Adrian Mattheis, Abro Fernandes Ramalkan Laga Keras ONE: NEXTGEN III

is lito adiwang the most explosive fighter in one e29aa1efb88f

Gelaran ONE: NEXTGEN III diramaikan oleh laga antar para veteran dan elite divisi yang mencuri perhatian Adrian “Papua Badboy” Mattheis dan Abro “The Black Komodo” Fernandes.

Disiarkan malam ini, Jumat, 26 November, dari Singapore Indoor Stadium, ajang eksplosif yang menutup rangkaian gelaran utama NEXTGEN ini menampilkan sepasang laga strawweight bela diri campuran dan pertarungan keras antara dua atlet bantamweight kickboxing elite yang memicu komentar dari kedua bintang Indonesia ini.

Sebagai penutup ajang ini, bintang muda dari Team Lakay Lito “Thunder Kid” Adiwang akan menyelesaikan perseteruan lama dengan debutan asal Amerika Serikat Jarred “The Monkey God” Brooks di ‘The Home of Martial Arts.’

Lalu, terdapat juga laga ulang yang berselang delapan tahun lamanya antara Alex “Little Rock” Silva dan Rene “The Challenger” Catalan, serta usaha dari Alaverdi “Babyface Killer” Ramazanov untuk bangkit dari kekalahan dan meraih kemenangan atas Pongsiri PK.Saenchai Muaythaigym.

Ketiga laga ini jelas menarik perhatian besar dari Adrian dan Abro – yang berbagi prediksi mereka terhadap para atlet unggulan tersebut. Mari kita simak komentar mereka di bawah ini.

1. Lito Adiwang Vs. Jarred Brooks

Bicara atlet muda menjanjikan, tak lepas dari nama Lito Adiwang – bibit muda berbakat dari Team Lakay. Dalam divisi yang dikuasai oleh rekan satu timnya Joshua “The Passion” Pacio, “Thunder Kid” tetap menjadi ancaman.

Kali ini Adiwang mendapat ujian berat dari debutan asal AS yang cukup lantang. Tetap saja, Adrian berpendapat bahwa ujian tersebut tak akan menjadi permasalahan bagi bintang muda Filipina ini.

“Saya belum pernah lihat yang dari Amerika [Brooks] bermain, tapi kalau Lito, striking-nya bagus,” ujar Adrian.

Sebagai perwakilan dari sasana yang sangat terkenal oleh prestasinya dalam wushu di negara mereka, yang digawangi pelatih kepala Mark Sangiao, Adiwang boleh diadu untuk urusan striking. Hanya, sebagai generasi muda Team Lakay, Adiwang juga telah mengasah kemampuan grappling-nya dengan sangat baik.

“Grappling-nya Lito Adiwang tak terlalu bagus, namun bisa menghentikan Pongsiri [Mitsatit],” sambung perwakilan Tigershark ini.

“[Adiwang kalah] tipis [saat melawan Hiroba Minowa], tapi atlet Jepang itu juga jago. Saya mengunggulkan Lito Adiwang. [Kemenangan] KO pada ronde kedua.”

Sama halnya dengan Adrian, seorang veteran Indonesia yang dijuluki “The Black Komodo” juga menjagokan Adiwang.

“Menurut saya, laga ini akan menjadi sebuah laga yang sulit bagi kedua atlet, karena mereka benar-benar kuat dalam aspek masing-masing,” jelas Abro.

Atlet yang mewakili Han Academy ini memilih Adiwang sebagai pemenang berdasarkan kemampuan pria Filipina itu dalam pertahanan takedown dan striking tajam, kedua faktor yang dapat menjadi kunci demi meraih kemenangan.

Selain itu, teknik grappling “Thunder Kid” yang semakin terpoles – seperti pada generasi muda Team Lakay – akan menampilkan kemampuan menyeluruh miliknya.

“Adiwang harus dapat mempertahankan laga di atas kaki jika ingin mengungguli lawannya, dan meski pesaingnya adalah pendatang baru, ia tak boleh meremehkannya.”



2. Alaverdi Ramazanov Vs. Pongsiri

Di laga pendukung utama malam itu, para penggemar “The Home of Martial Arts” dapat menikmati penampilan “Babyface Killer” yang kembali memasuki “seni delapan tungkai” dengan tantangan berat dari Pongsiri, setelah ia kehilangan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Kickboxing di tangan Capitan Petchyindee Academy.

Ramazanov dikenal sebagai petarung jarak yang sangat kuat, sedangkan Pongsiri adalah petarung yang memiliki tekanan maju dan spesialis dalam pertarungan jarak dekat. Abro berkata bahwa perbedaan gaya ini akan menghasilkan pertukaran serangan keras, terutama saat “Babyface Killar” dapat menggunakan sikunya.

