‘Saya Hanya Punya Satu Kesempatan’ – Dengan Posisi Tersudut, Martin Nguyen Bersiap Untuk Laga Yang Wajib Dimenangkan

Martin Nguyen Ilya Freymanov ONE on Prime Video 2 1920X1280 56

Mantan penguasa dua divisi Martin Nguyen mengetahui bahwa jika ia ingin kembali mengenakan sabuk emas ONE Championship, saat ini adalah penentunya.

Pada 25 Februari, pada kartu utama ONE Fight Night 7: Lineker vs. Andrade II di Prime Video, superstar Vietnam-Australia ini akan melawan petarung fenomenal tak terkalahkan Shamil Gasanov di titik kritis dalam karier MMA-nya.

Dengan menempati peringkat #4 dalam divisi featherweight, Nguyen memasuki laga dengan pertaruhan besar ini dengan posisi tersudut setelah kekalahan KO mengecewakan di tangan Ilya Freymanov pada ONE Fight Night 2, September lalu.

Kekalahan itu menunda laju “The Situ-Asian” menuju laga perebutan gelar Juara Dunia potensial lainnya, dan ia hanya menyalahkan dirinya sendiri untuk hasil tersebut.

Pria berusia 33 tahun ini berkata pada ONEFC.com:

“Itu adalah persiapan yang buruk di sisi saya. Saya suka bersikap apa adanya. Saya dipukuli cukup berat. Dan itu semua adalah kesalahan saya karena kurang persiapan. Saya tidak melakukan sparing. Saya berlatih dua hari seminggu, dua kali sehari, hanya mengikuti ritme saya sendiri.”

Sebelumnya, Nguyen bersiap untuk seluruh laganya di Kill Cliff FC, Florida, di bawah pengawasan pelatih kepala Henri Hooft. Namun karena ia menerima laga melawan Freymanov itu hanya dalam waktu empat minggu, ia memilih untuk berlatih di rumah.

Melihat kembali, ia meyakini bahwa keputusan itu adalah awal dari kejatuhannya.

Namun, setelah 17 laga menegangkan di dalam Circle ONE Championship, termasuk sembilan laga Kejuaraan Dunia, pencetak KO yang sangat jujur ini mengetahui apa yang salah.

Nguyen menegaskan:

“Kill Cliff itu seperti anda mengikuti ritme pelatih, anda tidak berjalan dengan ritme anda sendiri, dan segala sesuatunya berimbang di sana. Dan ada petarung tingkat tinggi yang terus meladeni saya juga.”

“Maka, saya seperti mengendur dalam sisi malas saya, dan saya membayar harga terbesarnya. Maka, 2022, sangat buruk untuk mengakhiri tahun seperti itu. Tapi ya, itu pembuka mata yang sangat besar bagi saya.”

Martin Nguyen: ‘Ini Tergantung Saya Untuk Tampil Dengan Baik’

Bagi Martin Nguyen, setiap laga bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini sangatlah penting, tapi ia kini berdeterminasi untuk merebut kembali gelar Juara Dunia ONE Featherweight dan mengerti bahwa jalurnya memang harus melewati Shamil Gasanov.

Mantan pemegang gelar featherweight dan lightweight itu mengetahui bahwa jika ia terkena kekalahan kedua beruntun, ia mungkin harus menutup pintu bagi kesempatan merebut sabuk emas lainnya.

Ia berkata:

“Saya merasa bahwa saya hanya memiliki satu kesempatan, dan satu kesempatan saja. Maka, setiap laga yang saya dapatkan dan setiap laga yang saya raih dari sini harus menjadi sangat penting. Jika saya sangat menginginkan perebutan gelar itu, semuanya tergantung pada saya untuk beraksi.”

Bukan seseorang yang menghindari tantangan, Nguyen akan menghadapi ujian yang sangat berat pada 25 Februari nanti.

Tak terkalahkan sepanjang 13 laga MMA profesional dan berkeyakinan penuh setelah debut sensasional di ONE Championship, Gasanov mungkin saja dapat menjadi masa depan divisi featherweight.

“The Situ-Asian” juga mengakui hal itu, namun ia berencana untuk mengandalkan kemampuan veteran dan pengalaman menahunnya di tingkatan tertinggi untuk melengserkan hype train grappler Rusia itu.

Nguyen berkata:

“Maksud saya, ia belum pernah kalah, maka akan sulit melihat bagaimana kami akan mengalahkannya. Tetapi saya adalah veteran di permainan ini, dan saya telah lama berada di antara yang terbaik, maka saya akan menemukan cara.”

“Saya jelas akan menemukan cara, dan saya jelas akan menekan beberapa tombol pada malam itu.”

Nguyen juga menyadari bahwa rivalnya yang sedang naik daun itu akan cenderung memiliki keunggulan kekuatan murni.

Namun, sebagai mantan penantang gelar Juara Dunia dalam divisi bantamweight yang lebih ringan, ia juga yakin dengan keunggulan kecepatannya.

Dan pada akhirnya, ia meyakini bahwa pergerakannya – yang dipadukan dengan striking eksplosif dan IQ tanding elite – akan membawa kemenangan atas Gasanov dalam laga krusial ini.

“The Situ-Asian” menambahkan:

“Saya merasa seperti memiliki kecepatan atas dirinya. Saya berlatih lebih pada mempertahankan badan yang lebih berat. Kini, masuk ke sana, saya mungkin takkan sekuat dirinya, tetapi saya masih memukul keras, atau bahkan lebih keras.”

“Maka, saya bertarung dengan bijak. Saya hanya mencoba bertarung lebih cerdas. Saya tidak tahu. Kita hanya masuk ke sana dan melakukan apa yang kami lakukan.”

Selengkapnya di Berita

Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65