Christian Lee Harapkan Penyelesaian Cepat Atas Iuri Lapicus

Christian Lee IMG_0886

Saat sang Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee memasuki Circle dalam kesempatan berikutnya, ia akan mempertahankan gelarnya melawan sang penantang teratas, Iuri Lapicus.

Sampai saat ini, Lapicus masih tak terkalahkan dalam karier bela diri campurannya.

Pria berusia 24 tahun asal Moldovia ini, yang mewakili Team Petrosyan, memiliki rekor profesional sempurna dengan 14 kemenangan dan telah mengalahkan siapapun yang berhadapan dengannya.

Pada bulan Mei 2019, ia mengalahkan pionir bela diri campuran Thailand Shannon “OneShin” Wiratchai dalam debut promosionalnya dan memaksa lawannya ini menyerah melalui kuncian rear-naked choke pada ronde ketiga.

Ia melanjutkan kemenangan itu dengan mencetak submission atas mantan Juara Dunia ONE Featherweight Marat “Cobra” Gafurov dalam waktu 67 detik bulan Februari lalu.



Lee juga telah memperhatikan penampilan impresif dari atlet Moldovia ini saat ia naik peringkat, dan “The Warrior” meyakini bahwa momentum tersebut hanya akan menambah semangat lawannya.

“Kesan awal saya terhadap Iuri Lapicus adalah bahwa ia kompetitor muda yang sangat berbahaya dan haus [kemenangan]. Ia tak terkalahkan dalam karier profesionalnya dan saya mengetahui bahwa ia  baru saja meraih kemenangan submission luar biasa atas Gafurov,” kata perwakilan Evolve dan United MMA berusia 21 tahun ini.

“Keyakinannya akan menjadi sangat tinggi. Saya kira, saat ini, ia akan merasa berada dalam kondisi yang terbaik dalam kariernya sejauh ini. Saya kira itu akan mengeluarkan yang terbaik dari dirinya, saat ia memasuki ring bersama saya.”

Namun, Lapicus bukanlah satu-satunya atlet yang merasa sangat yakin. Faktanya, 2019 telah menjadi tahun milik “The Warrior.”

The first sibling World Champions in mixed martial arts history, Angela and Christian Lee

Pada bulan Januari 2019, ia berlaga dalam divisi featherweight dan membalas kekalahan diskualifikasi dari Edward “The Ferocious” Kelly dengan mengalahkannya melalui TKO pada ronde pertama.

Empat bulan kemudian, ia beranjak naik satu divisi dan menantang rekan satu timnya di Evolve – yang saat itu adalah Juara Dunia ONE Lightweight – Shinya “Tobikan Judan” Aoki, untuk sabuk emas. Walau sang legenda Jepang ini sempat mengunci “The Warrior” dengan armbar yang dalam pada stanza pembuka, Lee bertahan dan mencetak KO pada ronde kedua dan merebut sabuk emas.

Atlet Asia-Amerika ini mengakhiri tahun tersebut dengan masuk ke dalam babak Final Kejuaraan ONE Lightweight World Grand Prix pada bulan Oktober dan mengalahkan Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev melalui keputusan mutlak untuk merebut sabuk perak dari turnamen tersebut.

Walau Lee selalu berlatih keras untuk mengasah kemampuan elitnya, ia mengatakan bahwa faktor terpenting yang membawanya pada kemenangan adalah sikap dan mentalitas yang ia miliki.

“Saat saya berlaga dalam [divisi] featherweight, saya merasa bahwa saya adalah sang juara. Saat saya beralih ke lightweight, saya merasa saya adalah sang juara,” jelasnya.

“Itu adalah pemikiran yang saya bawa ke dalam latihan saya, yang juga terbawa dalam laga-laga saya. Pemikiran saya selalu sama – saya hanya menerima buah dari latihan dan kerja keras saya dalam dua laga terakhir saya.”

Christian Lee takes down Saygid Guseyn Arslanaliev

Namun, buah dari kerja kerasnya ini pun telah menjadikannya target bagi para atlet lainnya.

Lapicus menjadi pria pertama yang akan menguji dan mencoba melengserkannya, dimana ia memiliki kemampuan striking dan grappling yang mumpuni untuk mewujudkan hal itu.

Namun, Lee meyakini bahwa staminanya, kemampuan bela dirinya yang luas, serta pengalamannya dalam laga Kejuaraan Dunia akan membuat perbedaan tersendiri dalam laga mereka berikutnya.

“Saya yakin ia sedang berlatih keras dan ia bersedia masuk ke dalam kontes ini. Saya merasa saya hanya berada lebih dalam di tiap aspek. Saya telah menjalani ronde-ronde kejuaraan, dan saya tidak berpikir bahwa ia dapat bertahan selama lima ronde di dalam sana bersama saya,” aku Lee.

“Sebagian besar kemenangan dan penyelesaiannya terjadi pada ronde pertama. Saya kira ia masih sedikit mentah dalam aspek tersebut. Ia terbiasa mendapatkan penyelesaian cepat atas lawan yang dapat ia dominasi. Saya pastinya akan menjadi ujian terbesarnya sampai saat ini, dan juga lawan terberatnya.”

“Saya sangat beruntung dapat berlatih bersama berbagai praktisi judo dan kickboxer, dan merasa bahwa ia cukup berbahaya dalam kedua area tersebut. Namun, saya akan siap.”

Singaporean-American Christian Lee goes for the cross

Walau “The Warrior” berpikir bahwa ia akan mendapatkan keuntungan luar biasa dalam ronde-ronde kejuaraan, ia tidak yakin akan mendapatkan kesempatan untuk mengalami hal tersebut.

Sang penguasa divisi lightweight ini berlatih untuk mencetak submission atau KO atas lawannya secepat mungkin, dan ia ingin memulai masa kejayaannya sebagai Juara Dunia dengan cara yang sama.

“Saya tidak suka mengatakan hal seperti ini terlalu sering, karena saya tidak suka memberi [prediksi] apapun,” kata Lee. “Tetapi ini akan menjadi penyelesaian pada ronde pertama.”

Baca juga: Christian Lee Lihat Kembali Pernikahan ‘Sempurna’ Yang Dijalaninya

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled
StampFairtex DeniceZamboanga 1200X800
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Ferrari Fairtex Mavlud Tupiev ONE Friday Fights 56 22
Ferrari Fairtex and Mavlud Tupiev ONE Friday Fights 56
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Ben Tynan Kang Ji Won ONE Fight Night 16 80 scaled
Ben Tynan Kang Ji Won ONE Fight Night 16 66 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Ferrari Fairtex defeats Antar Kacem ONE Friday Fights 47 21