Christian Lee Jabarkan Tranformasi Fisik Jelang Kejuaraan Dunia ONE Welterweight

Ok Rae Yoon Christian Lee ONE160 1920X1280 79

Saat sang penguasa lightweight Christian Lee menantang Kiamrian Abbasov demi gelar Juara Dunia ONE Welterweight pada laga utama ONE Fight Night 4, ia akan bertarung dalam divisi ketiganya – untuk melengkapi proses pendewasaan fisik yang dijalaninya selama bertahun-tahun.

“The Warrior” mencetak debut profesionalnya dalam MMA sebagai petarung featherweight di usia ke-17 pada 2015 lalu, dimana ia mencetak KO spektakuler dalam waktu 29 detik di ajang ONE: SPIRIT OF CHAMPIONS.

Tujuh tahun kemudian, ia pun siap menjalani laga welterweight perdana dalam kariernya dan merasa yakin bahwa dirinya akan memiliki kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk melengserkan Abbasov dan menjadikannya Juara Dunia dua divisi pada 19 November ini.

Menurut pria yang empat kali menjadi Juara Dunia ONE Lightweight ini, waktu ini sangat tepat bagi dirinya untuk naik ke welterweight demi laga juara-versus-juara itu.

Lee berbagi pada ONEFC.com/id:

“Saya yakin sudah dua tahun sejak [Abbasov] mempertahankan gelar welterweight miliknya. Saya dengan aktif menyapu bersih divisi lightweight.”

“Maka, saat ini, karena belum ada penantang jelas dan tak adanya laga dalam divisi lightweight atau welterweight, masuk akal untuk mengadu kedua juara itu bersama-sama.”

Saat ia menambahkan massa otot dan ukuran tubuhnya selama beberapa minggu terakhir, Lee menaruh fokus tambahan pada ketahanan diri, demi memastikan berat badannya naik dengan cara yang tepat.

Ia menjelaskan:

“Memasuki laga ini, saya merasa bahwa kardio saya lebih baik dari sebelumnya. Saya benar-benar merasa bahwa saya berada di kondisi terbaik sejauh ini.”

“Saya kira mudah untuk melakukan kesalahan saat anda naik divisi, hanya dengan menambah ukuran, menambah berat badan, lalu mengabaikan kardio itu.”

“Saya mengambil waktu untuk menambah berat, agar saat saya memasuki latihan dan mulai melatih kardio saya, saya akan berada di kondisi yang sama seperti saat bertarung demi gelar lightweight, untuk perebutan gelar welterweight ini.”

Dari Featherweight, Ke Lightweight, Sampai Di Welterweight

Transformasi Christian Lee dari seorang remaja dalam divisi featherweight, menjadi Juara Dunia ONE Lightweight, sampai perebutan gelar Juara Dunia ONE Welterweight, tak terjadi dalam satu malam.

Saat ia pertama kali mencetak debutnya di ONE Championship, organisasi ini belum meresmikan peraturan uji hidrasi yang saat ini diberlakukan, dengan tujuan mengeliminasi atlet yang berusaha menurunkan berat badan secara ekstrim dan berbahaya.

“The Warrior” melihat hari-hari awalnya dalam MMA:

“Saat saya memulai karier saya, saya berusia 17 tahun. Saya melakukan teknik water cut sampai 145 pound. Itu adalah penurunan berat yang cukup mudah. Dan, saat mereka menerapkan sistem hidrasi, saya harus melakukan diet sampai 155 pound.”

“Dan saya merasa itulah divisi alamiah saya untuk beberapa waktu. Namun, setelah beberapa bulan berlatih, itu semakin sulit.”

Walau ia mencetak prestasi luar biasa di divisi featherweight – dengan 11 kemenangan dari 13 laganya dan menantang sabuk emas divisi itu – Lee masih bertumbuh dan berjuang keras untuk memenuhi batasan berat badan dan hidrasi itu.

Pada tahun 2019, ia siap untuk naik. Dan, dalam penampilan perdananya di divisi lightweight, superstar Singapura-Amerika ini mengalahkan legenda MMA Jepang Shinya Aoki untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Lightweight.

Walau meraih kesuksesan itu dengan cepat, transisi menyeluruh dari “The Warrior” memang membutuhkan waktu:

“Jadi, saat saya beralih ke divisi lightweight, saya merasa saya telah bertumbuh di luar [batasan] divisi featherweight, karena semakin sulit bagi saya untuk memenuhi persyaratan berat badan.”

“Lalu, dibutuhkan beberapa waktu bagi tubuh saya untuk menyesuaikan diri secara menyeluruh dalam divisi lightweight.” 

“Pada awalnya, saya merasa bahwa saya sedikit terlalu kecil bagi divisi itu, karena saya terbiasa bertarung di 155 [pound] sebelum beralih ke 170. Namun, sekarang, saya merasa saya ada di ukuran terbaik untuk divisi lightweight. Itu jelas terasa seperti divisi alami saya saat ini.”

Terus bertumbuh dan menambahkan massa otot ke posturnya dengan tinggi badan 180 sentimeter itu, Lee kini mempersiapkan tubuhnya untuk pertarungan keras dalam divisi welterweight.

Namun, ia nampak tak terlalu memperhatikan berat badannya. Sebaliknya, ia terfokus untuk menjadi versi terbaik dari dirinya saat maju menghadapi Abbasov yang berbobot lebih besar.

“The Warrior” menambahkan:

“Tetapi, saat naik ke welterweight, saya hanya akan melakukan pendekatan yang sama seperti yang saya lakukan saat naik dari featherweight ke lightweight. Saya tak terfokus pada ukuran saya, saya tak terfokus pada seberapa besar atau kecilnya saya di divisi itu.”

“Saya hanya akan masuk ke sana dengan kondisi terbaik, serta meraih kesempatan merebut gelar itu.”

“Dan saat saya merebut gelar, itulah saat dimana saya mengambil waktu untuk sepenuhnya beralih, serta menyesuaikan berat badan dan latihan saya untuk menjadi nyaman bertarung di 185 [pound],”

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12