Samy Sana Incar Kejayaan ONE Super Series Bagi Orang Tuanya

Samy Sana ASH_5088

Memenangkan ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix akan memiliki arti tersendiri bagi Samy “AK47” Sana – bukan untuk memuaskan mimpinya akan sebuah kejayaan, tetapi bagi orang tuanya.

Turnamen ini akan memberikan hadiah sebesar satu juta dolar Amerika Serikat bagi pemenangnya, dan atlet asal Perancis ini dapat melangkah lebih dekat menuju hadiah yang dapat mengubah kehidupannya, dalam babak semifinal turnamen di ajang ONE: DREAMS OF GOLD Jumat nanti, tanggal 16 Agustus.

Saat ia bersiap menghadapi atlet Rusia Dzhabar “Ghengis Khan” Askerov di Bangkok, Thailand, atlet berusia 30 tahun ini menjelaskan bagaimana dirinya mendapatkan dukungan dari ayah dan ibunya untuk menjalani misi yang mengubahnya dari seorang pemuda bermasalah menjadi Juara Dunia.

Lahir Dan Besar Di Paris

Orang tua Samy pindah ke Perancis dari Aljazair saat mereka masih remaja, supaya mereka dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik dan bersiap membangun sebuah keluarga.

Mereka tinggal di Paris, dimana Samy lahir dan dibesarkan dengan adik-adiknya, serta dimana ia terlibat dalam berbagai permasalahan. Tetapi, ia juga diselamatkan oleh seni bela diri.

“Saya mencintai Paris. Disini saya lahir, saya bertumbuh, serta mengalami momen terbaik dan terburuk dalam hidup saya, dimana saya melakukan berbagai kegilaan dalam hidup,” akunya.

“Saat saya lebih muda, saya adalah seseorang yang [memiliki] gejolak – sangat kasar. Saya sangat sulit diarahkan dan berhenti sekolah jauh lebih awal.”

“Saya harus menemukan sesuatu untuk meluruskan itu. Saya harus menemukan sebuah olahraga untuk mengurangi keagresifan saya, untuk tidak menjadi impulsif.”

Keselamatan Melalui Bela Diri

Samy muda pertama kali menjejakkan kaki dalam sebuah sasana saat ia berusia 13 tahun dan menemukan dirinya berdiri di dalam ring kurang dari setahun kemudian.

“Saya tidak mengetahui banyak tentang seni bela diri, tetapi saya segera menyukainya dan mengerti bahwa Muay Thai adalah yang saya butuhkan, serta bahwa saya memiliki bakat itu,” katanya.

“Saat saya menjalani pertarungan pertama saya, saya berusia 14 tahun. Saya memasuki ring tanpa takut, tanpa stres, dimana pertandingan tersebut berakhir pada ronde pertama. Setelah itu, saya berpikir bahwa saya akan menjadi petinju [Muay] Thai.”

“Muay Thai menyelamatkan hidup saya. Ini mengajarkan saya tentang respek, dan menjauhi saya dari jalanan, dimana saya terbiasa mencari keributan saat saya lebih muda.”

“Ini adalah sebuah seni, seni yang luar biasa, dimana ini menjadi segala sesuatu bagi saya – pendidikan saya, jalan hidup saya.”

Kecintaannya pada olahraga ini membawanya ke tanah kelahiran Muay Thai, dimana ia belajar lebih banyak lagi mengenai nilai kedisiplinan dan menajamkan kemampuannya sebelum ia akhirnya tiga kali menjuarai Kejuaraan Dunia Muay Thai dan kickboxing.

The Greatest Inspiration

Orang tua Samy menginginkan dirinya melakukan apapun yang membuatnya bahagia, oleh karena itu, walaupun mereka tidak bersorak dengan gembira saat melihat anak mereka memilih sebuah karir di dalam ring, mereka tetap mendukungnya sepanjang jalan yang ia tempuh.

Dukungan mereka sangat penting bagi “AK47” setelah ia menemukan jalurnya, tetapi tidak ada yang memberinya inspirasi lebih besar daripada keberanian ibunya saat ia memerangi sebuah kondisi yang sangat berat.

