5 Pelajaran Terbesar Dari ONE Friday Fights 34: Rodtang Vs. Superlek

Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 84

Organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini mengawali tiga minggu yang sarat dengan berbagai gelaran blockbuster dengan ONE Friday Fights 34: Rodtang vs. Superlek di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand, pada 22 September, dan ke-11 pertarungan itu memang tidak mengecewakan.

Para penggemar di seluruh dunia tercengang melihat Laga Super Muay Thai yang sangat ditunggu antara Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon dan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing Superlek Kiatmoo9.

Namun, terdapat beberapa atlet lain yang juga merebut perhatian para penggemar global dan pulang dari ibu kota Thailand ini dengan kemenangan tegas yang akan membawa karier mereka ke tingkatan berikutnya.

Dengan pemikiran tersebut, berikut adalah lima pelajaran terbaik yang dapat diambil dari edisi terbesar dari ONE Friday Fights sampai saat ini.

Rodtang, Superlek Buktikan Hype Monumental

Ekspektasi luar biasa bagi laga Muay Thai terbesar dalam 50 tahun terakhir ini dapat saja terlalu berat bagi Rodtang dan Superlek, namun keduanya membuat itu semua nampak sangat mudah, saat mereka memberi salah satu aksi paling menarik dalam sejarah ONE Championship.

Selama tiga ronde yang tak memberi kesempatan bernafas itu, kedua megabintang Thailand ini beradu pukulan dalam sebuah pertempuran krusial yang menegangkan.

Rodtang melukai Superlek dengan sikunya dalam stanza pembuka yang sangat kompetitif, namun “The Kicking Machine” hanya tersenyum dan mencetak knockdown atas kompatriotnya pada ronde kedua untuk membalikkan keadaan.

Lalu, pada ronde ketiga dan terakhir, keduanya mengeluarkan seluruh kemampuan dalam arsenal mereka yang jelas sangat menghibur bagi para penggemar, yang meledak-ledak setiap kali sebuah serangan masuk ke salah satu bintang ini.

Setelah sembilan menit paling menarik dari aksi seni bela diri yang dapat disaksikan oleh siapa pun, Superlek mengungguli Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai dalam laga super tanpa perebutan gelar ini.

Laga tersebut jelas membuktikan hype yang terbangun dengan baik, dan hal ini membuat para atlet, pengamat dan penggemar menginginkan lebih banyak lagi. Mungkin saja, hal ini dapat menjadi awalan manis bagi sebuah persaingan baru.

Prajanchai Incar Emas Dua Disiplin

Juara Dunia Interim ONE Strawweight Muay Thai Prajanchai PK Saenchai dan Juara Dunia ISKA Kickboxing tiga kali Akram Hamidi memasuki laga strawweight kickboxing mereka dengan harapan untuk menjadi penantang potensial berikutnya bagi sabuk emas divisi tersebut.

Pada akhirnya, bintang Thailand ini memberi aksi yang cukup untuk menjadi pria tersebut, saat ia keluar dengan kemenangan mutlak.

Walau tak puas dengan penampilannya sendiri, kombinasi serangan brilian, teknik striking serbaguna, kecepatan luar biasa dan kekuatan mengejutkan dari Prajanchai mampu membendung dinamo Prancis-Aljazair itu.

Saat laga itu berakhir, petarung Thailand ini membuktikan bahwa dirinya memliki kemampuan untuk berkompetisi – dan mengalahkan – striker terbaik dunia dalam disiplin lainnya.

Seperti para penggemar, perhatian pria berusia 28 tahun ini akan terkunci pada aksi Kejuaraan Dunia ONE Strawweight Kickboxing di ONE Fight Night 15, saat pemegang gelar tak terkalahkan Jonathan Di Bella mempertahankan sabuk emas melawan atlet keturunan Thailand-Australia Danial Williams, tanggal 7 Oktober nanti.

Kulabdam Adalah Ancaman Bagi Semua

Kulabdam Sor Jor Piek Uthai membawa misi luar biasa sejak awal laganya melawan Tyson Harrison. Sebagai mantan Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai dua kali, ia maju untuk mempertahankan negara asalnya, dan melakukan itu dengan cara impresif.

Harrison sebelumnya sudah menjadi bintang besar terbaru di ONE Friday Fights dan merebut beberapa kemenangan luar biasa, termasuk sepasang KO yang sangat mengagumkan.

Namun, Kulabdam menembus pertahanannya seperti pisau panas yang memotong mentega, dimana bunyi pukulan kirinya bergema di Lumpinee Boxing Stadium setiap kali itu beradu dengan kulit bintang Australia itu.

Pada akhir stanza pembuka, dampak di wajah Harrison memang sangat terlihat, dimana dokter dan wasit segera mengamati lebih lanjut. Pada akhirnya, laga ini terhenti sebelum ronde kedua dapat dimulai.

Hal ini menjadi kemenangan tegas bagi Kulabdam, dan hal ini membuktikan bahwa pukulan atlet berusia 24 tahun itu – terutama “Left Meteorite” miliknya – akan selalu menjadikannya ancaman besar bagi siapa pun yang berdiri di hadapannya.

Seksan Siap Masuki Jam Tayang Utama A.S.

Pembukaan besar, tirai yang terungkap dan sorotan lampu. Jelas, Seksan Or Kwanmuang siap untuk menemui para penonton di jam tayang utama A.S.

“The Man That Yields To No One” menjaga catatan rekor sempurnanya di ONE Championship dengan kemenangan mutlak atas Amir Naseri dalam aksi catchweight Muay Thai 140 pound mereka. Sepanjang tiga ronde penuh, ia menunjukkan pada para penggemar global mengapa ia menjadi “Mr. Friday Night.”

Namun, setelah enam penampilan menegangkan dalam ajang mingguan ONE Friday Fights itu, panggung berikutnya dapat saja menunggu. Sebuah posisi di gelaran utama ONE Fight Night dapat saja menjadi milik veteran Thailand itu dalam waktu dekat ini.

Seksan secara konsisten memberi ketegangan tersendiri bagi para penonton di jam tayang utama Asia itu, dan hanya masalah waktu sebelum ia menjalani debutnya di jam tayang utama A.S.

‘Thunder Kid’ Sepenuhnya Bangkit

Saat seorang atlet kembali dari cedera, terutama dari ACL yang robek, mereka dapat saja sangat waspada dalam laga perdana mereka. Namun, Lito “Thunder Kid” Adiwang melakukan kebalikannya.

Setelah hampir satu setengah tahun berada jauh dari arena kompetisi, petarung Filipina ini mencetak aksi menawan saat ia kembali di ONE Friday Fights 34, dimana ia menaklukkan bintang kebanggaan Indonesia Adrian Mattheis hanya dalam waktu 23 detik demi sebuah kemenangan TKO.

Ini tak hanya menjadi kisah kebangkitan kembali yang sangat indah bagi Adiwang. Kemenangan itu membawa implikasi yang jauh lebih signifikan. Penampilan bintang Filipina ini menjadi pernyataan tegas untuk divisi strawweight MMA, yang memberitahukan bahwa ia telah kembali dan mengejar emas itu.

“Thunder Kid” dapat melakukan apa yang dilakukannya dengan cara terbaik, serta menunjukkan pada semua orang alasan mengapa ia dianggap sebagai petarung MMA yang paling menarik untuk disaksikan.

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa