‘Saya Terus Melaju’ – Jonathan Di Bella Bahas Tentang Laga Penebusan Kontra Prajanchai

jonathan di bella vs sam a post fight interview 1

Bagi Jonathan Di Bella, kemenangan tidak datang dari rasa amarah ataupun balas dendam – semuanya datang dari evolusi diri.

Striker Italia-Kanada ini berjalan menuju ONE Fight Night 36: Prajanchai vs. Di Bella II di Bangkok, Thailand, dengan semangat penebusan setelah kalah atas lawan yang sama pada pertemuan sebelumnya. Kali ini, setiap serangannya lebih terkalkulasi layaknya seorang teknisi yang berhasil mengubah satu-satunya kekalahan dalam kariernya menjadi sebuah pelajaran.

Dalam lima ronde bertempo tinggi, kecepatan serta kepresisian Di Bella berhasil mendikte laga.

Lewat pukulan jab yang membelah pertahanan, tendangan rendah yang membuat goyah, dan ketenangan yang konsisten sepanjang laga membuatnya unggul atas petarung pound-for-pound unggulan Prajanchai PK Saenchai dalam laga penyatuan Gelar Juara Dunia demi menjadi raja tak terbantahkan ONE strawweight kickboxing.

Ia mengatakan:

“Seperti biasanya, saya menuruti apa kata tim, dan melakukan tugas saya. Saya yakin saya langsung melukainya. Mereka mengatakan agar saya langsung mengincar tubuh dengan pukulan. Pada momen itulah saya melihat wajahnya berubah, dan saya terus melaju dan bertarung selama lima ronde penuh.”

Rivalitas mereka telah dimulai 16 sebelumnya dalam ajang ONE Friday Fights 68, saat Prajanchai mengungguli Di Bella demi meraih takhta yang tak bertuan sekaligus memberi Di Bella satu-satunya kekalahan dalam kariernya.

Namun dalam rematch pekan lalu, Di Bella memutarbalikkan skrip dengan intensitas serangan yang pernah membuatnya kewalahan.

Bagi sang atlet 29 tahun ini, perbedaanya terletak pada eksekusi yang lebih bersih serta pemilihan waktu serangan yang lebih taja:

“Saya mendaratkan lebih banyak serangan bersih. Saya melukainya, dan saya percaya itu. Saya tak ingat di ronde berapa, tapi saya mendaratkan sebuah pukulan, hook, dan dia goyah. Saya melihatnya sangat terluka, dan di situlah [momennya.]”

Performanya seperti menjadi penebusan sempurna. Setiap serangan dan setiap pertukaran menjadi penebus kegagalannya tahun lalu.

Saat nilainya dibacakan, Di Bella tidak terlihat tegang. Ia tahu performanya sudah cukup membuatnya unggul, dan ketika namanya disebutkan sebagai pemenang, baru emosinya pecah.

Kemenangan itu tak hanya membuatnya kembali menyandang sabuk yang hilang, tetapi juga membuatnya menerima bonus penampilan senilai US$50.000 (Rp800 juta) dari Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong.

Bahkan dengan performa ciamik yang ia tampilkan, Di Bella tetap merendah dan melihat bahwa dirinya masih berpotensi tampil lebih baik – sebuah mental sempurna untuk seorang seniman bela diri.

Ia mengatakan:

“Performa saya mungkin 8 atau 7,5.

“Selalu ada ruang untuk berkembang. Kamu harus selalu menjadi lebih baik dalam setiap pertarungan. Tidak pernah ada yang namanya performa sempurna.”

Di Bella Incar Sabuk Kedua Dan Super-Fight Potensial

Dengan sabuk juara kini kembali melingkar di pinggangnya, Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing Jonathan Di Bella tak ingin melihat ke belakang.

Jagoan berusia 29 tahun ini sudah menatap tantangan baru, termasuk kemungkinan menghadapi Prajanchai PK Saenchai dalam sebuah trilogi. Namun, kali ini ingin berlaga demi sabuk Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai yang disandang sang legenda dari Thailand.

Di Bella mengatakan:

“Betul, bahwa seorang juara harus selalu siap menjaga sabuknya sesegera mungkin. Jadi, siapapun yang menginginkan sabuk kickboxing ini, silahkan. Namun di masa mendatang, saya ingin menantang Prajanchai dalam pertarungan Muay Thai.”

Laga ini akan menjadi sebuah pertemuan klasik. Keduanya telah bertemu dua kali dengan masing-masing mengoleksi satu kemenangan. Maka, laga trilogi akan jadi penutup sempurna.

Meski demikian, ambisi Di Bella tidak hanya berhenti di situ.

Sang Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing juga mengutarakan ketertarikannya untuk naik divisi demi laga super-fight potensial kontra Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing “The Kicking Machine” Superlek, mantan penantang Juara Dunia ONE Takeru “Natural Born Krusher” Segawa, serta mantan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon – nama-nama besar yang telah berada di puncak rantai makanan dunia olahraga kombat.

Ia mengatakan:

“Super-fights yang saya pikirkan saat ini mungkin di divisi flyweight. Ini akan sangat keren. Saya tertarik, 100 persen. Akan jadi sebuah kehormatan untuk menempatkan namaku bersanding dengan para petarung pound-for-pound terbaik.

“Para petarung Thailand ini adalah yang terbaik di dunia. Akan menjadi sebuah kehormatan menjadi petarung asing yang berada sejajar dengan mereka.”

Selengkapnya di Berita

Roman Kryklia Iraj Azizpour ONE163 1920X1280 38
1461 scaled
Roman Kryklia Lyndon Knowles ONE Fight Night 30 35 scaled
Anatoly Malykhin Oumar Kane ONE 169 68
Ilias Ennahachi Nabil Anane ONE Friday Fights 126 5 scaled
Decho Por Borirak Suriyanlek Por Yenying ONE Friday Fights 131 14 scaled
Superbon Singha Mawynn Tayfun Ozcan ONE Fight Night 11 73
108445 scaled
Roman Kryklia Lyndon Knowles ONE Fight Night 30 27 scaled
Isi Fitikefu Vs. Dzhabir Dzhabrailov scaled
marcelogarcialachlangiles
Shozo Isojima Tye Ruotolo