‘Kehidupan Keras Membangun Pria Kuat’ – Cara Masa Kecil Fan Rong Bawa Dirinya Masuk Ke ONE Championship

Fan Rong Yuri Simoes Inside The Matrix 3 30

Kurang dari seminggu, petarung unggulan Tiongkok Fan Rong akan mendapatkan kesempatan terbesar dalam karier profesionalnya sepanjang 22 laga.

Pada Sabtu pagi, 6 Mei waktu Asia, dalam gelaran ONE Fight Night 10: Johnson vs. Moraes III, pria yang dikenal sebagai “King Kong Warrior” ini berlaga dengan mantan Juara Dunia dua divisi ONE, Aung La N Sang, dalam sebuah laga middleweight MMA krusial.

Dijadwalkan berlangsung dari 1stBank Center, Colorado, yang dipenuhi penonton, laga ini akan terjadi dalam debut bersejarah ONE di tanah A.S., serta sangat penting untuk harapan Fan memasuki laga ulang dengan penguasa divisi middleweight Reinier de Ridder.

Jelang laga dengan pertaruhan besar itu melawan “The Burmese Python,” kami melihat perjalanan sang penantang berbakat ini menuju sorotan lampu luar biasa di dalam Circle.

Bertumbuh Dengan ‘Orang Terkuat Di Negaranya’

Terlahir dan dibesarkan di iklim yang cukup berat di bagian timur laut Tiongkok, Fan memiliki kenangan manis tentang bertumbuh dewasa di rumah tangga yang stabil dan suportif – dengan saudara kandung yang menikmati candaan kasar sama seperti dirinya.

Terlepas dari kehidupan keluarga yang nyaman itu, ia dibentuk – dan diperkuat – oleh lingkungannya yang keras.

Pria berusia 29 tahun ini berkata pada ONEFC.com/id:

“Dalam kenangan saya, selalu ada lapisan es di jalan, salju di pohon dan mobil, dan banyak orang yang mengenakan pakaian berlapis. Orang Tiongkok menyebut kami manusia terkuat di negara ini.”

“Saya kira cuaca dingin memberimu kehidupan keras, dan kehidupan keras membangun pria kuat.”

Fan Rong walks to the Circle

Lebih dari cuaca dingin, cara Fan dibesarkan juga sangat keras, serta dipenuhi dengan baku hantam dengan teman-teman sekolahnya.

Tanpa harus dikatakan lagi, kedua orang tuanya juga senang melihat Fan menempatkan energinya untuk sesuatu yang positif saat ia mengejar misi dalam olahraga tarung dengan peraturan dan jalur seni bela diri sebagai bagian dari kariernya.

Fan berkata:

“Saya mengetahui bahwa banyak anak muda yang memilih karier ini memiliki permasalahan dengan keluarganya di awal, namun tidak dengan keluarga saya, tidak dari saya berasal.”

“Seperti yang saya katakan, tanah kelahiran saya adalah kota yang keras, dan banyak orang melihat berbagai hal yang lebih gila dari pertarungan di arena, maka itu tidak terlalu mengganggu kedua orang tua saya.”

“Bagi mereka, ini hanyalah sebuah pekerjaan yang mungkin memberi anak mereka kehidupan yang baik.”

Brazilian MMA fighter Yuri Simoes squares off against Chinese MMA fighter Fan Rong at ONE: INSIDE THE MATRIX III

Bertarung Menjadi Mudah

Fan secara alamiah adalah seorang petarung dari kecil, namun saat ia mulai mempelajari seni bela diri tradisional Tiongkok, sanda, ia pun mengambil pandangan yang lebih serius pada pertarungan tangan kosong.

Ia berkata:

“Saat saya mulai berlatih sanda di sekolah, saya menyadari bahwa saya sangat bagus dalam ini. Saya mencapai tingkatan mereka yang belajar bertahun-tahun hanya dalam waktu beberapa minggu.”

“Dan, saya kira itulah saat saya menyadari, hei, saya memang terlahir untuk ini, dan mungkin saya harus mencoba menjadikannya profesi saya satu hari nanti.”

Fan Rong throws ground and pound

Dengan kekuatan atletisnya, serta kemampuan untuk belajar dan menerapkan teknik baru, petarung muda ini menunjukkan potensi kelas dunia yang dimilikinya.

Hal itu pun terlihat sangat nyata saat, setelah menjadi anggota polisi pada tahun 2013, ia dipanggil untuk mengajar seni bela diri untuk rekan-rekannya. Itu akan menjadi pekerjaan terakhir yang ia miliki sebelum mengalihkan perhatian secara penuh waktu ke dalam MMA.

Fan berkata:

“Saya adalah anggota polisi bersenjata. Dan tak lama setelah saya bergabung, mereka memilih saya untuk menjadi pelatih bela diri untuk pasukan khusus wanita di provinsi Sichuan. Saya menyelesaikan tugas saya di sana dan pensiun sebagai bintara pada 2015.”

Pictures from the fight between Vitaly Bigdash and Fan Rong from ONE: WINTER WARRIORS II

Pujian Pada ‘Pelatih Terbaik’

Di antara debut profesionalnya pada tahun 2016 dan debutnya di ONE pada 2019 lalu, Fan meraih rekor mencengangkan, 17-1, yang termasuk 16 kemenangan beruntun dan tingkat penyelesaian yang nyaris sempurna.

Dikenal atas kekuatan dan ketahanan tubuh yang luar biasa, “King Kong Warrior” mengungkap bahwa kesuksesannya itu terjadi berkat pelatih lamanya, pionir MMA Tiongkok dan veteran ONE Jiang Longyun.

Ia berkata:

“Saya beruntun memiliki pelatih dan sasana terbaik agar saya dapat terfokus pada karier saya, menjadi petarung middleweight terbaik dalam generasi MMA baru Tiongkok.”

“Tanya semua orang di Tiongkok tentang industri kami, tak ada yang tak mengetahui namanya. Dan, faktanya adalah, hampir semua orang di Tiongkok yang kini bertarung di atas panggung dunia seperti terhubung dengannya.”

“Dan bahkan hari ini, ia sendiri masih melatih kami, bergulat dengan kami, melakukan sparing dengan kami. Hanya seorang legenda yang selalu menjadi panutan bagi yang lebih muda. Saya selalu melihat dirinya sebagai inspirasi terbesar saya.”

Fan Rong takes side control

Lebih dari sekadar contoh kesuksesan, pelajaran yang diberikan Jiang untuk kedisiplinan harian itu membentuk Fan menjadi petarung elite seperti dirinya saat ini.

Fan berkata:

“Ia memberi anda satu saran kecil setiap harinya, bagaimana anda harus makan, bagaimana anda beristirahat, atau bagaimana anda merawat diri sendiri, dan ia selalu ada di sana bersama anda.”

“Namun saat anda melihat ke belakang, seluruh ide dan bagian dari saran tersebut berubah menjadi panduan hidup untuk menjadi pria sejati.”

‘Laga Terbesar Dalam Karier Saya’

Dari cuaca yang sangat dingin di timur laut Tiongkok, atlet asal Longyun MMA ini kini siap berkompetisi di Amerika untuk pertama kali dalam hidupnya, dan di laga terpenting dalam hidupnya juga.

Sebuah kemenangan atas petarung legendaris seperti Aung La N Sang akan melejitkan dirinya mendekati kesempatan merebut sabuk emas divisinya.

Ia berkata:

“Aung La adalah mantan Juara Dunia, dan ia melewati berbagai pertarungan keras melawan para atlet kelas dunia. Ini adalah laga terbesar dalam karier saya. Memenangkan yang satu ini akan menunjukkan bahwa saya memiliki bakat kejuaraan sejati, dan saya tak sabar menunggunya.”

Fan Rong raises his arm

Fan memang takkan mundur dari pertaruhan besar dalam laga ini. Faktanya, ia sangat berbahagia untuk dapat menyambut tekanan melawan pencetak KO paling berbahaya dalam divisinya, di dalam ajang blockbuster yang bersejarah.

“King Kong Warrior” menambahkan:

“Saya sangat bersemangat dan merasa terhormat berada dalam gelaran sebesar ini, menghadapi lawan sebesar itu. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup, dan saya harus mengambilnya.”

“Saya akan bersinar pada hari itu dan menunjukkan pada dunia bahwa saya adalah salah satu petarung middleweight terbaik yang layak mendapatkan perebutan gelar.”

🎥 TRIFECTA: All the best shots from two-time ADCC World Champion Yuri Simoes' 🥋 ONE debut against "King Kong Warrior" Fan Rong 🦍

🎥 TRIFECTA: All the best shots from two-time ADCC World Champion Yuri Simoes' 🥋 ONE debut against "King Kong Warrior" Fan Rong 🦍 #InsideTheMatrix3

Posted by ONE Championship on Friday, November 13, 2020

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12