Petchmorakot Meninggalkan Segalanya Demi Menjadi Seorang Juara

IMGL8404

Petchmorakot Petchyindee Academy akan kembali beraksi pada hari Jumat, 31 Juli ini di ajang ONE: NO SURRENDER, saat ia mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai miliknya.

Dalam ajang yang akan berlangsung sebagai rangkaian ONE Super Series di Bangkok, Thailand ini, ia akan menghadapi kompatriot dan rival lamanya, “The Boxing Computer” Yodsanklai IWE Fairtex.

Namun, sebelum ia bahkan menapakkan kaki di atas panggung bela diri dunia, Petchmorakot telah memastikan namanya sebagai salah satu kompetitor Muay Thai terbaik dunia.

Untuk melakukan itu, dirinya harus mengambil salah satu keputusan terbesar dalam hidupnya, serta meninggalkan segala sesuatu di belakangnya untuk mengejar kejayaan untuk mendukung keluarganya.

Saat ia masih remaja, ia direkrut oleh sasana yang sudah sangat terkenal, Petchyindee Academy, di Bangkok, Thailand. Ia pun pindah dan tinggal dalam hiruk ibukota untuk berlatih di sasana elit itu demi sebuah kesempatan yang tak akan pernah didapatkannya di tengah pedesaan dan sawah di Isaan.

Petchmorakot Petchyindee Academy in Kuala Lumpur, Malaysia

Namun, itu akan menjadi sebuah perubahan besar dalam kehidupannya. Ia meninggalkan rumahnya, meninggalkan segala sesuatu yang ia ketahui di tanah kelahirannya untuk berakar di tengah-tengah megapolitan Bangkok.

“Saya tidak ingin pergi. Saya tidak ingin meninggalkan keluarga saya,” akunya.

“Namun saya mengetahui inilah satu-satunya cara saya dapat membawa keluarga saya keluar dari kemiskinan.”

Perjalanan ke Bangkok ini akan menandakan pertama kalinya atlet remaja ini meninggalkan rumah seorang diri, serta pertama kalinya ia menjejakkan kaki di ibukota.



Sebelum ia beranjak pergi, kedua orang tua Petchmorakot menjalankan tradisi kuno Thailand bernama Riak Kwaan bagi anak mereka. Berbagai keluarga di desa tersebut berkumpul bersama untuk mendudukkan anak muda ini dan menyelaraskan rohnya. Mereka memanggil arwah nenek moyang mereka, mengikat kain putih di pergelangan tangannya dan memberi pengharapan bagi dirinya.

Saat perjalanannya dimulai, pemikirannya yang gelisah itu pun hilang diantara harapan-harapan penuh kegembiraan.

“Petchyindee mengirimkan sebuah truk untuk menjemput saya,” jelasnya. “Saya teringat bahwa itu sangat bagus. Itu tak terlihat seperti truk-truk di desa saya.”

IMGL8489.jpg

Perjalanan dari Provinsi Ubon Ratchathani – yang berbatasan dengan Laos – ke Bangkok membutuhkan 10 jam. Satu-satunya teman perjalanannya adalah sang pengemudi, maka Petchmorakot mencoba untuk tidur. Ia ingin menyimpan tenaganya untuk gemerlap ibukota dan akhirnya terbangun sesaat sebelum mereka sampai.

Ia segera melihat pemandangan dari rumah barunya itu, yang sarat dengan gedung pencakar langit, jalanan yang sangat sibuk dan penuh.

“Saya belum pernah ke Bangkok sebelumnya. Saya sangat bersemangat, namun saya terkejut melihat bagaimana kota ini sangat penuh dibandingkan dengan desa saya,” tambah Petchmorakot.

Transisinya menuju kehidupan di ibukota juga dipermudah dengan sambutan dari rekan-rekan satu timnya yang baru ini. Kehidupan seorang atlet Muay Thai dapat menjadi sangat menantang karena tekanan dan latihan keras yang mereka jalani, namun persaudaraan di sasana memberikan atmosfer yang supportif dan penuh kekeluargaan.

Begitu ia tiba di Petchyindee, Petchmorakot disambut dengan tangan terbuka.

IMGL8461.jpg

“Sangat sulit meninggalkan teman-teman saya, terutama karena saya masih remaja, namun juga sangat menyenangkan untuk mendapatkan teman baru,” katanya. “Saya segera berteman setelah tiba di sasana.”

Ia juga cepat beradaptasi dalam beberapa aspek dari kehidupan barunya itu. Walau banyak hal yang nampak baru bagi dirinya, Petchmorakot tidak memiliki masalah menjalaninya karena ia menikmati kenyamanan di rumah barunya ini.

Makanannya mirip dengan apa yang dia santap di desa, dan ia mendapatkan nutrisi yang baik untuk menjaga kondisinya. Hal-hal lainnya, seperti kondisi tempat tidurnya, tak jauh berbeda dari apa yang terbiasa ia jalani saat kecil, namun itu jauh lebih baik.

“Itu adalah pertama kalinya saya tidur dalam kamar ber-AC,” ingatnya. “Saya sangat menyukainya, saya selalu tidur dengan baik dalam udara dingin.”

Namun, seluruh kemewahan yang ia alami itu tidak dapat menyembunyikan kerinduannya akan rumah.

“Dua sampai tiga hari pertama, saya tak dapat tidur. Saya terlalu merindukan rumah saya,” akunya.

“Orang tua saya seringkali menelpon untuk bertanya bagaimana keadaan saya. Terkadang, saya akan menangis karena saya terlalu merindukan mereka.”

Petchmorrakot IMGL5943.jpg

Terlepas dari kerinduannya itu, Petchmorakot terfokus pada misinya supaya ia dapat berkompetisi dan mendapatkan lebih banyak penghasilan untuk mendukung kehidupan keluarganya.

Di bawah bimbingan dari tim manajemen dan pelatih barunya di sebuah sasana modern itu, ia menjadi Juara Dunia dua divisi Lumpinee Stadium Muay Thai, sebelum akhirnya merajai puncak divisi featherweight Muay Thai di rangkaian ONE Super Series.

Kini, atlet berusia 24 tahun ini akan menghadapi tantangan baru saay ia harus mempertahankan gelarnya itu saat organisasi bela diri terbesar di dunia ini kembali melanjutkan rangkaian gelaran utamanya pada tanggal 31 Juli, di Bangkok, kota yang sama dimana ia memulai perjalanannya sebagai atlet Muay Thai profesional.

Baca juga: Yodsanklai Melihat Kembali Awal Perjalanannya Dalam Muay Thai

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 61 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 32 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 29 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800