Joshua Pacio Ungkap Perjuangan Keras Demi Pertahankan Sabuk Emas

Joshua Pacio kalahkan Alex Silva melalui split decision

Joshua “The Passion” Pacio mencetak sejarah saat mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight di ajang ONE: FIRE & FURY, namun hal itu tidak datang dengan mudah.

Sebelum perwakilan Team Lakay ini menjadi orang pertama yang dua kali mempertahankan sabuk emasnya setelah kemenangan atas Alex “Little Rock” Silva pada hari Jumat, 31 Januari lalu, ia melalui sebuah pemusatan latihan keras yang menguji kondisi fisik dan mentalnya.

Selain itu, ia memiliki tantangan berat untuk menghadapi pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu yang meraih seluruh kemenangannya, kecuali satu, melalui submission.

Tak diragukan, Silva mungkin menjadi grappler paling berbahaya yang pernah dihadapi Joshua, dimana ia mengetahui tantangan berat untuk tetap berada dalam posisi aman saat kontes ini beralih ke atas kanvas. Namun, ia juga menjelaskan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengatasi apapun yang datang padanya di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina.

“Itu sangat liar. Saya sangat gugup selama transisi, namun apapun yang terjadi di sana — tiap skenario — kami memikirkan itu selama latihan, jadi saya tidak panik, saya tidak ragu-ragu dengan apa yang akan saya lakukan, saya mempercayai hasil latihan saya, serta mempercayai pelatih dan tim saya,” ungkapnya.

“Saya kira ia menunggu saya melakukan kesalahan. Itulah keahlian para pemegang sabuk hitam, saya yakin jika saya melakukan satu kesalahan, mereka mampu memanfaatkannya. Maka itu saya sangat cemas saat melakukan scramble, saya meyakinkan diri untuk tidak ceroboh saat bertransisi atau mencoba meloloskan diri. Di atas kaki, saya benar-benar percaya diri jika laga ini berjalan di atas.”

Pacio sempat menghadapi masalah serius saat ia tertangkap kuncian arm-triangle choke pada akhir ronde kedua, namun ia bertahan dan mencatat keberhasilan dalam pertukaran striking.



Kombinasi pukulan keras, serta tambahan serangan lutut dan tendangan keras, melemahkan Silva setelah lima ronde, namu ia tetap berbahaya sampai bel akhir berbunyi.

Setelah 25 menit yang menegangkan, pria berusia 24 tahun asal Baguio ini dinyatakan sebagai pemenang melalui keputusan terbelah, atau split decision, dan menampilkan emosinya.

Salah satu emosi yang nampak adalah kelegaan atas tantangan yang dihadapinya dalam pemusatan latihan kedua setelah kemenangannya atas Rene “The Challenger” Catalan dalam ajang ONE: MASTERS OF FATE.

Pacio mengatakan ia tidak terkesan dengan penampilannya, namun sangat mudah untuk mengerti mengapa dirinya tidak berada dalam puncak permainannya.

”Pertandingan ini sulit. Saya kira sangat tidak mungkin untuk hanya berada di momen ini, karena keriuhan selama tiga minggu terakhir,” akunya.

“Saya mengalami demam, saya terkena LBM (diare), dimana itu tentu sangat mempengaruhi kondisi saya. Namun pada akhirnya, semua kembali ke pikiran. Adalah pikiran saya yang mendorong saya, di samping iman saya pada Tuhan.”

“Saya juga ingin berterima kasih pada rekan satu tim yang selalu mendorong saya. Itu melelahkan. Saya juga baru berkompetisi di bulan November, namun saya melihatnya sebagai sebuah berkah.”

Sang Juara Dunia ONE Strawweight ini juga harus menghadapi kenyataan bahwa kakeknya wafat di awal bulan yang sama, dimana ia mendedikasikan kemenangan ini untuk beliau.

“Apa yang terjadi dengan kakek saya adalah untuk yang terbaik, karena ia telah sangat menderita,” tambahnya.

“Ia berada dalam kondisi koma dan diabetes. Lebih baik bagi dirinya untuk beristirahat sekarang dan berada bersama dengan Tuhan, dan laga ini, kemenangan ini, tentunya untuk dia.”

Kini Pacio telah melewati seluruh halangan yang ada dalam jalurnya, dan menantikan masa istirahat yang layak didapatkannya sebelum kembali membuat serangkaian perubahan menuju kondisi terbaiknya.

Walau ia memberitahu para penggemar untuk tidak mengharapkan dirinya kembali dalam waktu dekat, ia tidak berkeberatan tentang siapa pun yang akan dihadapinya saat kembali beraksi.

“Tentu saja itu tidak akan terjadi dua bulan kedepan, tetapi sebagai atlet, inilah yang kami lakukan, ini pekerjaan kami, jadi bukan benar-benar tergantung pada saya siapa yang akan saya hadapi berikut,” ungkapnya.

“Siapapun yang ONE lihat layak, saya akan mereka, bersiap dengan baik untuk mereka, dan berharap dapat meraih kemenangan lain. Saya kini terfokus menjadi lebih baik, tentang bagaimana keterampilan saya dapat meningkat. Siapapun berikutnya, apakah itu lawan baru atau sebuah laga ulang dengan lawan sebelumnya, itu akan menampilkan Joshua Pacio yang berbeda.”

Baca juga: 5 Pelajaran Penting Dari ONE: FIRE & FURY

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29