“Pertandingan ini akan menjadi laga yang sangat seru dan penuh dengan pertukaran pukulan, karena Ramazanov akan menjaga jarak dengan postur tubuhnya dan mencoba mencetak poin sebanyak mungkin dari jarak aman,” jelas Abro.

“Sedangkan, Pongsiri akan terus maju untuk menutup jarak dan menyerang dalam posisi clinch via siku dan lututnya.”

“Saya kira [Pongsiri] akan sulit untuk dijatuhkan ataupun dijaga jaraknya, karena ia sangat tangguh dan seringkali tidak menghiraukan pukulan yang mendarat ke badannya.”

Walau Abro menganggap keduanya memiliki kesempatan imbang untuk meraih kemenangan, jika Alaverdi dapat menjaga jarak dan tak terpancing bertukar pukulan jarak dekat, ia meraih kemenangan via keputusan juri.

Sebaliknya, jika Pongsiri mampu memotong jarak dan beraksi dalam jarak dekat, kekuatannya akan dapat menjatuhkan mantan pemegang gelar itu.

3. Alex Silva Vs. Rene Catalan

Laga ini akan menjadi pembuktian antara dua veteran dalam divisi strawweight, yang terakhir kali beradu delapan tahun yang lalu. Saat itu, “Little Rock” berhasil meraih submission via armbar pada ronde pertama, dan kali ini, Adrian berpendapat bahwa sang penantang peringkat keempat divisi strawweight ini dapat kembali unggul.

“Kalau saya lihat, karena faktor umur yang lebih senior Rene. Sepertinya [kemampuan dalam dirinya] mulai menurun. Kemarin Rene bertemu Bokang [Masunyane] juga [terkena] KO,” jelas Adrian.

“Masih Alex Silva. Masih ganas, dan dia juga seorang pelatih.”

Tetapi, kali ini Adrian melihat laga ini akan berlangsung lebih lama, karena perkembangan dari kemampuan Catalan.

Adrian sendiri pernah merasakan dahsyatnya serangan “The Challenger” di awal kariernya, dimana ia harus mengakui keunggulan sang Juara Wushu Filipina pada ronde kedua via armbar.

“Kalau saya sih suplexnya [Catalan]. Di awal bermain [dalam] ONE Championship langsung bertemu dengan Rene,” kenang Adrian. “Kalau tidak salah, Rene itu Juara Sea Games Wushu, striking-nya juga berbahaya. Grappling-nya juga, tapi bisa diatasi sama Silva.”

Rene Catalan IMGL9554

Menurut atlet kelahiran Ternate itu, keduanya akan saling menguji keahlian masing-masing. Hanya saja, kali ini mungkin mereka akan berlaga sampai “titik darah penghabisan.”

“Kayaknya diadu dulu, karena Rene juga pasti masih fit. Permainan ground dari Rene juga tidak kalah dengan Silva. Mungkin kalau striking, Silva agak kurang, tapi kalau untuk beradu pukulan, pasti bisa,” tegas Adrian. “Kalau saya, paling pada ronde kedua.”

Sekali lagi, Abro juga memiliki anggapan yang sama seperti juniornya ini.

Perwakilan Han Academy ini melihat bahwa keduanya akan ingin membuktikan diri mereka dan kembali meraih posisi teratas dalam divisi strawweight.

Catalan ingin membuktikan meskipun ia seorang veteran yang berumur, kemampuan dan pengalamannya mampu mengalahkan lawan. Sedangkan, Silva akan ingin membuktikan bahwa dirinya masih berbahaya dalam Circle dan mempertahankan posisinya sebagai penantang keempat dalam divisinya ini.

“Menurut saya, kedua atlet ini sangat menarik untuk ditonton, karena saya kira Catalan masih memiliki semangat yang kuat untuk mendesak lawan dengan kemampuan striking-nya,” jelas Abro.

“Silva juga telah mempertajam permainan stand up dan menjadi atlet yang sangat menarik untuk ditonton.”

Menurut Abro, meski Catalan memiliki semangat yang luar biasa, namun kemampuan grappling dan tekanan Silva akan membawa pria Brasil itu menjadi pemenang.

Baca juga: Pertaruhan Dan Kisah Seluruh Petarung Di ONE: NEXTGEN III

Selengkapnya di Berita

John Ghazali X Nguyen Tran Duy Nhat
Marat Grigorian Sitthichai Sitsongpeenong ONE 165 50 scaled
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 39
Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 98 scaled
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 61 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled
StampFairtex DeniceZamboanga 1200X800
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 6
Jacob Smith Walter Goncalves ONE Fight Night 17 22 scaled