Sunoto Bercerita Tentang Perjuangan dan Kesuksesan Karier

Sunoto ADUX8130

“The Terminator” Sunoto merupakan salah satu atlet veteran yang mampu bertahan dalam kancah persaingan global dalam waktu yang lama.

Sejak menjalani debut di “The Home Of Martial Arts” pada bulan April 2015, ia telah mewakili Indonesia di belasan ajang. Yang terbaru, ia menjadi satu-satunya atlet dari bumi pertiwi yang tampil dalam ajang bersejarah ONE: CENTURY PART I.

Dan Sunoto tidak akan berhenti sampai ia meraih mimpi terbesarnya.

Lahir dan dibesarkan oleh keluarga sederhana di desa Jepangrejo, Kabupaten Blora di Jawa Tengah, Sunoto kini merupakan salah satu nama yang dihormati di dunia seni bela diri. Dilihat sebagai sosok atlet senior dengan banyak pengalaman, tidak heran jika ia menjadi panutan bagi atlet-atlet junior di Indonesia.

Pada tanggal 22 Oktober lalu, Sunoto diundang sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR, yang terselenggara atas kerjasama ONE Championship dengan Yayasan Usaha Mulia (YUM) di YUM Village, Cipanas, Jawa Barat.

“Saya merasa senang dan bangga bisa berbagi dengan mereka,” tutur Juara WKF Indonesia ini.

Yayasan Usaha Mulia merupakan sebuah lembaga yang peduli akan pendidikan anak dan kini berperan dalam penyaluran beasiswa bagi mereka yang kurang mampu atau yang memiliki prestasi.

Dengan peserta kegiatan rata-rata adalah anak-anak yang duduk di sekolah menengah atas, tentu saja kehadiran Sunoto memantik semangat dan antusias dari para generasi penerus bangsa ini.



“Zaman saya dulu, akses pendidikan susah. Saya mengapresiasi kehadiran lembaga yang peduli akan pendidikan anak,” tutur Sunoto yang sempat putus sekolah sejak lulus Sekolah Dasar ini.

Kisah masa lalu Sunoto yang penuh perjuangan tentunya akan menjadi pemantik semangat anak-anak muda untuk terus berjuang dan tidak berhenti menggapai mimpi. Buktinya jelas, kerja keras Sunoto telah membawanya pada taraf hidup yang lebih baik dan mampu membantu kehidupan orang tuanya.

Seni bela diri menjadi satu topik tersendiri saat Sunoto menceritakan perjuangannya.

Ia bercerita bagaimana awal mula mengenal bela diri hingga mengumpulkan uang demi bisa berlatih di sebuah dojo di Jawa Timur saat menginjak usia remaja. Ia menyisihkan waktunya di malam hari untuk berlatih agar tidak menggangu waktu kerja.

“Mereka antusias sekali. Semoga apa yang saya sampaikan bisa menginspirasi mereka,” jelas Sunoto.

Baca juga: Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: DAWN OF VALOR – Zebaztian Vs. Kiamrian

 

Selengkapnya di Fitur

Team Mongolia in Physical Asia
Yuki Yoza Superlek ONE 173 18 scaled
Numsurin Chor Ketwina Paeyim Sor Boonmeerit ONE Friday Fights 113 33 scaled
Stamp Fairtex Ham Seo Hee ONE Fight Night 14 2 scaled
RodtangSon
Stella Hemetsberger Chellina Chirino ONE Friday Fights 82 33
Rungrawee Sitsongpeenong George Jarvis ONE Friday Fights 85 6 scaled
Ekaterina Vandaryeva Martyna Kierczynska ONE Fight Night 20 38 scaled
Stamp Fairtex Ham Seo Hee ONE Fight Night 14 2 scaled
Yodthongthai Sor Sommai Aslamjon Ortikov ONE Friday Fights 78 27 scaled
Seksan Or Kwanmuang Asa Ten Pow ONE Fight Night 30 28 1 scaled
Nadaka Yoshinari Rak Erawan ONE 172 68 scaled