5 Hal Unik Dalam Perjalanan Rahul Raju Di Seni Bela Diri

Indian MMA fighter Rahul Raju warms up

Rahul “The Kerala Krusher” Raju mungkin menjalani waktu yang sulit dalam karier bela diri campurannya, namun ia berencana mematahkan siklus itu pada Jumat, 13 Agustus ini.

Setelah dua kekalahan beruntun, bintang India berusia 30 tahun itu akan menghadapi debutan Mongolia Otgonbaatar Nergui dalam laga lightweight krusial pada ONE: BATTLEGROUND II di Singapura.

Sementara para penggemar mengetahui tentang berbagai kemampuan Raju di dalam Circle, perjalanannya dalam dunia bela diri juga sama menariknya.

Jelang laga Jumat ini, berikut kami sajikan lima fakta tentang “The Kerala Krusher.”

Terinspirasi Oleh Ikon Seni Bela Diri

Selama masa kecilnya di Kerala, Raju seringkali menonton film bela diri dan menikmati aksi dari Jackie Chan, Jet Li dan lainnya.

Tetapi, ada seorang seniman bela diri dan aktor terkenal yang sangat menonjol bagi pejuang India ini.

“Saya mulai berlatih kung fu saat berusia 14 tahun, atau sekitar itu, dan salah satu inspirasi terbesar saya adalah Bruce Lee,” tegas Raju.

“Saya banyak belajar tentang dirinya dari filmnya. Ia hanya membintangi kira-kira lima film, tetapi saya menonton tiap film itu lebih dari 100 kali. Saya membeli semua DVD dan menontonnya berulang kali. Saya benar-benar menyukai gayanya, dan mengambil beberapa tendangannya dalam karier bela diri saya.”

Perkelahian Di Sekolah Mengubah Hidupnya

Raju ingin mengikuti jejak langkah Lee dan mempelajari seni bela diri, namun ayah dan ibunya menginginkan dirinya untuk terfokus pada pendidikan akademis.

Remaja India ini menurut, tetapi suatu hari, sebuah kejadian tak menyenangkan di sekolah mengubah pemikiran orang tuanya secara dramatis.

“Saat saya berusia 14 tahun, saya terlibat dalam perkelahian kecil di sekolah, dimana saya dipukuli,” kata Raju.

“Saya berkata pada orang tua saya, jika mereka mendengarkan saya sebelumnya – jika mereka mengizinkan saya mempelajari bela diri – saya akan dapat membela diri dengan lebih baik. Pada hari berikutnya, ayah saya menemukan sekolah kung fu di dekat rumah, dimana saya dan saudara saya mulai berlatih.”



Melepaskan Pekerjaan Untuk Terjun Ke MMA

Pada tahun 2011, Raju terbang dari tanah kelahirannya itu ke Singapura, dimana ia mempelajari bidang Mechatronics Engineering di Temasek University.

Segera setelah ia terdaftar di kampus, pria India ini menemukan seni bela diri campuran dan segera jatuh cinta. Walau ia masih terfokus pada pencapaian akademis, Raju – yang saat itu berusia 21 tahun – mulai berlatih dalam disiplin itu pada waktu senggangnya, dan bahkan tampil dalam beberapa laga amatir.

Setelah lulus, “The Kerala Krusher” bekerja di dalam industri semikonduktor dan beraksi dalam beberapa ajang di “Kota Singa.” Tetapi, sangat sulit untuk membagi waktu di antara pekerjaan penuh waktunya dengan karier MMA yang sedang menanjak, maka ia pun terpaksa mengambil keputusan yang mengubah seluruh kehidupannya.

“Saya tak ingin membuang lebih banyak waktu, dan harus masuk 100 persen dalam latihan,” kata Raju.

“Saat saya memiliki pekerjaan, itu selalu sulit karena saya melawan mereka yang berlatih penuh waktu. Terkadang, saya menderita cedera berat karena tak mendapatkan waktu tidur yang cukup.”

“Namun, saya terus mendesak dan tak pernah menyerah. Menyerah bukanlah pilihan bagi saya. Walau saya terlambat memulai, saya selalu berjuang sepenuh hati.”

Sabuk Coklat Dalam Dua Disiplin

Raju mengasah permainannya di bawah bimbingan pelatih kepala Arvind Lalwani di Juggernaut Fight Club, Singapura.

Selain berlatih dalam kesehariannya bersama Lalwani, atlet India ini juga mengajar sebagai pelatih kepala grappling di sasana itu.

Walau ia berlatih dalam berbagai disiplin bela diri untuk kariernya di ONE Championship, dua gaya ini memang menjadi favoritnya: kecintaan lamanya akan kung fu, dan yang baru, Brazilian Jiu-Jitsu.

“The Kerala Krusher” saat ini memegang sabuk coklat dalam kedua disiplin itu, dan ia pun tak akan berhenti sampai mendapatkan sepasang sabuk hitam.

Ketakutan Terbesarnya

Tak ada banyak hal yang dapat menakuti Raju.

Lagipula, ia pindah jauh dari tanah kelahirannya dan melepaskan pekerjaan yang sangat bagus untuk mengejar impiannya dalam bela diri campuran.

Namun, dirinya akan sangat hancur jika keterbatasan fisik tiba-tiba memperpendek kariernya dalam olahraga tarung, atau bahkan jika itu hanya menyingkirkannya sesaat.

“Ketakutan terbesar saya adalah cedera – segala sesuatu yang terjadi atas kesehatan saya yang menjadikan saya tak dapat mengejar renjana saya,” kata atlet lightweight itu.

“Saya tak terlalu khawatir tentang apa pun, karena saya tak ingin menjadi negatif. Namun jika sesuatu dapat mengganggu saya, itu adalah sebuah cedera.”

“Saya melewati banyak kejadian sebelumnya, maka saya memiliki hati yang kuat dan berbagai hal tak terlalu berpengaruh bagi saya. Berlatih adalah hal yang memberi saya harapan, kebahagiaan, dan kendali atas diri saya sendiri. Jika pikiran saya sedang tidak baik, saya hanya berlatih keras. Jika saya putus cinta, saya hanya berlatih keras.”

Baca juga: Nergui Tak Gentar Lawan Raju: ‘Saya Dapat Mencetak KO, Pasti’

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9
John Lineker Stephen Loman ONE Fight Night 14 44 scaled
Fan Rong Shamil Erdogan ONE Friday Fights 22 39