Cara Keluarga Beri Elias Mahmoudi Kekuatan Demi Kejar Impiannya

Elias Mahmoudi DC 3129

Elias “The Sniper” Mahmoudi adalah salah satu seniman bela diri paling menarik di seluruh dunia.

Ia memang baru berusia 21 tahun, namun striker berbakat keturunan Perancis-Aljazair itu telah tiga kali menjadi Juara Dunia Muay Thai.

Seluruh kemampuan fenomenalnya itu nampak untuk pertama kalinya di ONE Championship pada bulan Januari, dimana ia meraih kemenangan mutlak dalam debut sensasional atas Yukinori Ogasawara, yang juga memberinya perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing di ONE: WARRIORS OF LIGHT pada hari Jumat, 10 Mei.

Mahmoudi akan melawan “The Baby Shark” Petchdam Petchyindee Academy dalam laga pendukung utama di Impact Arena, Bangkok, Thailand, dan walau dirinya nampak seperti sensasi satu malam karena kesuksesan luar biasa dalam “The Home Of Martial Arts,” ia telah membayar perjuangannya dalam olahraga ini.

Jelang aksinya kembali dalam laga terbesar di hidupnya itu, pelajari lebih banyak bagaimana cara “The Sniper” menjadi kompetitor elite.

Masa Kecil Yang Aktif

Elias Mahmoudi is on a mission to become the first-ever ONE Flyweight Kickboxing World Champion on 10 May!

Elias Mahmoudi is on a mission to become the first-ever ONE Flyweight Kickboxing World Champion on 10 May!Bangkok | 10 May | 6:30PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onewarriors19

Posted by ONE Championship on Monday, April 22, 2019

Mahmoudi lahir dan dibesarkan di daerah pinggiran Paris, Perancis, yang bernama Bonneuil-sur-Marne bersama ayahnya yang menjadi relawan bagi anak muda dan instruktur bela diri; ibunya, yang bekerja di solarium lokal; dan kakaknya.

Ia juga menjadi anak yang sangat atletis, dengan kegemaran bermain di luar dan berolahraga. Ia lahir ke dalam keluarga seniman bela diri, namun itu bukanlah satu-satunya hal yang penting.

“Saya memiliki banyak orang baik yang selalu mendukung di sekeliling saya – mereka yang dapat menolong, berbicara dan menjelaskan banyak hal pada saya, maka masa kecil saya relatif tenang,” katanya.

“Saya gemar naik kuda saat kecil, saya seringkali melakukan itu.”

“Dan saya selalu menyukai olahraga – olahraga apa pun, baik ping-pong, tenis, lari – saya berbakat dalam olahraga dan mencintainya. Memancing juga.”

Namun, ia juga hiperaktif, sampai pada titik dimana seluruh aktivitas tersebut tak dapat memberinya ketenangan dan membawanya ke beberapa permasalahan di sekolah.

Untungnya, ada satu hal yang tetap menjaganya di jalur yang benar.

“Saya cukup sulit dikendalikan di sekolah. Saya mengalami beberapa permasalahan saat saya masih kecil karena itu,” jelas Mahmoudi

“Saya berjuang untuk mencari penyaluran dan tetap tenang karena saya sangat hiperaktif. Muay Thai memberi saya kemampuan untuk beralih antara [olahraga dan sekolah], serta memiliki stabilitas dalam hidup saya.”

Menjaga Tradisi Keluarga

Kalimat ‘seniman bela diri seumur hidup’ memang seringkali digunakan, namun itu tak dapat lebih cocok lagi bagi “The Sniper.”

Seni bela diri berada dalam darahnya, dan ia berlatih dari usia sangat muda di sasana bela diri yang terfokus pada komunitas, Mahmoudi Gym, yang didirikan oleh ayah dan pamannya pada tahun 1984. 

“Ayah dan paman memperkenalkan saya pada seni bela diri. Itu adalah tradisi keluarga,” katanya.

“Saya mulai pergi ke sasana segera saat saya belajar berjalan. Sejak saya sangat kecil, saya melihatnya dan menjalaninya. Saya berada di lingkungan itu sejak kecil. Saya memulai dengan serius saat berusia antara 6 sampai 8 tahun.”

Muay Thai tetap membuatnya terpukau, lebih dari segalanya. Ia tak pernah merasa tertekan untuk berlatih dan berkompetisi – ayahnya bahkan menyarankan dirinya untuk menjalani jalur yang lain – tetapi itulah yang ingin dilakukan anak muda ini.

