‘Hormat Setinggi-Tingginya’ – Tye Ruotolo Merefleksikan Kemenangan Atas Dante Leon Dalam Laga Kejuaraan Dunia

Tye Ruotolo berhasil mencetak kemenangan mutlak lewat keputusan bulat para juri kontra rival bebuyutannya, Dante Leon, demi menjaga gelar Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling di ONE Fight Night 31: Kongthoranee vs. Nong-O II.
Hasil ini semakin mengukuhkan namanya sebagai salah satu grappler terbaik di muka bumi saat ini.
Megabintang Amerika berusia 22 tahun ini tampil mengesankan dalam laga yang berlangsung pada 3 Mei di arena ikonik Lumpinee Stadium di Bangkok, Thailand.
Ruotolo segera mendikte laga untuk mengamankan takedown dua kaki dan terus tampil agresif untuk menembus pertahanan lawannya. Strategi itu memaksa sang rival dari Kanada untuk tampil bertahan selama 10 menit.
Setelah laga, sang juara bertahan memberikan gambaran tentang performanya.
Walau mengaku senang dengan kemenangannya setelah harus lama menepi karena cedera lutut, ia mengaku kecewa tak bisa meraih finis dalam laga trilogi kontra musuh bebuyutannya tersebut:
“Dari 10, mungkin nilai saya enam atau tujuh. Saya merasa telah membantingnya dengan baik, tetapi gagal meraih kuncian. Itu sebenarnya hal yang selalu saya incar.
Saya merasa sedikit grogi karena lama tak bertanding. Tetapi saya mendapat kemenangan dominan, jadi setidaknya hal itu membuat saya senang.”
Walau berhasil menembus pertahanan kokoh Leon dan berada dalam posisi dominan dalam beberapa kesempatan, Ruotolo tak mampu mengancam lawannya dengan kuncian serius ataupun mencetak tangkapan (catch).
Pada menit-menit akhir laga, ia meningkatkan agresivitasnya dengan terus melompat ke sana kemari untuk mengincar kuncian kaki.
Seandainya ada sedikit waktu tambahan, Ruotolo yakin bisa mengamankan kemenangan lewat kuncian:
“Dia petarung yang bermain aman, jadi cukup sulit untuk membongkarnya pada awal-awal laga. Saya mungkin punya satu peluang saat mencoba kuncian Estima dan beberapa kneebar. Sayangnya, tidak ada kuncian yang cukup erat. Jika saya punya beberapa menit tambahan, saya percaya bisa meraih catch.”
Dua pemilik sabuk hitam ini telah lama berada dalam daftar grappler poung-for-pound terbaik. Mereka telah saling berhadapan total selama 40 menit.
Oleh karena itu, tak mengherankan jika Ruotolo menyimpan kekaguman terhadap Leon. Setelah laga penuh tensi mereka di ONE Fight Night 31 berakhir, keduanya tak ragu melempar pujian:
“Dante telah lama berada dalam olahraga ini. Dia adalah veteran berpengalaman dan telah mencetak kemenangan atas beberapa nama besar. Setelah menjalani tiga laga melawannya, saya menaruh rasa hormat setinggi-tingginya terlepas dari kemenangan, kekalahan, ataupun imbang.
“Dan dia adalah orang yang asyik. Sebelum pertandingan, dia adalah musuh terbesar, dan setelahnya, dia normal dan asyik. Saya respek terhadap Dante.”
Ruotolo Sebut Debut Dalam MMA Semakin Dekat
Tye Ruotolo juga mengonfirmasi tentang rencana lamanya untuk bertransisi menuju MMA.
Setelah menyaksikan saudara kembarnya, Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo, meraih catatan 3-0 dalam kiprah awalnya di MMA, Tye juga sudah mulai meraba-raba olahraga seni bela diri campuran.
Ia menyebut debutnya dalam MMA tinggal menunggu waktu:
“Sebentar lagi. Hanya tinggal mengurusi hal logistik, tetapi saya tak sabar untuk bertarung. Saya siap lepas landas.”
Ketika ditanya tentang calon lawan potensial, Ruotolo menyebut laga potensial melawan bintang muda ONE yang sedang naik daun, Adrian “The Phenom” Lee, yang juga merupakan adik dari Juara Dunia dua divisi ONE MMA Christian Lee dan mantan Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Angela Lee.
Jagoan asal California ini tak sabar untuk mengasah keterampilannya melawan sesama bintang muda yang datang keluarga tersohor:
“Pertarungan melawan Lee terdengar luar biasa. Debut menghadapi Adrian Lee akan sangat mencengangkan. Siapa pun yang [ONE] sodorkan, saya siap. Saya bersemangat untuk bertarung, tentu saja.”