Priscilla Ingin Raih Kembali Kejayaan Seperti Tahun 2018 Lalu

Priscilla Hertati Lumban Gaol DC 0446

Bagi srikandi bela diri campuran Indonesia Priscilla “Thathie” Hertati Lumban Gaol, tahun 2018 menjadi momen dimana ia mencapai puncak kariernya.

Setelah kini ia menjadi seorang ibu, ia pun mengutarakan keinginannya untuk mengulang kejayaan itu.

Beberapa tahun silam, atlet asal Dolok Sanggul ini tak membayangkan akan mendapatkan popularitas luar biasa saat ia bergabung sebagai salah satu atlet wanita Indonesia di organisasi bela diri terbesar dunia ini.

Mengenang masa jayanya, pencapaian tersebut dilihatnya tak terjadi secara instan seperti makanan cepat saji. Di awal perjuangannya, perwakilan Siam Training Camp ini terlebih dahulu menelan pil pahit sebelum bangkit dengan cara luar biasa.

“Awalnya, saya sempat kalah dua kali berturut-turut,” ungkapnya.

“Pertama, saat melawan Tiffany “No Chill” Teo yang beratnya di atas saya. Lalu, saat saya melawan Gina Iniong dari Filipina – dimana sampai sekarang saya masih belum tahu kenapa diberhentikan wasit.”

Menghadapi ganasnya panggung dunia itu, Priscilla mengaku sempat ingin menyerah dan masuk ke sirkuit lokal.

Beruntung, sang pelatih yang kini menjadi suaminya, Teguh Wardana, tetap meyakinkan dirinya untuk terus mencoba dan bertahan.

“Awalnya lelah juga, [dan saya ingin] mencoba liga MMA lokal. Teman saya banyak yang di sana, tetapi coach Teguh bilang ke saya, ‘Kenapa kamu dari panggung global turun ke lokal?'” ujarnya.

Alhasil, Priscilla merasa tertantang dan berlatih lebih keras.

Tuhan pun tidak tertidur, “Thathie” berhasil meraih kemenangan pertamanya di awal tahun 2018 atas Audreylaura “Ice Comet” Boniface – dan ia meraihnya di hadapan para penggemar tuan rumah di Istora Senayan, Jakarta.

“Waktu di Jakarta, rasanya sangat luar biasa. Oh, ternyata ini rasanya berprestasi dan dielu-elukan,” kisah Priscilla.

Tak hanya populer, Priscilla juga banyak mendapat tawaran pekerjaan sampai endorsement. Dari sisi ekonomi, kehidupannya juga membaik.

“Setelah [kemenangan] itu, baru ada yang menawarkan endorsement, walau baru di tahapan bertanya,” katanya.

“Kalau secara ekonomi, meningkat. Awalnya, saya sendiri yang mengatur, lalu saya berikan ke orang tua. Kemudian setelah itu baru lebih profesional, ke manajemen.”

Pasca laganya melawan Boniface, Priscilla segera meraih sepasang kemenangan atas Krisna Limbaga dan Rome Trinidad. Dari enam laganya di tahun 2018, ia meraih lima kemenangan dan hanya takluk di tangan pejuang Malaysia Jihin “Shadow Cat” Radzuan.

Ingin Mengulang Kejayaan

Mengenang momen puncaknya, ia pun mengaku ingin mengulang kembali masa menyenangkan itu.

“Kalau ditanya, siapa yang tidak mau? Saya itu tipe orang yang harus diasah terus, mungkin saya pada tahun 2018 bisa bertanding enam kali dan lima kali menang,” jelasnya.

“Tetapi, pada tahun 2020, dari beberapa kali pertandingan saya tidak menang sebanyak itu, karena saya tidak berlatih seperti di tahun 2018.”

Memang, dua tahun yang lalu ia harus menelan kekalahan cepat dari striker Tiongkok, Meng Bo, saat rivalnya itu mencetak KO cepat pada ronde pertama laga mereka.



Priscilla juga berkisah betapa pandemi COVID-19 membatasi ruang geraknya sebagai atlet selama dua tahun terakhir – termasuk ketidakpastian akan panggilan untuk kembali tampil.

“Setelah itu, ada COVID-19, banyak pembatasan. Mau berlatih pun jadi sulit, tidak boleh kontak fisik dan harus menjaga jarak. Walau kini, [pandemi itu] mulai terlihat membaik ya,” sambungnya.

Divisinya saat ini juga telah berkembang pesat dibandingkan sebelumnya. Terdapat berbagai bintang baru seperti remaja sensasional Victoria “The Prodigy” Lee, “Arale Chan” Seo Hee Ham, serta jajaran atlet teratas yang bertahan.

“Wah, divisi atomweight sekarang itu sangat padat. Kalau dulu, mungkin saya masih bisa masuk 10 besar. Kalau sekarang, nampaknya sudah di [angka] belasan,” ujar Priscilla.

Berjuang Demi Anak

Melihat kenyataan itu, Priscilla menyebutkan bahwa dirinya harus bekerja jauh leih keras demi kembali ke masa jayanya. Dan untuk meraih impiannya itu, ia harus kembali berjuang dari awal.

Pun, walau ia menghadapi tantangan yang sangat berat, ia memiliki motivasi tambahan untuk itu.

“Harus kerja ekstra keras untuk memulai kembali. Kalau untuk memasuki [jajaran] lima besar, saya kira minimal harus menang lima kali berturut-turut,” tegasnya.

“Kalau dulu, saya berjuang demi diri sendiri. Sekarang, lebih lagi, karena ada si kecil. Ingin melakukan apa pun juga berpikir ada anak di rumah, jadi segala sesuatu harus mengutamakan anak dulu.”

“Sebaliknya, sekarang ada motivasi lebih setelah punya anak, ingin membuktikan [diri], begitu.”

Baca juga: Cara Menonton ONE: FULL CIRCLE, 25 Februari

Selengkapnya di Fitur

Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled