5 Hal Untuk Diketahui Terkait Sang Juara Dunia Muay Thai Mouhcine Chafi

Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 63 scaled

Mouhcine “The Assassin” Chafi akan segera kembali ke dalam ring untuk penampilan keduanya bersama ONE Championship, dan kali ini, ia ingin keluar sebagai pemenang bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Di ONE Fight Night 17: Kryklia vs. Roberts, petarung sensasional Spanyol-Maroko ini akan melawan mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Dmitry Menshikov dalam aksi lightweight Muay Thai krusial yang memiliki seluruh elemen dari sebuah aksi panas tanpa henti.

Laga tersebut akan disiarkan langsung pada jam tayang utama A.S. dari arena ikonik Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand, pada Jumat malam, 8 Desember, atau Sabtu pagi, 9 Desember waktu Asia, dimana Chafi akan ingin meraih momen besar di atas panggung global.

Setelah mengumpulkan lima kemenangan beruntun, yang dipuncaki oleh gelar Juara Dunia WBC Light Heavyweight Muay Thai, Chafi mencetak debut promosionalnya pada awal November lalu.

Walau pria berusia 26 tahun itu hanya memiliki beberapa hari untuk bersiap, ia masih mendesak mantan penantang gelar Juara Dunia ONE dua kali Sinsamut Klinmee mencapai batasannya sepanjang tiga ronde penuh.

Kini, dengan pemusatan latihan penuh, “The Assassin” akan kembali ke Lumpinee Boxing Stadium untuk penampilan keduanya, dimana ia akan menemukan kesempatan membuktikan bahwa ia layak berada di antara yang terbaik di atas panggung dunia.

Oleh karena itu, berikut adalah lima hal yang harus anda ketahui tentang striker Spanyol-Maroko yang sangat berbakat dan berbahaya ini jelang ONE Fight Night 17.

#1 Awalan Di Karate

Chafi menemukan awalan dalam seni bela diri melalui karate, dimana ia mengikuti jejak ayahnya, yang juga berlatih dalam disiplin ini.

“The Assassin” berlatih karate selama empat tahun, lalu ia pindah ke olahraga kontak penuh kickboxing dan Muay Thai. Tetapi, pengaruh dari latar belakang seni bela diri tradisional itu masih terlihat dalam gaya uniknya saat ini.

#2 Pelatih Yang Sama Sejak Hari-Hari Amatirnya

Striker Spanyol-Maroko itu menghabiskan sebagian besar kariernya berlatih di bawah bimbingan pelatih yang sangat dihormati, Lluis Lloret.

Mereka mulai bekerja sama pada 2016, saat Chafi masih amatir, dan keduanya tak pernah berpaling.

#3 Berprestasi Di Berbagai Tingkatan

Selain catatan rekor profesional impresif 31-6-2, Chafi juga mengkoleksi sabuk juara di tiap tingkatan.

“The Assassin” adalah Juara Dunia, Eropa dan Internasional WBC Muay Thai. Faktanya, ia memenangi gelar Juara Dunia WBC Light Heavyweight Muay Thai pada Juli lalu, dan itu menjadi pencapaian terbesar bagi dirinya sampai saat ini.

#4 Sempat Bekerja Sebagai Koki

Sebelum bertarung di bawah sorotan lampu ONE Championship, Chafi mencukupi kebutuhan bulanan dengan menjadi koki penuh waktu.

Terlepas dari tuntutan pekerjaannya itu, ia selalu menemukan waktu untuk berlatih setiap hari. Dan saat ia mendapatkan pertandingan, ia berlatih dua kali sehari.

#5 Datang Dari Keluarga Petani

“The Assassin” mengetahui nilai-nilai dari kerja keras, karena ia berasal dari keluarga petani.

Etos kerja itu jelas membawa Chafi melewati kesulitan dari latihan hariannya di tingkatan elite, serta melejitkan dirinya memasuki organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Selengkapnya di Fitur

Kade Ruotolo Nicolas Vigna ONE 171 8 scaled
Christian Lee Alibeg Rasulov ONE Fight Night 26 33 scaled
Johan Ghazali Johan Estupinan ONE 170 70 scaled
Nong O Gaiyanghadao defeats Brice Delval at ONE IMMORTAL TRIUMPH DA 3232
Stamp Fairtex Ham Seo Hee ONE Fight Night 14 2 scaled
Saemapetch Fairtex Abdulla Dayakaev ONE Fight Night 31 30 scaled
Zebaztian Kadestam Roberto Soldic ONE Fight Night 10 33
Samingdam Looksuanmuaythai Akif Guluzada ONE Friday Fights 85 20 scaled
Carlo Bumina ang Mauro Mastromarini ONE Fight Night 30 40 scaled
Masaaki Noiri Tawanchai PK Saenchai ONE 172 90 scaled
John Lineker Alexey Balyko ONE Fight Night 25 42 scaled
Allycia Hellen Rodrigues Cristina Morales ONE Fight Night 20 20