Kisah Tentang Dukungan Keluarga Yang Menyelamatkan Karier MMA Mauro Cerilli

Mauro Cerilli IMG_7978

Perbedaan antara kehidupan Mauro “The Hammer” Cerilli di dalam dan di luar Circle sangatlah kentara.

Ketika bertanding, raksasa Italia ini adalah seorang atlet tangguh dan salah satu yang terbaik di dunia dalam divisi heavyweight seni bela diri campuran – kasar, agresif, dan penuh aura knockout.

Di luar itu, pria berusia 37 tahun ini dikenal lemah lembut dan penyayang keluarga, yang mengubah hidupnya lewat bela diri.

Jelang pertandingan melawan Abdulbasir “Dagestan Machine” Vagabov dalam laga utama ONE: UNBREAKABLE II, yang tayang pada Jumat, 29 Januari, kenali lebih dekat “The Hammer” lewat perjalanan penuh tempaan hingga membuatnya menjadi pejuang berdedikasi yang ditakuti.

Masa Kecil Yang Riang

Mauro Cerilli at ONE CENTURY ASH_5785.jpg

Cerilli dilahirkan dan dibesarkan di kota pesisir Terracina, tidak jauh dari Roma, ibu kota Italia. Ia tinggal bersama adik perempuan dan kedua orangtuanya.

“The Hammer” mengakui jika ia merupakan seorang anak yang bandel. Untungnya, sang ayah menemukan cara yang sempurna untuk menyalurkan energinya.

“Ayah mendaftarkan saya ke sasana judo tempatnya berlatih dulu,” kata Cerilli.

“Itu adalah cara pertama untuk melatih temperamen saya, yang pada saat itu terlalu meledak-ledak, dan mengajarkan saya nilai-nilai kehidupan.”

Cerilli senang mempelajari seni bela diri, meskipun ada beberapa kejadian buruk di masa kecilnya. Ia menyaksikan sendiri akhir tragis dari kehidupan teman-temannya. Bahkan, ada di antara mereka yang mengambil jalur yang kelam.

“Hidup pada saat itu serasa selalu menguji saya,” katanya.

“Di masa muda dan remaja, saya melihat banyak teman dekat meninggal karena kecelakaan dan terbawa ke jalan yang salah.”

‘Seni Bela Diri Mengubah Hidup Saya’

Meskipun cukup senang berlatih judo, seni bela diri tidak selalu menjadi prioritas Cerilli muda.

Ia lebih terfokus untuk menafkahi istri dan putri kecilnya, Nicole.

“Hidup pasca-remaja saya sangat kacau, dan saya tidak berlatih seni bela diri apapun,” jelasnya.

“Karena saya menikah pada usia yang sangat muda, saya berfokus untuk menafkahi keluarga, karena saya masih muda sekali saat pernikahan pertama.”

Namun, Cerilli menemukan dorongan untuk kembali berlatih bela diri saat pernikahan pertamanya berakhir – sebuah peristiwa besar yang memberi dampak besar dalam hidupnya.

“Perceraian itu adalah kenapa saya berlatih lagi. Saya mulai berolahraga demi menurunkan berat badan, dan dari situ saya tidak pernah melihat masa lalu,” katanya.

“Seni bela diri mengubah hidup saya. Saya menjadi pria yang lebih baik karena bela diri. Setelah perceraian, saya ditinggal dengan anak, dan membesarkannya menjadi prioritas saya. Saya melampiaskan stres lewat bela diri.”

Cerilli akhirnya menikah kembali. Buah hatinya bertambah dengan kehadiran anak laki-laki, Manuel, dan putri bungsu, Melissa, dalam keluarganya.

“Sekarang saya adalah seorang ayah dari tiga anak dan merupakan suami penyayang keluarga. Anak-anak saya adalah sumber kebahagiaan sekaligus kebanggaan saya,” tambahnya.



Menembus Batas

Cerilli diberi julukan “The Hammer” dalam dunia bela diri campuran karena latar belakangnya sebagai seorang pandai besi, dan julukan itu sesuai dengan laganya saat ia memulai karir profesionalnya pada April 2012.

