5 Sorotan Terbaik Dalam ONE Fight Night 21: Eersel Vs. Nicolas

Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 22

Di malam penuh aksi olahraga tarung tanpa henti yang sangat menghibur, era baru divisi lightweight kickboxing terbit pada 6 April pagi waktu Asia di ONE Fight Night 21: Eersel vs. Nicolas.

Terdapat 10 laga yang menampilkan para seniman bela diri elite dalam empat disiplin berbeda ini, dan seluruh atlet itu memanfaatkan sorotan terbesar itu dengan baik untuk memberi kesan kuat bagi para penonton yang menyaksikan dari seluruh dunia.

Berikut adalah lima pelajaran terbesar dari sebuah gelaran terbesar lainnya di arena bersejarah Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand.

Alexis Nicolas Buktikan Regian Eersel Itu ‘Manusia Biasa’

Alexis “Barboza” Nicolas seharusnya hanya menjadi salah satu korban lainnya dalam resume Regian “The Immortal” Eersel. Namun, terlepas dari statusnya sebagai underdog, petarung berusia 25 tahun ini membuka mata dunia dengan mengalahkan Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing itu.

“The Immortal” menerapkan tekanan andalannya yang mematahkan berbagai lawan sebelumnya, tetapi Nicolas membalas demi menunjukkan ia takkan tunduk pada tekanan itu.

Pada ronde kedua, sebuah pukulan overhand kanan mengejutkan sang penguasa dan menjatuhkannya ke atas kanvas untuk knockdown satu-satunya dalam laga itu. Dan saat keputusan mutlak itu dibacakan, Nicolas meraih sabuk emas dan memperpanjang rekor profesional sempurnanya menjadi 24-0.

Ini adalah hasil yang menunjukkan bahwa Eersel itu juga manusia setelah delapan tahun tak terkalahkan. Kelegaan itu terasa di dalam divisi ini, dan serangkaian penantang baru kini akan kembali mengincar kesempatan melawan Juara Dunia yang baru berusia 25 tahun ini.

Submission Baru Ruotolo Bersaudara, Incar Masa Depan Berbeda

Ruotolo bersaudara menggunakan pemikiran kembar mereka untuk mencetak penyelesaian serupa dalam kedua laga submission grappling mereka di Lumpinee Boxing Stadium itu.

Yang pertama adalah Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo, yang tampil dalam laga catchweight 180 pound melawan Francisco Lo.

Setelah sebuah aksi scramble membawanya meraih punggung Lo, bintang berusia 21 tahun itu mengamankan teknik modified arm-in choke – yang diberi nama “Ruotolotine” – pada menit 4:48 ronde tunggal itu demi meraih kemenangan.

Di laga pendukung utama, Tye Ruotolo sukses mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling melawan Izaak Michell dengan penyelesaian serupa pada waktu yang juga hampir bersamaan.

Walau Michell sempat meraih punggung Ruotolo, aksi cepat sang Juara Dunia itu mampu membalikkan keadaan.

Selain kemenangan tersebut, Tye mengungguli Kade dalam persaingan antar saudara itu dengan mengamankan kuncian leher itu lima detik lebih cepat pada menit 4:43 dari laga berdurasi 10 menit ini.

Sebagai saudara kembar, akan selalu ada kesamaan di antara kedua Ruotolo ini. Hal tersebut nampak nyata di Bangkok dengan penyelesaian “kembar” mereka.

Namun, saat Tye mengincar setiap grappler raksasa di muka bumi ini dan Kade bersiap memasuki misinya dalam perjalanan MMA di ONE 167: Stamp vs. Zamboanga pada 8 Juni nanti, jalur mereka menuju kejayaan akan terpisah untuk sementara.

Badai ‘Vanilla Thunder’ Terus Menggila

Divisi heavyweight MMA mungkin akan mendapatkan seorang superstar lainnya di tengah mereka. Ben “Vanilla Thunder” Tynan membuktikan perkataannya dengan mencetak TKO ronde pertama atas rivalnya Duke Didier demi melanjutkan debut dominannya atas Kang Ji Won.

Mengenakan celana tanding menyerupai jeans, yang berbicara lantang tentang karakternya yang gemar bercanda, petarung sensasional Kanada ini terus bersinar terang di dalam dan di luar ring.

Tynan memiliki kombinasi langka dari kemampuan elite dan karisma untuk terhubung dengan para penonton di seluruh dunia. Kepribadiannya itu mampu menarik penggemar seperti cahaya yang dikerumuni laron – yang bersinar terang di atas panggung dunia.

Selain itu, “Vanilla Thunder” merebut perhatian sang Juara Dunia ONE Heavyweight, Light Heavyweight dan Middleweight MMA Anatoly Malykhin, yang berkata pada onfec.com/id setelah laga tersebut:

“Saya senang ada mereka yang tak hanya bagus di dalam ring tetap juga membangun gaya mereka sendiri di luar itu. Mereka jelas membawa sesuatu yang unik.”

Kini, dengan catatan rekor 6-0 di MMA, Tynan meneruskan jalurnya menuju ketenaran dengan sebuah aksi luar biasa lainnya di Bangkok.

Puric Ambil Langkah Besar Untuk Laga Impian Kontra Rodtang

Denis Puric menggunakan kemampuan dan kelihaian demi meraih keputusan mutlak atas Jacob Smith dalam aksi flyweight Muay Thai mereka. Ini adalah hasil yang akan mendorong dirinya selangkah mendekati laga impian itu.

Walau Smith mengeluarkan agresi luar biasa, serangan balasan licin dari Puric menjatuhkan lawannya asal Inggris itu dua kali dalam tiga ronde laga keras mereka, yang semakin memisahkan dirinya dari penantang #2 itu.

Dengan kemenangan tegas ini, “The Bosnian Menace” jelas akan memasuki jajaran lima besar resmi di peringkat atlet ONE. Saat ia menyandang angka itu di sisi namanya, ia akan berada dalam jangkauan sang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai “The Iron Man” Rodtang Jitmuangnon.

Perwakilan Team CSK ini memang telah lama menginginkan kesempatan melawan Rodtang sejak ia tiba di panggung dunia ini. Sementara itu masih menjadi impian di tahapan ini, ia memang jauh lebih dekat dengan itu daripada posisinya dulu.

Tetsuka Adalah Ancaman Sejati Bagi Singgasana Welterweight MMA

Setelah kemenangannya di ONE Fight Night 19, Hiroyuki Tetsuka muncul sebagai ancaman besar bagi gelar Kejuaraan Dunia ONE Welterweight MMA.

Namun setelah ONE Fight Night 21 usai, tak diragukan lagi bahwa dirinya layak berada di sana.

Demi mengejar sang penguasa Christian Lee, para atlet mengetahui mereka harus memberi kesan luar biasa. Dan, “Japanese Beast” tak hanya mengamankan kemenangan kelimanya pada Sabtu pagi lalu – namun juga penyelesaian kelima lewat submission ronde kedua atas Valmir Da Silva.

Ini adalah rangkaian kemenangan yang tak dapat ditandingi petarung welterweight lainnya untuk saat ini. Posisi atlet berusia 34 tahun ini sebagai calon penantang gelar Juara Dunia tak lagi diragukan, karena ia jelas menjadi penantang teratas yang tak terbantahkan untuk sabuk emas itu.

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa