Inilah Aaron Canarte, Petarung Ekuador Tak Terkalahkan Yang Ingin Banggakan Amerika Latin Dalam Debut ONE

AaronCanarte 1200X800

Aaron “Tommy Gun” Canarte kini hanya berada kurang dari dua minggu menuju laga debutnya bersama ONE Championship, dan ia berencana mencetak pernyataan tegas sebagai petarung MMA Ekuador pertama yang berlaga di organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Tak terkalahkan dalam 10 laga profesional, bintang fenomenal divisi featherweight ini siap beradu dengan Akbar “Bakal” Abdullaev di ONE Fight Night 12: Superlek vs. Khalilov, langsung pada jam tayang utama A.S. pada Jumat malam, 14 Juli, atau Sabtu pagi, 15 Juli waktu Asia.

Jelang aksi menarik dari arena bersejarah Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand tersebut, tentu para penggemar ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang bintang baru ini dan jalur yang diambilnya menuju sorotan lampu terbesar di ONE Championship.

Berikut adalah perjalanan Canarte menuju panggung seni bela diri dunia ini.

Menemukan Tujuan

Sebagai atlet dengan bakat alami dari usia muda, Canarte bertumbuh dengan bermain sepak bola, yang adalah olahraga terpopuler di Amerika Latin dan di negara asalnya, Ekuador.

Namun, setelah sekolah menengah atas, ia menemukan Muay Thai dan segera terpincut dengan seluruh ketegangan dalam pertarungan tangan kosong itu.

Ia berkata pada ONEFC.com/id:

“Saya selalu menyukai olahraga dari usia muda. Saya dulu bermain sepak bola, dan di usia 18, saya berhenti. Saya mulai berlatih untuk bersenang-senang. Saya melihat akademi di Ekuador yang mengajarkan Muay Thai, dan saya masuk untuk mulai berlatih.”

“Saya sangat menyukai olahraga itu.”

Tak lama kemudian, petarung muda yang menjanjikan ini menemukan dirinya berkompetisi dalam laga Muay Thai di negara itu, dengan mengumpulkan catatan rekor amatir 5-0.

Sangat haus mendapatkan berbagai pengetahuan olahraga lainnya, Canarte pun beralih ke grappling, yang akhirnya membawa dirinya memenuhi panggilan sejatinya dalam seni bela diri campuran.

Ia menjelaskan:

“Saya memulai latihan jiu-jitsu dan menerapkan seluruh seni bela diri yang berbeda itu menjadi satu.”

“Saya sangat menyukainya dan merasa bahwa [MMA] itu memang untuk saya. Itu pada dasarnya adalah olahraga saya. Saya dulu pergi ke sekolah dan bekerja, yang tak memberi saya waktu untuk berlatih.”

“Saya mengesampingkan semuanya untuk mendedikasikan diri 100 persen pada disiplin ini.”

Sistem Pendukung Kuat

“Tommy Gun” mencetak debut MMA profesionalnya saat berusia 24 tahun, dan segera mencetak 10 kemenangan beruntun untuk memastikan diri sebagai salah satu pendatang baru paling menjanjikan dari Amerika Latin.

Kesuksesan di awal itu membuktikan bahwa dirinya memiliki potensi kelas dunia, dan ia pun merasa yakin untuk mendedikasikan diri dalam bertarung.

Sepanjang jalan, Canarte berkata orang tuanya tetap menjadi sumber dukungan konstan – terlepas dari ketakutan ibunya di awal saat mengetahui anaknya berpartisipasi dalam dunia yang keras dan tak kenal ampun itu:

“Ayah saya selalu mendukung saya. Begitu pula ibu saya. Keluarga saya selalu ada di sana untuk mendukung saya. Terima kasih pada Tuhan, mereka selalu mendukung saya dan keputusan saya.”

“Jadi, ibu saya memang khawatir. Ia berkata, ‘Anakku, bagaimana kamu akan mendedikasikan diri untuk bertarung.’ Itu selalu menjadi kekhawatiran seorang ibu.”

“Namun ia menerimanya, dan ia mendukung saya.”

Dengan orang tua yang penuh kasih sayang itu di belakangnya dan mimpinya, pria Ekuador ini merasa sangat bebas untuk mengejar MMA sepenuh waktu dan mengejar tujuannya meraih ketenaran global dalam organisasi teratas seperti ONE Championship.

