Petchmorakot Harap Bisa Menjadi Legenda Dengan Mengalahkan Yodsanklai

Petchmorakot Petchyindee Academy defeats Pongsiri PK.Saenchaimuaythaigym ONE WARRIOR'S CODE

Setelah menciptakan sejarah pada awal tahun ini, Petchmorakot Petchyindee Academy ingin mengokohkan posisinya dengan mengalahkan salah satu ikon Muay Thai paling disegani saat ini. 

Pada Jumat, 31 Juli, Petchmorakot akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai yang baru ia raih melawan “The Boxing Computer” Yodsanklai IWE Fairtex dalam laga pendukung utama ONE: NO SURRENDER di Bangkok, Thailand.

Laga tersebut akan menjadi yang pertama bagi atlet asal Petchyindee Academy untuk mempertahankan sabuk juaranya, sekaligus menjadi laga terbesar dalam kariernya sejauh ini.

“Laga mendatang merupakan pertarungan Muay Thai terpenting dalam hidup saya,” tutur Petchmorakot.

“Yodsanklai telah dikenal di seluruh dunia. Ia adalah petarung hebat dan seorang legenda. Jika bisa mengalahkan Yodsanklai, saya akan diterima dan dikenal secara global.”

ONE Featherweight Muay Thai World Champion Petchmorakot Petchyindee Academy

Pada Februari lalu di Istora Senayan Jakarta, Petchmorakot mencatatkan namanya dalam buku sejarah ONE Championship setelah tampil dominan atas Pongsiri PK.Saenchaimuaythaigym untuk meraih kemenangan lewat putusan mutlak dan menjadi Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai perdana.

Atlet berusia 26 tahun ini unggul dari segi postur dan jangkauan dalam laga tersebut, dan ia memanfaatkan betul keunggulan fisiknya untuk membongkar pertahanan lawan.

Setelah menganalisa jarak pada awal-awal ronde, Pethmorakot melayangkan jab-jab terukur, tendangan kaki kiri, serta serangan lutut dan sikut untuk meraih kemenangan meyakinkan.

“Ronde pertama adalah tentang saling mempelajari satu sama lain,” kenangnya.

“[Saya mempelajari] bagaimana ia melayangkan senjatanya. Kemampuannya bagus, namun ia agak pendek, jadi saya bisa melayangkan senjata jarak jauh seperti yang sudah saya siapkan. Saya ada dalam posisi yang diuntungkan karena bisa melayangkan serangan jarak jauh dan memenangi laga tersebut.”



Satu bulan setelah Petchmorakot menjadi Juara Dunia, ONE harus menunda semua ajang karena pandemi global COVID-19.

Yang berarti, sang juara bertahan tak bisa berlatih dengan atlet lain, meskipun ia tetap bertekad untuk menjaga kondisi fisik dan terus mempertajam tekniknya.

Dengan pola pikir tersebut, atlet asal Bangkok ini berlari sejauh 5 kilometer setiap pagi, mejaga berat badan, dan bahkan berlatih dengan samsak besar untuk memastikan diri siap untuk mempertahankan sabuknya.

Kesempatan tersebut pun datang pada akhir Juni lalu, saat ia mendapat tawaran mempertahankan sabuk untuk pertama kali di Thailand dengan menghadapi ikon sejati dari Muay Thai – dan ia pun meyambutnya dengan suka hati.

“Saya benar-benar bersemangat dan senang bisa bertemu Yodsanklai, seorang legenda yang dikenal seantero negeri,” tutur Petchmorakot. “Saya berlatih dua kali lebih berat demi laga mendatang. Ini merupakan laga pertama saya dalam mempertahankan gelar di tanah kelahiran saya untuk menunjukkan apa yang saya bisa pada orang-orang.”

Yodsanklai IWE Fairtex knocks out Luis Regis

“The Boxing Computer” bukanlah sosok asing bagi Petchmorakot. 

Yodsanklai, yang terkenal karena tendangan kaki kiri bak gledek dan pukulan keras, telah meraih berbagai kejuaraan dunia dalam kariernya sebagai legenda Muay Thai.

Atlet asal Pattaya berusia 34 tahun ini telah menciptakan berbagai momen luar biasa di “The Home Of Martial Arts”, termasuk aksi triple uppercut atas Luis Regis pada Desember 2018 dan kemenangan TKO aras Andy “Souwer Power” Souwer pada Maret 2019.

Meski menaruh respek yang tinggi pada kemampuan elit dari petarung asal Fairtex tersebut, Petchmorakot merasa percaya diri jiwa mudanya akan menjadi sebuah faktor pembeda dalam laga kelas dunia nanti.

“Kelemahannya adalah karena ia telah menua,” tutur Petchmorakot. “Ia mungkin akan kelelahan pada ronde empat atau lima. Saya akan memanfaatkan faktor usia muda saya melawannya dengan terus menekan agar ia kelelahan, dan lalu menjatuhkannya.”

Dengan begitu, Petchmorakot berencana untuk tetap berlaga dalam intensitas tinggi hingga Yodsanklai kelelahan – lalu menyelesaikan laga lewat salah satu serangan khasnya. 

“Saya akan menggunakan senjata khas saya, yaitu sikut dan lutut,” tuturnya. “Karena ini laga Muay Thai, saya akan berlatih keras dengan sikut dan lutut demi meraih kemenangan.”

Jika sesuai rencana, Petchmorakot berharap mampu mempertahankan sabuk, menjatuhkan seorang hero Muay Thai, dan menjadikan dirinya sebagai legenda dalam olahraga ini.

Namun setelah laga usai, ia juga berharap untuk tetap menjaga hubungan baik dengan “The Boxing Computer.”

“Yodsanklai, mari berikan yang terbaik dalam laga mendatang,” tutur Petchmorakot. “Mari jaga pertemanan kita setelah laga.”

Baca juga: Petchmorakot dan Yodsanklai Jalani Latihan Intensitas Tinggi

Selengkapnya di Muay Thai

Suriyanlek Rittidet 1920X1280
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
LiamHarrison Seksan 1200X800
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Hannah Brady Natalia Diachkova ONE Friday Fights 32 40
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280