Gaya Muangthai “Elbow Zombie” Yang Membawa Kehebohan

Muangthai AAA_5633

Muangthai “Elbow Zombie” PK.Saenchaimuaythaigym memiliki sebuah senjata yang paling ditakuti dalam rangkaian ONE Super Series.

Setelah waktu istirahatnya, Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai ini akan kembali untuk mengincar KO dalam laga keduanya di ONE: DREAMS OF GOLD, Jumat, 16 Agustus ini.

Banyak lawan yang terjatuh karena serangan siku jarak dekatnya yang menjadi andalannya sebelum dirinya memasuki panggung bela diri dunia ini, dimana kini ia berharap untuk menunjukkan seberapa berbahaya serangannya pada dunia dalam laga divisi bentamweight melawan Kenta Yamada di Impact Arena, Bangkok.

Atlet berusia 25 tahun ini memulai kariernya dalam Muay Thai di bawah bimbingan ayahnya, di desa kecil bernama Nong Ki, Buriram.

Di sanalah ia mengembangkan kemampuan yang menjadikannya seorang petarung tanpa takut yang gemar maju, serta menjadi bintang di tanah kelahirannya.

“Latihan di sasana ayah saya sangat keras. Ia sangat ketat dengan apa yang harus dilakukan, dan mendorong saya,” jelasnya.

“Ayah saya selalu mengajarkan kami untuk bertarung dengan keras. Untuk siap bertukar serangan, menekan maju dan menjadi agresif. Itulah gaya bertarungnya.”

“Ia selalu mengingatkan bahwa kami semua telah terkondisi dengan baik dan tak harus takut akan apa pun, dan terus menekan maju. Ia mengatakan pada kami, jika kamu ingin menjadi petarung, kamu harus memberi 100 persen. Dia tidak menyukai petarung yang bertanding hanya untuk bertahan dan setengah hati di dalam ring.”

“Ayah saya dikenal sebagai seseorang yang sangat garang. Semua petarungnya sangat kuat dan berdaya tahan tinggi. Gaya saya adalah muay bu (agresor) – yang selalu menjadikan laga saya menarik. Saya kira para penggemar akan menyukai itu, dan gaya saya akan menarik bagi penonton internasional.”

Melalui metode klasik dari ayahnya, Muangthai pun mulai mengembangkan gaya bertarung khasnya.

Muangthai PK.Saenchaimuaythaigym defeats Panicos Yusuf at ONE: HEART OF THE LION

Kondisi tubuhnya yang sempurna, mentak tak terpatahkan dan agresi tak kenal lelah itu memberinya tiga gelar Juara Dunia dalam “seni delapan tungkai” dan menjadikannya favorit para penggemar di antara pengagum berat Muay Thai – walau tak sedikit pula yang meragukannya.

“Saya memiliki bakat dari kecil, namun saya seringkali diejek karena [badan saya] yang sangat kecil dan lemah. Tak ada yang mengira saya mampu melangkah sejauh ini dalam karier saya,” katanya.

“Namun saya selalu bertarung dengan keras dan memiliki semangat.”

Pada akhirnya, seperti kebanyakan atlet tingkat tinggi dari kawasan timur laut Thailand, Muangthai merantau ke Bangkok demi mengejar kejayaan di berbagai stadion di kota tersebut.

Dia mempertahankan gaya serangan khasnya itu, dan setelah berkali-kali mencetak KO di ibukota, ia dijuluki “Elbow Zombie” oleh manajernya, Sia Ket, dari PK.Saenchaimuaythaigym.

Itu bukanlah pertama kalinya ia diberi julukan yang mampu memberi lawannya rasa takut saat menghadapinya, namun yang satu ini menangkap imajinasi para penggemar dan akhirnya melekat erat.

“Saya kira Sia Ket memberi saya julukan itu sekitar dua atau tiga tahun yang lalu,” katanya.

“Sebelumnya, saya dijului ‘The Boy Who Yields To No One’. Saya mendapatkan beberapa julukan sepanjang karier saya, namun inilah yang paling melekat.”

Muangthai PK.Saenchaimuaythaigym defeats Panicos Yusuf at ONE: HEART OF THE LION

Tak banyak seniman bela diri yang dapat menggunakan pendekatannya itu, tetapi perpaduan dari keberanian dan kemampuan Muangthai hanya menandakan bahwa ia adalah atlet yang langka.

“Ada bahaya yang mengancam saat bertarung dengan gaya ini,” jelasnya.

“Saya tak boleh terburu-buru dan harus tetap terfokus, namun saya tak melihat bahayanya. Teknik saya ada di situ dan saya tahu apa yang harus dilakukan.”

Kemampuan itu adalah hasil dari beribu-ribu jam latihan keras dengan ayah dan saudaranya, yang jelas menjadi landasan bagi karier gemilangnya.

Selama bertahun-tahun, Muangthai mengembangkan kekuatan hebat dalam posisi clinch, yang menyulitkan rivalnya untuk lepas dari genggamannya. Pergerakan maju dan ritme tak henti membawanya memasuki posisi tepat, dan saat ada di sana, ia menyerang dengan sikunya.

“Saya kira itu adalah kekuatan lengan saya, dipadukan dengan teknik saya, yang membuat saya meraih banyak KO,” tambahnya.

“Kekuatan yang saya miliki berasal dari gaya latihan klasik dari ayah saya. Ia membesarkan saya untuk menjadi tangguh, kuat dan tak kenal takut di dalam ring.”

“Saudara saya mengajarkan teknik serangan siku. Itu sangat berguna bagi saya, dan saya hanya memulai dari situ.”

Muangthai PK.Saenchaimuaythaigym defeats Panicos Yusuf at ONE: HEART OF THE LION

Dengan senjata yang sangat terkenal dan ditakuti tersebut, kebanyakan lawannya akan menghindari pertempuran jarak dekat dengan “Elbow Zombie” tersebut.

Jika mereka dapat menjaga jarak, Muangthai masih memiliki arsenal yang sarat dengan pukulan, serangan lutut dan tendangan untuk meraih kemenangan dari sisi luar.

Namun, dengan pengalaman selama hampir dua dekade, serta lebih dari 200 laga profesional atas namanya, Muangthai mengerti bagaimana ia dapat menerapkan game plan-nya, serta mencetak penyelesaian dengan penuh gaya melawan petarung kelas dunia – termasuk Yamada.

“Banyak lawan saya yang tak ingin masuk ke dalam clinch karena mereka takut pada siku saya, maka mereka melakukan pendekatan teknis dan mencoba melawan saya dengan jarak,” katanya.

“Tetapi ayah saya membesarkan saya untuk tetap terus maju dan tidak menyerah. Saya akan selalu mencoba untuk memotong jarak, dimana saya menjadi yang terkuat.”

“Walau lawan saya mengetahui kapan saya akan maju, kekuatan dan determinasi saya dapat membuat saya masuk ke posisi itu. Jika mereka tak sekuat saya, saya akan dapat masuk.”

Special Banner For ONE Championship Merchandise

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 16 scaled
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 61 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 32 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 29 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800