“Ibu saya terkena kanker saat saya masih muda,” jelasnya.

“Itu kanker paru-paru. Saya masih berusia 19 tahun, dan kakak adik saya jauh lebih muda dari saya. Ini adalah pengalaman yang sangat berat, tetapi kami berhasil melaluinya.”

“Tantangan tersebut memberi saya kekuatan bagi kehidupan saya sendiri.”

Saat ibunda Samy pulih dari penyakitnya, keinginan anaknya untuk meraih kesuksesan berkembang lebih besar dari sebelumnya.

Setelah melihat pergumulan ibunya dengan penyakitnya, setelah ia mendedikasikan kehidupannya – dan suaminya – untuk memberi anak-anak mereka masa depan yang lebih baik, “AK47” bangkit untuk meraih tingkatan baru dalam karirnya.

“Saya ingin meraih kesuksesan supaya ayah dan ibu saya dapat berbahagia, karena mereka telah melewati berbagai kesulitan dalam hidup mereka.”

“Mereka tiba [di Perancis] dari Aljazair saat mereka masih sangat muda, untuk mencari pekerjaan, untuk mendidik kami dan membangun kehidupan kami.”

“Semua yang saya lakukan adalah bagi mereka. Saya harap dapat membuat mereka bangga dan mereka dapat beristirahat setelah seluruh pengorbanan yang mereka berikan, sebagai balasan dari kasih sayang yang mereka beri bagi saya, seluruh momen terburuk yang kami lewati.”

Hadiah Utama Bagi Samy

Setelah lebih dari 140 laga profesional, atlet asal Perancis ini maju ke panggung dunia untuk seni bela diri tahun lalu ketika ONE Super Series diluncurkan.

Pada bulan Mei, ia mencetak kemenangan ke-134, yang juga merupakan kemenangan terbesarnya, saat menghadapi legenda Muay Thai Yodsanklai IWE Fairtex dalam babak perempat final turnamen World Grand Prix.

Saat ini, ia hanya berada selangkah sebelum meraih kesempatan untuk bertanding memperebutkan hadiah satu juta dolar Amerika Serikat, yang dapat mengubah kehidupan keluarganya.

“Saya datang dari keluarga yang sangat sederhana. Kami memiliki penghormatan tersendiri terkait uang, karena itu sangat sulit didapatkan,” katanya. 

“Orang tua saya bekerja sangat keras untuk membesarkan kami, memberi kami makan, dan diatas semua ini, mereka selalu mendorong saya lebih tinggi dan selalu mendukung saya. Untuk keluar dari seluruh pekerjaan ini, seluruh tahun-tahun tersebut, [hampir] 150 pertandingan… Satu juta dolar akan menjadi pencapaian seumur hidup.”

“Uang tidak dapat membeli kebahagiaan, tetapi itu akan sangat membantu. Karena orang tua saya menjalani [kehidupan] keras dan bekerja keras sedari mereka muda, akan sangat menyenangkan untuk memberi segala kebutuhan keluarga saya.”

Tetapi, perwakilan Phenix Muay Thai Paris dan Venum Training Camp Thailand ini juga mengatakan bahwa motivasi utamanya adalah untuk meraih kemenangan.

Jika ia dapat mencapai puncak, Samy akan menjadi atlet kelas dunia nomor satu yang tak terbantahkan dalam divisinya.

“Saya tidak bertanding untuk uang,” katanya.

“Tetapi tetap, [satu] juta dolar itu adalah pembagian yang sangat bagus, tetapi saya bertanding karena ini adalah gairah saya – karena bertarung itu ada dalam darah saya.”

“World Grand Prix dari ONE Championship adalah turnamen terbesar di dunia, dengan atlet terbaik dunia, maka saya akan menegaskan bahwa saya adalah salah satu kickboxer terbaik di dunia.”

“Bagi segala yang orang tua saya lakukan, bagi apa yang mereka ajarkan pada saya, untuk seluruh kasih sayang yang mereka berikan, untuk setiap pengorbanan yang mereka lakukan bagi adik-adik saya… Tidak ada yang akan menghentikan saya memenangkan turnamen ini.”

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12