Mark Sangiao Berkata Jhanlo Akan Tunjukkan Evolusi Team Lakay

Mark Sangiao ADUX0335e web

Pelatih kepala Team Lakay Mark Sangiao selalu bangga saat salah satu dari murid-muridnya memasuki panggung dunia ONE Championship, maka bayangkan reaksinya saat anaknya, Jhanlo Sangiao, menandatangani kontrak tanding bersama ONE.

Awal minggu ini, seniman bela diri campuran berbakat yang masih berusia 18 tahun itu memastikan bahwa ia akan berlaga di “The Home Of Martial Arts,” dimana ayahnya itu bersemangat melihat hasil dari kerja keras anaknya ditampilkan ke seluruh dunia.

https://www.facebook.com/ONEChampionship/photos/a.234006879955908/4394691020554119/?type=3

“Sebagai seorang ayah, tak ada yang dapat menggambarkan itu. Melihat dirinya bertumbuh dewasa, saya tahu bahwa ia sangat bergairah tentang ini. Ia tak pernah berhenti berlatih, ia telah menghabiskan banyak waktu mengasah kemampuannya, maka saya berkata padanya untuk mengejar itu,” kata Mark tentang Jhanlo, yang berencana untuk berlaga dalam divisi bantamweight MMA ONE. 

”Saya sangat senang bahwa ia masuk bersama ONE sekarang. Ini adalah panggung besar, itulah dimana para petarung terbaik berada. Namun, itu tak berakhir di sana. Saya harus terus membimbing dan memotivasinya, karena ia baru saja memulai.”

Ini jelas menjadi sangat spesial bagi ahli strategi berusia 42 tahun itu, yang menjadi pionir bela diri campuran di Filipina. Dikenal sebagai “The Machine,” ia memulai karier profesionalnya pada tahun 2003 setelah berlatih kickboxing, taekwondo dan wushu sejak tahun 1995.

Mark memulai Team Lakay untuk mempersiapkan laga-laganya sendiri, dan tak lama kemudian, ia memimpin dari depan sebagai seorang petarung dan pelatih. Lalu, pada tahun 2009, ia mundur dari karier kompetisinya untuk terfokus pada peningkatan kemampuan atlet lainnya.



ONE memang belum mengadakan ajang pertamanya sampai dua tahun setelah itu, namun Sangiao memastikan bahwa para petarungnya akan siap saat kesempatan besar itu tiba – dan pada saat itu, Team Lakay segera mengambil alih “The Home Of Martial Arts.”

“The Machine” kini telah membawa lima atlet meraih sabuk emas Kejuaraan Dunia ONE, dan dengan Jhanlo yang memasuki arena, akan ada lebih banyak kesempatan untuk menguasai kembali dunia bela diri campuran.

“Secara pribadi, saya hanya sangat bangga. Saya senang bahwa seseorang akan melanjutkan gairah dan mimpi saya dalam dunia bela diri. Ia hanya harus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi supaya ia tak membuang waktu dengan apa yang ia lakukan,” kata Mark. 

“Saat saya memberinya kontrak itu, saya bertanya untuk terakhir kalinya jika ia serius tentang jalurnya ini. Ia berkata ya, maka di sinilah kami berada. Inilah yang selalu ingin ia lakukan, maka sekarang ia hanya harus bekerja keras untuk memastikan bahwa ia meraih kesuksesan.”

https://www.instagram.com/p/CM3KsnYBORa/

Sementara Jhanlo telah meraih penilaian dari mereka yang telah melihatnya berlatih di sasana Team Lakay dan berkompetisi dalam ranking amatir, ayahnya mengetahui bahwa ia masih harus berjuang lebih jauh lagi jika ingin menjadi kekuatan sejati dalam divisi bantamweight.

Dengan itu, Mark ingin memastikan bahwa pengalamannya sendiri akan membantu anaknya saat dibutuhkan, dimana ia juga akan menawarkan pelajaran yang diterimanya dengan cara yang sulit – melewati ujian dan percobaan untuk pertama kalinya.

“Ada banyak hal yang masih ingin kami kembangkan; hal yang paling krusial adalah ketenangannya. Saat anda memulai, lawan terbesar anda adalah diri anda sendiri, maka itulah satu hal yang kita harus tegaskan untuk dirinya,” tegas Mark.  

“Hal yang bagus adalah dengan situasi [COVID-19] saat ini, dimana masih tak ada penonton, akan lebih mudah bagi dirinya untuk menyesuaikan dirinya di atas panggung dunia.” 

https://www.instagram.com/p/CNb_BnXhRJY/

Sama seperti Jhanlo, Team Lakay kini juga mencapai kedewasaan, dan seragam tim berusia 18 tahun dari Baguio itu jelas telah melampaui perjalanan jauh.

Penggemar telah menyaksikan hal itu dalam berbagai atlet berkemampuan lengkap seperti Juara Dunia ONE Strawweight Joshua “The Passion” Pacio dan salah satu penantang teratas divisi flyweight Danny “The King” Kingad. Berikutnya, Mark meyakini bahwa Jhanlo dapat menampilkan evolusi berikutnya dari sasana tersebut.

Sementara ia tak menjabarkan lebih lanjut tentang kemampuan anak lelakinya itu, pelatih kepala ini memang memberi komfirmasi bahwa kemampuan ground Jhanlo adalah salah satu andalannya, yang menjadi kontras akan reputasi Team Lakay dalam disiplin striking.

Saat atlet remaja berbakat berlaga di dalam Circle, Mark berharap para penggemar akan melihat perkembangan dari pendekatan yang dilakukan timnya sebuah hasil dari pengalaman kompetisi bertahun-tahun di atas panggung dunia.

“Mereka harus mengharapkan generasi baru Team Lakay dalam diri Jhanlo,” kata Sangiao.

“Mereka akan melihatnya. Mereka akan melihat bagaimana tim ini benar-benar berkembang dari generasi pertama sampai saat ini. Mereka sebaiknya menunggu dirinya.”

Baca juga: Kisah Lain Di Balik Team Lakay

Selengkapnya di Berita

Jaosuayai Sor Dechapan Petsukumvit Boi Bangna ONE Friday Fights 46 96 scaled
Josue Cruz Walter Goncalves ONE157 1920X1280 31
Halil Amir Maurice Abevi ONE Fight Night 9 45
Suriyanlek Por Yenying Rittidet Sor Sommai ONE Friday Fights 60 14
AnissaMeksen JackieBuntan 1200X800
Suriyanlek Rittidet 1920X1280
WeiRui 1200X800
LiamHarrison Seksan 1200X800
MikeyMusumeci KadeRuotolo 1200X800
Hannah Brady Natalia Diachkova ONE Friday Fights 32 40
MasaakiNoiri Champ 1200X800
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4