“[Ayah saya] selalu mengatakan bahwa ini adalah profesi yang sulit, dan jika itu tergantung pada dirinya, ia tak akan ingin saya untuk memilih itu,” kenang Mahmoudi.

Ia memulai karier kompetitifnya pada usia 8 tahun, di Perancis, dan saat ia berusia 10 tahun, ia telah berlaga secara profesional di Thailand, dan kesuksesannya tak berhenti.

Menarik Kekuatan Dari Ibunya

Elias Mahmoudi ASH_1553.jpg

Ayah dan paman Mahmoudi adalah pria dan panutan dalam seni bela diri yang kuat, tetapi striker asal Paris ini juga sangat dekat dengan ibunya di luar sasana.

Saat ia masih berusia 10 tahun, ia terdiagnosa dengan kanker dan itu berdampak berat pada “The Sniper.”

“Ibu saya beberapa kali terkena kanker, namun ada satu yang sangat serius saat saya masih muda. Orang tua saya memilih untuk tidak mengatakannya pada kakak dan saya, untuk menjauhkan kami dari itu, tetapi akhirnya kami pun tahu,” katanya.

“Pada awalnya, saya terkejut, itu sangat sulit. Saya harus mempersiapkan diri untuk yang terburuk, bahkan mengetahui bahwa ibu saya tak menyerah dan akan tetap berjuang sampai akhir.”

Untungnya, ibunya mengatasi penyakit itu – dimana keberaniannya pun memberi dampak luar biasa bagi anaknya ini.

Menyaksikan sang ibu melewati berbagai sesi perawatan dan pemulihan, Mahmoudi melihat semangat juang yang sebenarnya saat ia akhirnya memenangkan pertarungan dengan penyakit itu.

“Ibu saya adalah sumber inspirasi bagi saya, karena ia adalah seorang petarung. Ia melewati berbagai kesulitan, tetapi ia selalu yakin, ia selalu kuat dan ia selalu berjuang,” tambah “The Sniper.”

“Apa yang saya pelajari dari dirinya adalah bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup, kita tak boleh menyerah, kita harus tetap yakin dan berjuang, dan saya kira itulah yang saya coba terapkan dalam hidup.”

Atlet Muay Thai Berbakat

In a thrilling back-and-forth battle, Elias Mahmoudi out-strikes Yukinori Ogasawara to claim the unanimous decision win!

In a thrilling back-and-forth battle, Elias Mahmoudi out-strikes Yukinori Ogasawara to claim the unanimous decision win!Watch the full event LIVE & FREE on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast

Posted by ONE Championship on Friday, January 25, 2019

Mahmoudi memang terlihat ditakdirkan untuk meraih kesuksesan dalam Muay Thai dari usia dini. Banyak yang jelas mengatakan dirinya adalah atlet berbakat, tetapi “The Sniper” sendiri membutuhkan waktu untuk menyadari hal itu.

“Saya tak mengira bahwa saya akan menjadi sangat sukses dalam olahraga ini,” tegasnya.

“[Pada awal karier saya], saya memenangkan tiap laga melalui KO pada ronde pertama atau kedua. Saat waktu berlalu, lawan-lawan saya menjadi lebih kuat, dan saya melihat bahwa saya masih tampil dengan baik.”

“Seringkali, saya memenangkan laga melalui KO atau perbedaan poin yang besar. Saya mulai menyadari bahwa saya dapat meraih kesuksesan, tetapi dari titik itu sampai saat ini, saya tak dapat menebaknya.”

Mahmoudi memenangkan gelar Juara Dunia pertamanya pada usia 15 tahun di Kejuaraan Dunia IFMA. Ia menambahkan gelar Juara Dunia WMF, WPMF dan MTGP ke dalam resumenya, lalu mendapatkan tawaran untuk memasuki panggung bela diri dunia.

Penampialn debutnya yang mengejutkan memberi “The Sniper” laga perebutan gelar Juara Dunia ONE di Bangkok, dan pencapaian tersebut dapat menjadi kejayaan tertinggi dalam kariernya.

“Memenangkan gelar ONE Championship dapat menjadi pencapaian besar bagi saya untuk kerja kelas selama 15 tahun,” kata “The Sniper” jelang laganya melawan Petchdam.

“Saya tahu bahwa ini akan menjadi laga yang sangat sulit. Berkat segala sesuatu yang saya lewati dan segala yang saya perjuangkan, saya harap saya dapat memberi yang terbaik bagi diri saya pada 10 Mei.”

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50