‘Ia Akan Buat Saya Marah’ – Tye Ruotolo Tak Sabar Untuk Pertahanan Gelar Juara Dunia Panas Kontra Izaak Michell Yang Agresif

Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 40 scaled

Superstar Amerika Tye Ruotolo melihat bahwa dirinya akan memasuki sesuatu yang spesial saat ia mempertaruhkan gelar Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling melawan pendatang baru promosional Izaak Michell di laga pendukung utama ONE Fight Night 21: Eersel vs. Nicolas.

Dijadwalkan untuk jam tayang utama A.S., Jumat, 5 April, atau Sabtu pagi, 6 April di Asia, laga tersebut akan menandai pertahanan gelar perdana bagi atlet fenomenal berusia 21 tahun ini dan – menurut para penggemar dan pengamat – ujian tersulit dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Setelah menantang sebuah laga melawan Michell sejak musim panas lalu, Ruotolo akhirnya mendapatkan harapannya di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand. Tetapi, petarung Australia itu akan menjadi tantangan serius.

Sebagai atlet dengan pengkondisian tubuh luar biasa, serta takedown eksplosif, kekuatan besar dan ritme yang tanpa henti, Michell tak diragukan lagi dapat saja membangun kondisi fisiknya dan memberi kekalahan perdana bagi sang Juara Dunia ini di ONE.

Namun menurut Ruotolo, ia selalu berjaya melawan grappler seperti Michell yang mengandalkan ukuran tubuh dan kemampuan atletis mereka.

Pria California ini mengenang contoh terbaiknya, yaitu kemenangan submission menarik atas Juara Dunia IBJJF No-Gi Pedro Marinho di Kejuaraan Dunia ADCC 2022:

“Kapan pun saya melawan para pria besar ini, hal terakhir yang saya khawatirkan adalah fisiknya. Saya hanya mencari celah dan menciptakan celah saya sendiri.”

“Anda melihat dalam laga Pedro Marinho [di ADCC 2022], di satu titik, itu seperti sedikit memanas, dan saya hanya teringat menerjang dirinya dan merenggut dirinya sekeras mungkin.”

Saudara kembarnya Kade Ruotolo – Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling juga akan berkompetisi di ONE Fight Night 21 pada Sabtu pagi ini – akan ada di tim pojoknya dalam pertarungan di ADCC itu.

Mungkin lebih dari segalanya, ia mengetahui seberapa berbahayanya Tye saat berbagai hal menjadi sedikit lebih keras dan laga itu memanas.

Kade berbicara tentang kegemaran saudaranya itu dalam menyalurkan emosinya dalam laga:

“Cobalah mengerjai Tye dan menjadi pria yang menggunakan fisik ke Tye akan selalu menjadi game plan yang buruk. Hal terakhir yang Anda ingin lakukan adalah membuatnya emosional. Mencoba mengerjainya akan menjadikannya emosional.”

“Jika Anda membuatnya emosional, semoga beruntung. Siapa pun di dunia akan kalah setelah itu.”

Sementara ia biasanya tetap tenang dan santai, Tye sangat cepat menyetujui saudaranya itu dan mengakui bahwa emosinya dapat saja semakin memanas di pertengahan laga.

Yang dibutuhkan, katanya, adalah lawan yang ingin beradu:

“Siapa pun yang membuat saya emosional atau ingin bertarung keras, maju ke hadapan saya, saya sangat menyukainya, dan saya dapat melakukannya. Itu tertanam jauh di dalam diri saya. Saya tak bisa mengeluarkannya di setiap waktu, tetapi saat seseorang membuat saya marah, itu bagus.”

Pemegang gelar welterweight submission grappling melihat bahwa ia akan menemukan rekan bertarung yang cocok dalam diri Michell yang sangat agresif.

Ia sangat menyadari pendekatan fisik lawannya yang sangat terfokus pada serangan itu, dan ia yakin bahwa hal itu akan menjadi keunggulan bagi dirinya:

“Saya kira ini akan menjadi pertempuran keras dalam beberapa menit pertama. Saya kira ia akan maju, dan saya kira ia akan banyak menggunakan fisiknya. Seratus persen, ia akan membuat saya marah, maka saya sangat bersemangat.”

Tye Ruotolo Ingin Dominasi, Kunci Izaak Michell

Tye Ruotolo jelas menghormati apa yang akan dibawa Izaak Michell ke dalam laga, karena ia menyaksikan lawannya itu berkompetisi dan menang dalam berbagai kompetisi kelas dunia di luar ONE.

Calon penantang gelar Juara Dunia itu dianggap sebagai bagian dari tiga besar grappler welterweight submission di muka bumi – yang jelas menjadi alasan mengapa Ruotolo sangat ingin melawannya:

“Saya telah meminta Izaak untuk beberapa waktu sekarang. Saya melihat kesuksesan yang ia raih di dunia jiu-jitsu. Ia mengalahkan banyak pria yang bagus. Ia dihormati.”

“Banyak orang mencoba berkata bahwa ia memiliki teknik gulat terbaik dalam jiu-jitsu. Saya hanya melihat dirinya sebagai lawan yang sangat berat. Dalam divisi saya, saya ingin mengalahkan semua pria terbaik sampai pada titik dimana tak ada lagi yang terlewatkan.”

Saat ia melihat ke depan untuk aksi Kejuaraan Dunia yang sangat ditunggu ini, pemegang sabuk hitam BJJ muda ini merasa yakin bahwa ia akan dapat menerapkan keinginannya dan mengeksekusi game plan yang sama yang menjadikannya sosok yang tetap mengisi tiap daftar pound-for-pound terbaik.

Ia berencana mengalahkan Michell di permainannya sendiri – menyarangkan takedown, mengendalikan lawannya, mengamankan penyelesaian, lalu meninggalkan Bangkok dengan sabuk emas seberat 26 pound itu.

Ruotolo menambahkan:

“Saya kira saya akan meraih punggungnya dan mengunci lehernya atau mengamankan guillotine. Saya tidak terlalu tahu cara saya dapat mencetak submission atas dirinya. Saya hanya memiliki keyakinan bahwa saya akan mencetak submission atas dirinya.”

“Bagaimana pun caranya, saya akan mengambilnya. Saya hanya ingin menempatkan dirinya di atas punggungnya. Saya tahu saya dapat menempatkan dirinya di atas punggung dan mencari submission dari situ.”

Selengkapnya di Berita

Jacob Smith Denis Puric ONE Fight Night 21 24
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 34 scaled
Denice Zamboanga Julie Mezabarba ONE Fight Night 9 3
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 7 scaled
Antar Kacem Yodphupa Wimanair ONE Friday Fights 28 11
ET Wankhongohm MBK Mongkolkaew Sor Sommai ONE Friday Fights 62 10
Mongkolkaew ET 1920X1280
Shinji Suzuki Han Zi Hao ONE 166 12 scaled
Alaverdi Ramazanov Alessandro Sara ONE Friday Fights 31 8
Hiroba Minowa Gustavo Balart ONE 165 13 scaled
Hiroki Akimoto Wei Rui ONE Fight Night 22 30
Luke Lessei Eddie Abasolo ONE Fight Night 19 6 scaled