Friday Flashback: Amir Khan Atasi Keraguan Di Debutnya Dengan Kemenangan KO

Amir KhanIMG_5228

Pria asal Singapura bernama Amir Khan adalah salah satu pencetak KO terbaik di dalam jajaran atlet utama ONE Championship dan telah menjadi salah satu bintang terbaik organisasi ini, tetapi ia pun memulai segala sesuatunya dari bawah.

Enam tahun yang lalu, warga “Kota Singa” ini baru saja mendapatkan tempat dalam Evolve Fight Team yang terkenal dan mendapatkan kontrak dari organisasi bela diri terbesar di dunia ini.

Tugas pertamanya adalah melawan Jian Kai Chee dalam ajang ONE: RISE OF THE KINGDOM pada tanggal 12 September 2014, dimana itu menjadi sebuah pengalaman yang masih dikenangnya.

“Saya harus mengatakan bahwa [momen di ONE] yang paling saya kenang adalah laga pertama saya, karena anda akan selalu mengenang saat anda pertama kali melakukan sesuatu,” sebutnya.

“Saya berlaga di Kamboja. Itu adalah laga perdana saya bersama ONE Championship, dan saya belum pernah mengunjungi Kamboja sebelumnya.”

Pada usia yang ke-19, striker muda ini terbang bersama pelatihnya, Heath Sims, dan ayahnya ke ibukota negara tersebut, Phnom Penh, dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi.

Walau ia memiliki pengalaman dalam disiplin Muay Thai dan beberapa kontes amatir, ia masih sangat baru dalam dunia bela diri campuran profesional dengan catatan rekor 1-0.



ONE adalah langkah besar bagi Khan, dan ia menyadari perbedaannya saat ia mendarat di sana.

“Saya disambut dengan keramahan luar biasa. Saya sangat terkesan, karena saat itu, saya bukanlah siapa-siapa,” sebutnya.

“Mengapa mereka memperlakukan saya dengan sangat baik? Bahkan seorang petarung baru seperti saya. Saya merasa seperti superstar. Saya sangat menghargai itu dan merasa luar biasa baik.”

Tetapi, nama besar dan skala produksi ONE juga menyebabkan sang Juara Muay Thai Singapura ini tegang.

“Seluruh proses itu sangat menyenangkan, tetapi itu juga menegangkan bagi saya, karena itu adalah pertama kalinya saya berlaga dalam organisasi besar dan semua mata tertuju pada saya,” katanya.

“Saya merasakan semua tekanannya, dan yang saya dapat pikirkan adalah, ‘Saya tidak sabar menyelesaikan laga dan keluar dari sana dan merayakan kemenangan saya’.”

“Pada hari pertandingan, seluruh keluarga saya — ibu dan sepupu-sepupu saya — datang berkunjung ke hotel. Saya gemetar saat itu. Saya tidak mengetahui apa yang telah saya lakukan!”

View this post on Instagram

Fight night!!

A post shared by Amir Khan Ansari (@amirkhanmma) on

Khan berlanjut ke arena, Koh Pich Theater, dan keraguan itu tidak hilang seketika – sampai pada saatnya ia tampil.

Perasaan yang menggantung tersebut memberinya tekad tersendiri, dan ia pun mengetahui inilah kesempatan bagi dirinya untuk membuktikan bahwa ia layak berada di sana.

“Saya adalah petarung profesional, tetapi saat pertama kali, saya masih meragukan diri saya karena saya tidak yakin apakah saya memiliki bakat untuk berlaga sampai akhir,” akunya.

“Saya baru beberapa tahun menjalani bela diri campuran saat saya memulai dengan ONE Championship. Saya telah melakukan Muay Thai cukup lama, tetapi untuk bela diri campuran, menambahkan jiu-jitsu dan gulat, saya baru melakukan itu selama tiga sampai empat tahun belakangan.”

“Saya tidak yakin apakah saya dapat berkompetisi dengan yang terbaik di dunia, maka saat saya memasuki Circle, yang saya pikirkan hanyalah, ‘Ok, saya harus memberi yang terbaik dan seluruh [kemampuan] saya’.”

Amir Khan038 Highlights_SG11Nov.jpg

Saat ia mendekati paruh pertama dalam stanza pembuka, Khan melontarkan kombinasi pukulan jab-cross ke arah Chee dan mendaratkan lutut kanannya ke bagian tengah tubuh lawannya itu. Sebuah rangkaian pukulan segera menyusul, dan rivalnya pun terjatuh ke atas kanvas, kalah.

Penyelesaian empatik ini menghapus keraguannya, karena ia berhasil unggul atas atlet veteran dengan delapan pertandingan di tangannya itu, serta menetapkan dasar bagi karier luar biasa bersama “The Home Of Martial Arts.”

“Saya mengakhiri [perlawanan] lawan saya dalam dua menit, dan itu adalah perasaan yang terbaik,” sebut Khan.

“Saya sangat senang, sampai saya merasa seperti berada di puncak dunia. Tidak ada kata-kata yang dapat menjabarkan itu — uang tidak dapat membeli kebahagiaan seperti ini.”

“Itu bukanlah tentang seberapa banyak [uang] yang saya terima malam itu. Ini adalah pertama kalinya saya menikmati penonton dan organisasi yang besar. Mendapatkan medali ONE Championship adalah pencapaian besar bagi saya.”

Kini, Khan telah berkompetisi dalam 18 laga di atas panggung dunia — jumlah pertandingan terbanyak sepanjang masa — dan telah sangat terbiasa untuk tampil di depan para penggemar, namun ia tidak akan pernah melupakan saat ia tampil untuk pertama kali dan bagaimana itu membawanya menuju kesuksesan.

Sebagai pemanis, ia mendapatkan dukungan orang tuanya secara langsung di arena, dan ia mengetahui dirinya telah membuat mereka bangga.

“Sebagai seorang anak, anda ingin membuat orang tua anda bangga,” katanya.

“Saya merasa mereka sangat bangga pada saya, dengan hanya melihat mereka [di sana]. Mereka bahkan tidak harus mengatakannya pada saya — saya dapat melihatnya.”

Baca juga: Amir Khan Terima Tantangan Dari Tiga Atlet Lightweight Teratas

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37
Francisco Lo
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Kade Ruotolo Tommy Langaker ONE 165 29 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled
Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 16 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 28
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 6
NL 4601
DC 0682