Ia membabat habis tujuh lawannya berturut-turut – empat diantaranya lewat penyelesaian – untuk menjadi salah satu bintang paling hebat di divisi heavyweight kancah Eropa.

Namun, momentumnya terhenti ketika mencoba menurunkan beratnya dan memasuki divisi light heavyweight. Dampak bagi tubuhnya seperti bencana, dan ia pun kalah dua kali berturut-turut.

“Saya mencoba menurunkan berat ke 93 kilogram. Tapi saya sadar itu bukanlah bobot ideal saya, dan saya tidak bisa berlaga dengan baik – saking buruknya, sempat terpikirkan untuk pensiun,” jelas Cerilli.

“Untungnya, saya tidak mengindahkan emosi sesaat saya kala itu. Saya sangat dekat dengan keluarga, istri dan juga teman-teman yang berlatih dengan saya. Mereka memberi saya kekuatan dan [saya] kembali ke bobot natural saya.”

Merasa lebih segar, sang raksasa dari Italia memusatkan diri untuk meraih juara di divisi heavyweight. Ia berhasil menang dalam lima pertandingan pada dua tahun berikutnya, termasuk dua kemenangan cepat yang diraih lewat pukulan.

Sorotan terbesar terjadi saat menang lewat finis hanya dalam 15 detik saat mempertahankan gelar Juara Cage Warriors Heavyweight, yang menjadi pembuka jalannya untuk tampil di panggung global.

‘Hadapi Rasa Takutmu’

 

Cerilli mengatakan bertanding di “The Home Of Martial Arts” adalah sebuah mimpi yang jadi kenyataan. Ia bangga bisa menjawab tantangan untuk menjadi Juara Dunia ONE Heavyweight di pertandingan pertamanya di panggung global.

Meskipun pertandingan melawan Brandon “The Truth” Vera tidak berjalan sesuai rencana, ia menebusnya usai mengungguli Alain “The Panther” Ngalani dengan kemenangan TKO pada ronde pertama.

Sepanjang perjalanan kariernya, ia mendedikasikan hidupnya untuk mengejar kejayaan. Pria Italia ini percaya bahwa gelar Juara Dunia sudah dekat dalam genggamannya.

“Bangun pagi tiap hari dan berlatih dua kali sehari tidak menjadi sebuah beban untuk saya karena saya percaya hasilnya akan luar biasa,” katanya.

“Saya ingin membuktikan bahwa saya adalah kontender terbaik dalam kelas heavyweight. Saya siap. Secara fisik dan mental, saya merasa seperti atlet baru – Mauro Cerilli 2.0.”

Lebih dari segalanya, “The Hammer” mengatakan tekadnya untuk sukses terdorong oleh istri dan ketiga anaknya. Dengan dukungan sebesar itu, ia percaya bahwa kemampuannya bisa mengalahkan lawan-lawan terbesar dan paling berbahaya di dunia.

“Keluarga adalah motivasi terbesar tiap kali saya masuk arena. Semua yang saya lakukan, saya lakukan untuk mereka,” jelas Cerilli.

“Anak-anak saya adalah segalanya bagi saya. Saat saya masuk Circle, mereka mendorong saya untuk terus maju melawan rasa takut. Saya selalu mencoba untuk menjadi seorang superhero bagi mereka. Saya ingin mereka melihat seorang atlet dan ayah yang menunjukkan loyalitas, sikap sportif, kerendahan hati, dan rasa hormat tiap kali saya masuk arena.

“Saya ingin menunjukkan pada anak-anak saya betapa pentingnya menghadapi rasa takut dan menunjukkan keberanian dalam hidup karena, dalam hidup, sikap itu penting. Moto saya adalah, ‘Hadapi rasa takut dan masalahmu dan berjuanglah untuk mengatasi itu semua.’ Itulah yang saya lakukan tiap hari.'”

Baca juga: Abdulbasir Vagabov Berencana ‘Serang Dan Hancurkan’ Mauro Cerilli

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Suriyanlek Rittidet 1920X1280
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50