Bagaimana K-Pop Mengubah Nat Jaroonsak Menjadi Wondergirl Fairtex

wondergirl fairtex one championships newest phenom

Pada bulan September 2008, sebuah grup K-Pop asal Korea Selatan, Wonder Girls, meluncurkan single mereka, “Nobody.” Mereka mungkin tak menyadari bahwa lagu hit itu akan berdampak pada landskap Muay Thai di sebuah negara yang berjarak 3.500 kilometer jauhnya.

Saat itu, remaja putri di Thailand dengan gembira menyanyikan dan menarikan lagu tersebut.

Beberapa dari mereka adalah murid-murid dari Jaroon Chanthasri, seorang guru di Santa Cruz Convent School, Bangkok – yang juga adalah ayah dan pelatih dari petarung Muay Thai bernama Nat.

Kebetulan juga, Jaroon sedang mencari julukan yang tepat bagi putrinya yang berusia 9 tahun itu, dan lagu yang berjudul “Nobody” itu memberinya sebuah ide luar biasa.

“Ia mendengarkan murid-muridnya menyanyikan lagu itu tiap harinya,” kata Wondergirl Fairtex, yang akan mencetak debutnya bersama ONE Championship melawan Brooke Farrell di ONE: NO SURRENDER III, Jumat, 21 Agustus ini di Bangkok, Thailand.

“Lagu itu terngiang-ngiang dan ia memainkannya di YouTube di rumah, dan mulai menyukainya. Maka, ayah saya muncul dengan nama ‘Wondergirl,’ supaya saat saya akhirnya berlaga di luar negeri, akan mudah mengenalinya daripada sebuah nama asli Thailand.”

Awalnya, wanita muda yang masih dikenal sebagai Nat ini agak ragu mengambil nama tersebut. Faktanya, ia bahkan tak menyukai lagu tersebut, walau itu memenangkan penghargaan Cyworld Digital Music Award selama dua bulan berturut-turut dan penghargaan MKMF’s Best Song Of The Year pada tahun 2008.

“Saya sama sekali tidak menyukainya,” katanya. “Saya seperti, ‘Apa ini, ayah? Mereka bahkan bukan band favorit saya.’

“Maksud saya, saya sangat tidak suka lagu itu.”



Walau mendapatkan penolakan putrinya, ayah yang bijak ini berpegang pada intuisinya – sebuah keyakinan yang terbukti sangat menguntungkan. Tidak lama kemudian, nama Wondergirl sangat dikenal dalam sebuah negara dimana atlet wanita biasanya tampil dengan nama Nong, Phet, atau Ploy.

Dengan kiat pemasaran cerdas untuk mendukung bakatnya yang sangat bersinar di dalam ring, Wondergirl mulai menjadi penampil utama dalam gelaran seperti Songchai Rattanasuban’s OneSongChai S1, tempat dimana Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nong-O Gaiyanghadao juga membangun kariernya.

Ia bahkan dua kali menjadi juara Muay Thai di Professional Boxing Association of Thailand, serta menarik perhatian Fairtex Training Center, dimana ia mulai berlatih dan berkompetisi bersama Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai Stamp Fairtex.

Hari-hari ini, Wondergirl tidak meragukan bahwa julukannya – yang awalnya tidak ingin diterimanya – telah memainkan peranan besar agar dirinya dikenal di seluruh dunia oleh para kompatriotnya.

“[Julukan] saya berbeda,” kata atlet berusia 21 tahun ini. “Itu mudah diingat. Masyarakat Thailand mengenali saya karena itu agak aneh. Seperti, ‘Siapa? Oh, perempuan itu. Wondergirl! Wondergirl!’”

“Sekarang, saya menyukainya.”

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: NO SURRENDER III

Selengkapnya di Fitur

Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled