Mereka ini dapat saja memiliki agama, budaya berbeda. Anda masuk dan berlatih jiu-jitsu yang sama dengan semuanya. Maka, itu menghubungkan semua orang di dunia ini bersama-sama.”

Sebagai anak pemalu dan introvert, yang terkadang terasa seperti orang luar, kecintaan Musumeci akan jiu-jitsu membantunya menjalin ikatan dengan anak-anak yang mungkin takkan pernah berbicara dengannya jika tidak berlatih.

Ia berkata:

“Saat masih kecil, saya banyak berpindah-pindah, itu jelas menjadikan saya lebih nyaman. Karena mungkin itu adalah tempat baru, negara bagian baru, kelompok orang yang baru dan tak pernah saya kenal sebelumnya, namun saat mulai berlatih dengan mereka, saya langsung merasa ada di rumah.”

“Semua orang terkoneksi dengan jiu-jitsu.”

Pada akhirnya, “Darth Rigatoni” melihat jiu-jitsu sebagai sebuah sarana yang jauh lebih kuat dari sekadar alat mempertahankan diri atau kegiatan olahraga yang bagus. 

Menurutnya, jiu-jitsu, submission grappling dan seluruh seni bela diri lainnya bisa menjalin kebersamaan dan meruntuhkan berbagai pembatas:

“Saya kira dunia ini akan jauh lebih baik dengan jiu-jitsu. Saya kira bahwa seluruh dunia, seperti semakin itu menyebar, akan semakin baik karena semakin banyak orang menyadari bahwa mereka itu serupa.”

Musumeci Beri Saran Bagi Mereka Yang Berjuang Di Situasi Baru

Berkat pengalamannya sebagai “anak baru” – baik di berbagai sekolah atau akademi jiu-jitsu yang berbeda – Mikey Musumeci mengetahui secara langsung bagaimana rasanya menjadi pria yang asing.

Kini, dengan pengalaman bertahun-tahun di belakangnya, ia mampu mengenang berbagai waktu yang sulit itu dan melihat bagaimana semua itu membentuknya menjadi pria penuh kebahagiaan dan terpenuhi saat ini:

“Jadi, saya dulu terbiasa sangat takut akan ketidaknyamanan. Saya dulu ngeri membayangkan itu. Tapi saat anda bertambah usia, anda menyadari bahwa saat anda berhenti membuat diri anda tidak nyaman, itulah momen dimana anda berhenti ‘hidup’, maka saya tak pernah melarikan diri dari itu lagi.”

Hari-hari ini, atlet BJJ fenomenal ini sangat senang dapat memberi saran bagi siapa pun yang mungkin berjuang keras untuk berteman dalam situasi yang baru.

Kuncinya, menurut Musumeci, adalah menyadari bahwa pertumbuhan sejati itu tiba dari saat-saat yang sangat tidak nyaman.

Daripada menghindari seluruh situasi sulit itu, ia melihat bahwa semua orang harus menerima di mana mereka berada dan meyakini bahwa – seiring berjalannya waktu – sesuatu yang sulit akan menjadi kenormalan yang baru.

Ia menambahkan:

“Perubahan itu akan selalu terjadi dan selalu tidak nyaman. Namun, perubahan membuat kita bertumbuh. Ada di posisi tidak nyaman membuat kita bertumbuh. Maka saya akan menyarankan untuk menerima ketidaknyamanan itu.”

“Saat anda mendapatkan kesempatan untuk menjadi tidak nyaman, ambil itu, karena ini hanya akan membuat anda bertumbuh dalam jangka panjang, dan anda akan belajar lebih banyak lagi.”

“Maka, anda mungkin akan tidak nyaman untuk sementara waktu, tapi itu akan bagus untuk anda. Dan coba selalu mendapatkan lebih banyak pengalaman baru. Anda akan dapat beradaptasi dalam semua itu. Anda selalu beradaptasi seiring dengan waktu.”

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 16 scaled
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 61 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 32 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 29 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800