Agilan Thani Berlatih Di AS Demi Kejar Kekalahan Di Kejuaraan Dunia

Agilan Thani ADUX0244

Karier Agilan “Alligator” Thani jelas mengarah ke puncak divisinya.

Sejak mencetak debut profesional dalam bela diri campuran pada tahun 2013, pria Malaysia berusia 22 tahun ini menembus kompetisi terbaik divisi welterweight di Asia. Ia memenangkan ketujuh laga perdananya melalui submission atau TKO, dan membangun keyakinan diri yang besar sepanjang jalan itu. Warga Kuala Lumpur ini berhasil melaju ke jajaran atas.

Pada tanggal 26 Mei, momentum besar milik Thani harus terhenti. Di ajang ONE: DYNASTY OF HEROES, Thani menantang Ben Askren demi gelar Kejuaraan Dunia ONE Welterweight, namun ia tak mampu menghentikan pegulat Olimpiade asal Amerika Serikat itu.

Ben Askren IMG_5024.jpg

Askren menyeret atlet Malaysia ini ke atas kanvas, mengendalikan permainan dari posisi atas (top position), sebelum memaksa tap-out lewat kuncian arm-triangle choke pada ronde pertama. Itu adalah kekalahan pertama yang diderita Thani.

Dalam waktu dua menit dan 20 detik, segala sesuatu yang diperjuangkan Thani pun terhenti. Keyakinan yang dahulu ia miliki runtuh, dan terganti dengan keraguan besar.

“Emosi saya berkecamuk,” ia memulai. “Saat saya melihat Askren, saya terkagum. Saya melawan salah satu pria terhebat di dunia, dan saya tak mempercayai diri saya sendiri seperti semestinya.”

Kini, Thani siap melangkah maju dan meninggalkan masa lalunya itu. Atau, berdasarkan perkataannya sendiri, “Saya mencoba kembali untuk menang dan mengendarai kuda itu lagi.”

Agilan Thani IMG_4785.jpg

Pada hari Jumat, 18 Agustus, ia akan berlaga melawan perwakilan Egyptian Top Team, Sherif “The Shark” Mohamed (8-3), di ajang ONE: QUEST FOR GREATNESS, yang berlangsung di Stadium Negara dalam kota kelahiran Thani, Kuala Lumpur.

Sherif adalah juara nasional gulat dan kickboxing yang memiliki empat kemenangan submission dan empat KO. Dalam debut promosionalnya bulan Januari lalu, ia harus mengakui keunggulan Igor Subora melalui keputusan mutlak dalam laga divisi light heavyweight, namun ia memutuskan untuk turun memasuki divisi welterweight.

Terlepas kekalahan atlet Mesir itu, Thani tidak menganggapnya remeh. “Ia adalah lawan yang sangat bagus, dan ia nampak memiliki rangkaian takedown yang sangat baik. Saya tidak meremehkan dirinya. Ia cukup bagus, namun saya memiliki strategi yang jelas untuk dirinya,” kata atlet Malaysia ini.

Agilan Thani ADUX7167.jpg

“Saya memprediksi akan menyelesaikan ini secepat mungkin. Strategi saya selalu sama — mencoba menyarangkan takedown dan mencetak submission, atau melakukan ground-and-pound.”

Walau pria yang disebut “Alligator” ini biasanya berlatih di sasana Monarchy MMA di Kuala Lumpur, ia memilih untuk terfokus berlatih di Temecula, California, kali ini bersama sasana terkenal bernama Team Quest.

Sementara jadwal latihannya bervariasi, rutinitas pagi Thani biasanya dilewati dengan tim profesional di sasana itu. Ini dimulai dengan sesi dua jam yang terkonsentrasi pada gulat, grappling dan sparing bela diri campuran atau shoot boxing, tergantung harinya.

Ia akan beristirahat pada pukul 1 siang, bersantai selama beberapa jam, kemudian kembali untuk menjalani kelas di malam hari, yaitu kelas jiu-jitsu, kickboxing, atau strength and conditioning. Thani mencoba untuk tak berlatih lebih dari empat jam setiap hari, karena ia ingin “membatasi semampu saya, supaya dapat merasa segar memasuki sesi latihan [berikut].”

Agilan Thani ADUX7280 1.jpg

Selain menambah berbagai kemampuan baru, keuntungan lain yang didapatkan atlet Malaysia ini adalah kesempatan berinteraksi dengan juara dunia bela diri campuran dalam beberapa divisi, Dan Henderson, serta serangkaian atlet profesional lain yang menyebut Team Quest rumah mereka.

“Dan [Henderson] datang untuk menyaksikan latihan secara acak. Selalu menyenangkan dapat dilatih oleh dirinya,” kata Thani. “Jelas, ia memiliki pengalaman terbanyak dibanding kami semua, dan itu semua memberi atmosfer yang bagus di sana. Kami memiliki beberapa orang yang melakukan banyak latihan dan memiliki banyak pengetahuan untuk diterapkan.”

Thani akan kembali ke Kuala Lumpur pada saat minggu pertandingan, dan ia akan kembali dengan berbagai pengetahuan tambahan dan keyakinan diri yang terbangun kembali. Tak lagi terkagum atau dihantui oleh kekalahan dari Askren, sang “Alligator” siap untuk kembali meraih kemenangan dan memulai kembali momentumnya.

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50