‘Nikmati Saja Perjalanannya’ – Jhanlo Sangiao Tak Sabar Wakili Team Lakay Di ONE Fight Night 13

Jhanlo Mark Sangiao Matias Farinelli ONE Fight Night 9 28

Team Lakay telah lama menjadi kekuatan paling dominan dalam seni bela diri campuran Filipina, dan walau beberapa bintang veteran sasana itu baru-baru ini keluar, masa depan tim ini masih terlihat jelas bagi sasana terkenal asal Baguio City itu. 

Bintang baru Jhanlo “The Machine” Sangiao berada di antara generasi terbaru yang memimpin misi ini, dan ia akan ingin mempertahankan catatan rekor tak terkalahkan saat melawan petarung kuat Mongolia Enkh-Orgil Baatarkhuu di ONE Fight Night 13: Allazov vs. Grigorian.

Karena tiga mantan Juara Dunia ONE ini berada di antara mereka yang lepas dari sasana itu, moral dan semangat tim ini dapat saja terdampak besar.

Namun, Sangiao berkeras bahwa itu bukanlah permasalahannya jelang laga melawan Baatarkhuu pada jam tayang utama A.S., 4 Agustus nanti, atau Sabtu pagi, 5 Agustus waktu Asia.

Pria berusia 21 tahun ini berkata pada onefc.com/id:

“Sejujurnya, saya tak mengira [para veteran yang pergi itu] berdampak pada kami sama sekali. Kami memiliki banyak atlet baru untuk bertarung di bawah bendera Team Lakay. Saya memiliki rekan sparing yang baru sekarang, maka saya kira kami baik-baik saja.”

“Ambil Carlos Alvarez sebagai contoh. Melihat Carlos Alvarez terus memenangkan laga di ONE Friday Fights jelas membuat saya bersemangat. Saya terdorong untuk terus menang saat melihat Carlos membangun rangkaian kemenangan beruntun miliknya.”

Dengan catatan rekor MMA sempurna 6-0 secara keseluruhan, serta tiga penyelesaian di ONE, Sangiao muncul sebagai salah satu kompetitor paling menjanjikan dari Team Lakay – terutama mengingat dirinya adalah anak dari sang pendiri, Mark Sangiao.

Beserta dengan penantang #2 bantamweight Stephen Loman dan mantan Juara Dunia ONE Flyweight Geje Eustaquio, “The Machine” tetap menyalakan api semangat itu, walau petarung muda ini tak ingin melihat dirinya berbeda dibandingkan dengan seluruh rekan satu timnya..

Tetap saja, jika mereka melihat dirinya sebagai pemimpin dari generasi berikut, ia akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi peran tersebut:

“Saya tak terlalu melihat diri saya sebagai wajah baru dari Team Lakay. Saya hanya ingin segala sesuatu berjalan dengan alami. Nikmati saja perjalanannya, berlatih keras, dan tunjukkan [apa yang saya dapat lakukan] tiap kali saya mendapatkan kesempatan berkompetisi. Itu tujuan saya.”

“Jika mereka ingin berkata saya adalah wajah baru dari tim ini, maka saya berterima kasih. Saya akan mencoba membuktikan itu.”

‘Budaya Kolaborasi’ Kini Jadi Prioritas Utama Bagi Team Lakay

Satu hal yang tak dapat dinegosiasikan bagi para atlet yang tetap bertahan di Team Lakay adalah komitmen mereka pada satu sama lain.

Tak ada individu yang lebih dari siapa pun di kelompok ini, dan dengan pemikiran tersebut, mereka dapat mulai menulis babak baru mereka bersama di bawah bimbingan staf pelatih yang berpengalaman.

Di sisinya, Jhanlo Sangiao melihat bahwa kebesaran hati dan kerjasama tim itu akan membawa sasana ini tetap berjaya dan mendorong lebih banyak lagi bintang MMA ke jajaran peringkat teratas ONE Championship. 

Ia menegaskan:

“Saya tak mengira ada perlakukan khusus saat terkait dengan menjadi ‘pria itu’ sekarang di Team Lakay. Perlakuannya sama, siapa pun yang mendapatkan pertarungan, di situ kita akan terfokus.”

“Saya kira ini semua tentang membangun identitas baru sekarang, budaya kolaborasi dimana kami terfokus pada membantu satu sama lain, terutama mereka yang akan bertarung, berbagi apa yang kami alami bersama.”

“Keberadaan ayah saya yang ada di disiplin ini dalam waktu cukup lama juga membantu, dan ia sudah bertindak atas semua itu sebagai pelatih. Ia membantu kami dan memberi kami saran. Tentu, menjadi seseorang yang belum terlalu banyak bertarung, saya selalu meminta saran ayah saya.”

Dengan bimbingan luar biasa dari ayahnya itu, serta dukungan tanpa henti dari rekan satu timnya, Sangiao meyakini dirinya dapat melanjutkan lajunya menuju jajaran teratas divisi bantamweight MMA.

Hal ini akan dimulai dengan pertarungannya melawan Enkh-Orgil Baatarkhuu pada 5 Agustus ini, dan dengan kombinasi kemampuan stand-up dan ground, ia merasa siap untuk mematahkan delapan kemenangan beruntun impresif milik rivalnya itu.

“The Machine” menambahkan:

“Melihat Baatarkhuu, saya merasa saya dapat mengatasi teknik gulatnya. Kami punya pegulat hebat di tim kami yang dapat membantu saya dalam latihan saya. Selain itu, saya punya teknik striking andalan Team Lakay, maka ini akan menjadi sebuah kemenangan.”

“Saya punya keyakinan besar pada diri saya sendiri dan latihan saya. Saya yakin pada rekan-rekan saya di Team Lakay, dan saya tahu saya memiliki pelatih terbaik di sisi saya, yaitu ayah saya, maka saya yakin saya dapat bertarung melawan siapa pun.”

Selengkapnya di Berita

Jaosuayai Sor Dechapan Petsukumvit Boi Bangna ONE Friday Fights 46 96 scaled
Josue Cruz Walter Goncalves ONE157 1920X1280 31
Halil Amir Maurice Abevi ONE Fight Night 9 45
Suriyanlek Por Yenying Rittidet Sor Sommai ONE Friday Fights 60 14
AnissaMeksen JackieBuntan 1200X800
Suriyanlek Rittidet 1920X1280
WeiRui 1200X800
LiamHarrison Seksan 1200X800
MikeyMusumeci KadeRuotolo 1200X800
Hannah Brady Natalia Diachkova ONE Friday Fights 32 40
MasaakiNoiri Champ 1200X800
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4