Pengorbanan Denice Zamboanga Untuk Jadi Yang Terbaik

Denice “The Menace”vZamboanga

Denice “The Menace Fairtex” Zamboanga bersemangat untuk menjalani laga debutnya bersama ONE Championship.

Jumat ini, tanggal 6 Desember, atlet tak terkalahkan Filipina ini akan bertemu dengan pejuang tuan rumah Jihin “Shadow Cat” Radzuan di ajang ONE: MARK OF GREATNESS.

Denice akan masuk ke daerah kekuasaan lawannya di Kuala Lumpur, Malaysia dalam laga bela diri campuran divisi atomweight wanita, namun ia tidak gentar dan siap mengejutkan para penonton tuan rumah.

Sebelum atlet berusia 22 tahun ini memasuki Axiata Arena, mari kita simak pengorbanan yang harus ia lakukan untuk meraih posisi dalam karirnya saat ini.

Munculnya Gairah Baru

Denice lahir dan dibesarkan di Quezon City, Filipina, dimana kakak lelakinya, Drex, mengajarkan seni pertahanan diri pada dirinya dan ketiga saudara perempuannya.

Drex adalah pemegang sabuk hitam karate dan seorang juara yang bertransisi ke seni bela diri campuran pada tahun 2013. Sejak debutnya, ia telah berkompetisi di Jepang, Korea Selatan dan Filipina. 

“Ia mengatakan bahwa itu [bela diri] akan membantu saya mempertahankan diri, maka saya katakan bahwa saya akan mencobanya,” katanya.

Saat Denice berulang tahun yang ke-17, ia mulai berlatih karate dan terbukti memiliki bakat dalam seni bela diri.

“Saya berkompetisi dalam beberapa kejuaraan karate dan terus menang,” lanjutnya.

“Dalam laga karate terakhir saya, saya kalah melalui KO – saya tertendang di muka dan kehilangan kesadaran. Setelah itu, saya mengatakan pada diri saya bahwa saya tak akan kalah dalam laga lainnya.”

Denice membuktikan perkataan tersebut dalam perpindahan karir bela dirinya.

Mencari Keseimbangan Sejati

The Philippines' Denice Zamboanga kicks the heavy bag at the Fairtex Training Center in Pattaya

Pada tahun 2017, kakak Denice menerima telepon dari seorang promotor lokal yang bertanya apakah ia mengenal seorang perempuan yang mau berlaga dalam kontes bela diri campuran. 

Drex segera menyarankan adik perempuannya itu.

“Ia berkata saya harus melakukannya, dan bahwa ia akan melatih saya,” katanya.

“Saat kakak saya mulai melatih saya dalam disiplin bela diri campuran, kami melakukannya di sebelah rumah kami. Bayangkan, kami melakukannya selama empat bulan! Kami hanya memiliki sebuah samsak tinju dan melakukan ‘rolling’ [BJJ] di sana. Hanya kami berdua, dan kami juga bergulat di sana.” 

“The Menace Fairtex,” yang menjadi sebutan Denice, memenangkan debut profesionalnya pada bulan Januari 2017 melalui KO dalam waktu 44 detik.

Saat ia membangun resume bela dirinya, wanita Filipina ini harus menemukan keseimbangan antara latihan dan studinya. 

Denice sangat bersemangat dengan jalur bela diri barunya ini, hingga ia melepaskan mimpi masa kecilnya untuk menjadi dokter demi mengejar gelar sarjana Teknologi Informasi dari Polytechnic University of the Philippines.

“Saya kira menjadi seorang dokter sangat rumit, maka saya belajar IT —  dengan itu, saya dapat belajar dan tetap berlatih bela diri,” jelasnya. “Saya tidak akan dapat melakukan hal yang sama jika saya mencoba menjadi dokter.”

Setelah mendapatkan gelar akademisnya, Denice mendapatkan pekerjaan di sebuah institusi pemerintahan – dan setelah itu, di sebuah organisasi nirlaba – dan menerima gaji bulanan.

