Sosok Yang Memberi Kesempatan Besar Bagi Bibiano Fernandes

Bibiano Fernandes DC 4151

Bibiano “The Flash” Fernandes mengalami banyak pengalaman buruk sejak kecil, namun tiap rintangan dalam hidup membantunya bertumbuh sebagai seorang pria dan seniman bela diri.

Juara Dunia ONE Bantamweight – yang akan kembali berlaga mempertahankan gelarnya melawan Kevin “The Silencer” Belingon untuk keempat kali di ajang ONE: CENTURY PART II – telah melalui banyak rintangan dalam hidup maupun diatas kanvas.

Hal itu termasuk saat ia hampir menyerah dari latihan Brazilian Jiu-jitsu saat dia baru saja memulai perjalanannya.

Atlet dari Manaus ini mulai berlatih seni bela diri yang disebut sebagai “the gentle art” saat ia berusia 14 tahun, dimana ia membayar biaya latihan dengan uang didapatkan dari mencuci mobil. Tetapi, pendapatan yang tidak seberapa itu membuatnya kesulitan membayar.

Dia sangat bersemangat dalam olahraga ini dan tidak ingin berhenti. Untungnya, sang pelatih bernama Ulisses Paixão melihat semangat dan bakatnya, serta membantu dirinya.

“Ketika saya mulai berlatih, saya tidak memiliki uang untuk membayar sasana, tapi saya sangat mencintai jiu-jitsu. Olahraga ini memberi saya sesuatu –  disiplin dan melihat hidup dari sisi berbeda,” jelasnya.

“Saya katakan padanya [pelatih], ‘Coach, saya tidak punya uang untuk membayar sasana.’ Ia membalas, ‘Ikut latihan, bersihkan sasana, dan saat orang lain pulang, matikan lampu dan kunci pintu.’

“Saya mencintai jiu-jitsu, dan inilah satu-satunya cara saya dapat terus berlatih.”

Saat itu, Bibiano remaja ini hanya melihatnya sebagai pemenuhan kebutuhan. Waktunya, untuk biaya latihan. Tetapi, ia menyadari bahwa hal tersebut menjadi salah satu pengaruh besar dalam karir bela dirinya, serta kesuksesannya dalam hidup.

“Ia adalah pelatih yang sangat keras dan membuat anda bekerja keras dalam latihan, tapi ia adalah orang yang baik, dan yang ia berikan bagi saya adalah kesempatan,” tambah “The Flash.”

“Banyak orang sangat membantu saya dan memberikan kesempatan. Kesempatan akan datang. Anda hanya perlu percaya bahwa anda akan sukses. Jika tidak percaya, kesuksesan tidak akan ada. Jadi, saya percaya.”

Dibawah naungan Ulisses, Bibiano menjadi spesialis diatas kanvas dan kompetisi, namun semua laga dan medali emas yang ia kumpulkan tidak menjadikannya besar kepala, karena ia masih seperti seorang remaja yang harus membersihkan matras setelah berlatih.

Pengalamannya membuat Bibiano selalu rendah hati, dan sama pentingnya saat ia masih berusia remaja, pengalaman itu membuatnya tetap berada didalam sasana.

“Itu mengajarkan saya untuk tetap rendah hati dan mengajarkan nilai kerja keras – melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapat apa yang diinginkan,” kata Bibiano.

“Ini juga membuat saya lebih fokus. Teman-teman saya bermain dan melakukan banyak hal ketika saya harus berada di sasana untuk mematikan lampu dan mengunci pintu tiap malam di sasana.”

“Karena itu, saya tetap terfokus dan dapat menjadi Juara Dunia [BJJ].”

Kemampuan dan komitmennya yang luar biasa hanya berarti bahwa peranannya di sasana tersebut semakin bertambah, dan ia pun mulai mengajar kelas anak-anak. Pada akhirnya, tugas membersihkan sasana tidak lagi dibebankan kepadanya dan dirinya dapat berkonsentrasi melatih dan berlatih.

Ini adalah kesempatan lain dari Ulisses yang membantu Bibiano menjadi lebih baik dalam olahraga yang dicintainya.

“Saya mulai mengajar anak-anak dan menciptakan banyak juara. Pelatih saya memberi kepercayaan pada saya untuk melakukan itu. Dia pelatih yang sangat hebat dan berpengetahuan luas, dan ia membantu saya dengan ini,” kata atlet asal Brasil ini.

Bibiano bekerja keras untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan berkembang, namun tanpa kesempatan awal dari Ulisses, ia tidak mungkin menjadi Juara Dunia yang paling dominan dalam sejarah ONE.

Walau ia berada di puncak dunia seni bela diri selama satu dekade, ia tetap berterima kasih atas kebaikan dan semangat yang diterimanya saat remaja. Tanpa semua itu, kehidupannya mungkin akan berbeda.

“Sekarang, saya memiliki kehidupan yang baik. Saya tidak perlu membersihkan matras di sasana untuk berlatih, tapi itu memberi saya pelajaran yang membuat saya menjadi orang yang lebih baik,” kata “The Flash.”

“Saya belajar untuk menjadi kuat dan tidak mengeluh tentang kehidupan. Banyak yang mengeluh tentang segalanya – tetapi saya tidak! Saya hanya bersyukur. Kini saya melihat kesempatan dimanapun.”

Baca lagi: 7 Alasan Mengapa ONE: CENTURY Akan Menjadi Ajang Bela Diri Terbesar

Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: https://onechampionship.zaiko.io/e/onecentury

ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.

“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Panrit and Alexey Balyko face off at ONE Friday Fights 57 weighins
Jeremy Pacatiw Tial Thang ONE 164 1920X1280 57
Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled
StampFairtex DeniceZamboanga 1200X800
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Ferrari Fairtex Mavlud Tupiev ONE Friday Fights 56 22
Ferrari Fairtex and Mavlud Tupiev ONE Friday Fights 56
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Ben Tynan Kang Ji Won ONE Fight Night 16 80 scaled
Ben Tynan Kang Ji Won ONE Fight Night 16 66 scaled