Ia berkata:

“Saya selalu mendapatkan dukungan keluarga saya, yang sangat penting bagi saya. Saya dapat mengandalkan mereka untuk mendukung saya, walau ibu saya tak menyukai ide bagi saya untuk mengambil olahraga ini sebagai profesi pada awalnya.”

“Ayah saya selalu mengatakan pada saya bahwa ia senang dengan apa yang saya putuskan untuk lakukan dalam hidup saya.”

‘Saya Mengorbankan Bertahun-Tahun Demi Disiplin Ini’

Dengan keinginan memanfaatkan potensi luar biasa miliknya, Canarte meninggalkan teman-teman dan keluarganya di Ekuador untuk berlatih di sasana prestisius Entram Gym di Tijuana, Meksiko – rumah dari beberapa petarung bela diri campuran terbaik dari Amerika Latin.

Bagi bintang baru berusia 26 tahun itu, meninggalkan keamanan dan kenyamanan rumahnya itu memang memberi risiko yang besar:

“Saya mengorbankan bertahun-tahun untuk disiplin ini. Saya meninggalkan negara saya, keluarga saya, zona nyaman saya, dan harus memulai dari nol di negara yang berbeda.”

“Saya berusaha untuk mendapatkan uang yang cukup untuk makan, mencari sponsor, dan memang, banyak pengorbanan yang saya lakukan.”

Namun, seluruh pengorbanan itu mulai terbayar dengan luar biasa.

Debut Canarte di ONE menandai titik balik dalam kariernya – bukti bahwa dedikasi dan berjam-jam yang ia habiskan memberinya kesempatan untuk mewakili Ekuador di atas panggung dunia.

Ia berkata:

“Saya merasa sangat senang bahwa setelah bertahun-tahun itu, saya akan dapat menikmati buah dari usaha saya, dan ini menjadi kehormatan bagi saya lebih dari segalanya.”

“Saya merasa senang berada di ONE Championship, untuk dapat mewakili negara saya. Dan lebih dari segalanya, untuk membuat semua orang yang mendukung saya dari awal bangga.”

Petarung MMA Asal Ekuador Pertama Di ONE

Dengan itu, Canarte mengakui ia merasakan tekanan tersendiri untuk mewakili negaranya dengan baik.

Namun, daripada terlarut dalam seluruh emosi tersebut, ia menggunakannya untuk membakar semangat yang dapat membawanya meraih kejayaan di ONE Fight Night 12, dan lebih lagi:

“Adalah tanggung jawab besar untuk menjadi [atlet MMA] Ekuador pertama yang bergabung bersama ONE, dan saya ingin menempatkan negara saya di puncak dunia.”

Menyadari bahwa para penggemar di Amerika Latin akan menyaksikan dengan seksama laganya dengan Akbar Abdullaev pada 15 Juli nanti, “Tommy Gun” menjanjikan aksi spektakuler dalam debut promosional itu.

Oleh karenanya, ia mengirimkan pesan terakhir sebelum ia bertanding pada mereka yang ada sana:

“Terima kasih banyak untuk dukungan itu. Terima kasih banyak telah ada di sana untuk saya. Seluruh dukungan yang saya lihat dari Amerika Latin, dari Ekuador, terima kasih banyak.”

“Saya akan memberikan segalanya. Saya akan mewakili bendera ini dengan cara sebaik mungkin, dan pada seluruh teman dan keluarga saya, perhatikan laga itu pada 15 Juli. Kalian tak boleh melewatkan itu.”

“Kami akan memberi aksi hebat dan mewakili bendera itu dengan cara sebaik mungkin.”

Selengkapnya di Berita

Yodphupa SonerSen Faceoff 1920X1280
Jacob Smith Denis Puric ONE Fight Night 21 24
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 34 scaled
Denice Zamboanga Julie Mezabarba ONE Fight Night 9 3
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 7 scaled
Antar Kacem Yodphupa Wimanair ONE Friday Fights 28 11
ET Wankhongohm MBK Mongkolkaew Sor Sommai ONE Friday Fights 62 10
Mongkolkaew ET 1920X1280
Shinji Suzuki Han Zi Hao ONE 166 12 scaled
Alaverdi Ramazanov Alessandro Sara ONE Friday Fights 31 8
Hiroba Minowa Gustavo Balart ONE 165 13 scaled
Hiroki Akimoto Wei Rui ONE Fight Night 22 30