Namun, keinginannya untuk berkompetisi bertambah besar saat itu.

Langkah Penuh Keyakinan

Denice menemukan dirinya berada di sebuah persimpangab.

Atlet Filipina ini tetap menambah kemenangan dalam kompetisi bela diri campuran, namun ia ingin lebih terfokus pada berbagai ambisinya dalam olahraga tarung.

Pada akhirnya, ia terpaksa harus memilih.

“Dibutuhkan berbulan-bulan bagi saya untuk berpikir, karena saya mendapatkan pemasukan cukup melalui pekerjaan harian saya dan beban pekerjaan tersebut tidak terlalu berat, maka saya harus berlatih kapanpun saya inginkan,” sebutnya.

“Namun, saya benar-benar menemukan kebahagiaan dalam seni bela diri. Saya mengetahui bahwa saya tidak dapat berlaga bersama promosi yang lebih besar jika saya tetap bekerja, karena tidak akan ada waktu untuk menjadi yang terbaik dalam kedua bidang.”

Dengan izin dari orang tua dan kakaknya, Denice mengambil keputusan besar.

Pada bulan Juni 2019, ia meninggalkan pekerjaannya dan pindah ke Pattaya, Thailand, untuk berlatih penuh waktu di Fairtex Training Center bersama Juara Dunia dua disiplin ONE Stamp Fairtex.

Walau ia kini mengejar mimpinya, atlet Filipina ini harus mengorbankan waktu dengan meninggalkan mereka yang ia kasihi dan kenyamanan di tempat kediamannya untuk mencapai tujuannya.

“Saya terkadang masih merasa sedih karena saya berada jauh dari rumah dan keluarga saya, dan saya sangat merindukan anjing saya,” akunya.

“Namun, saya mengerti bahwa untuk menjadi lebih kuat, ada beberapa pengorbanan yang harus saya lakukan. Saya tidak ingin berkompetisi dengan persiapan setengah hati.”

Standar Yang Tinggi

Philippine mixed martial arts Denice Zamboanga trains at the Fairtex Training Center in Pattaya

Keinginan Denice untuk tetap berkembang telah membantunya untuk berevolusi sebagai seorang seniman bela diri.

Ia telah berkompetisi dalam turnamen Brazilian Jiu-Jitsu dan meraih beberapa medali emas, begitu pula dengan sabuk birunya. Ditambah lagi, setelah bergabung dengan barisan Fairtex, ia berkompetisi dalam beberapa laga Muay Thai perdananya dan menang.

Atlet Filipina ini telah lanjut meningkatkan permainannya, dimana hal ini terlihat dalam karir bela diri campurannya. Ia memiliki rekor sempurna 5-0 sebagai atlet profesional, dengan dua kemenangan KO dan sepasang kemenangan submission.

Hari Jumat ini, ia akan mencoba menjaga rekor tak terkalahkannya saat bertemu dengan Jihin dalam debut promosionalnya di ajang ONE: MARK OF GREATNESS.

Bagi “The Menace Fairtex,” momen ini sangat ditunggunya.

“Saat saya berusia 20 tahun, saya telah dihubungi untuk berlaga di sini, namun saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk berlatih dan menimba pengalaman. Sekarang, saya merasa siap menghadapi ini,” tegasnya.

“Saya ingin meninggalkan kesan pada laga perdana saya [bersama ONE]. Saya ingin para fan meninggalkan arena dengan mengingat nama saya, serta mengalahkan superstar tuan rumah mungkin dapat membantu saya melakukan itu.”

“Saya mengerti bahwa Jihin adalah penantang teratas dalam divisi ini, maka jika saya meraih kemenangan, saya akan ingin menguji diri saya bersama penantang teratas lainnya untuk menapaki jalur menuju gelar Juara Dunia.”

Baca Juga: Jihin Radzuan Prediksi Kemenangan Cepat Atas Denice Zamboanga

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29