‘Semangat Di Hati Saya’ – Kehidupan Emosional John Lineker, Dari Anak Yang Dirundung Sampai Jadi Juara Dunia MMA

Bibiano Fernandes John Lineker LIGHTS OUT 1920X1280 54

Selama 15 tahun karier profesionalnya dalam MMA, John “Hands of Stone” Lineker meraih reputasi sebagai salah satu petarung paling berbahaya dan paling menghibur di dunia.

Mantan Juara Dunia ONE Bantamweight ini akan kembali beraksi pada Sabtu, 25 Februari ini, saat dirinya kembali melawan pesaing kuat Fabricio Andrade demi sabuk emas yang kini tak bertuan itu di laga utama ONE Fight Night 7: Lineker vs. Andrade II di Prime Video.

Laga yang sangat ditunggu itu akan memberi kesempatan bagi Lineker untuk merebut kembali singgasana setelah laganya pada Oktober 2022 dengan Andrade, yang berakhir dengan hasil No Contest (NC) yang mengecewakan setelah serangan ilegal yang tak disengaja.

Yang membuat segalanya lebih buruk, “Hands of Stone” tidak lolos penimbangan badan jelang laga itu, dan ia pun harus melepaskan gelarnya. Kini, ia memiliki kesempatan emas untuk meraih penebusan dalam laga ulang Kejuaraan Dunia ini

Sebelum pencetak KO asal Brasil berusia 32 tahun ini memasuki arena ikonik Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand, ia berbagi kisah hidupnya, serta caranya menjadi superstar global saat ini.

‘Saya Tak Dapat Duduk Diam’

“Hands of Stone” terlahir dan dibesarkan di Paranangua, Brasil, tempat dimana ia masih berdiam sampai saat ini.

Dengan ayah yang bekerja sebagai mekanik, Lineker, kedua saudara lelaki dan dua saudara angkat perempuan memang tidak kaya, tetapi mereka menikmati masa kecil yang sederhana itu.

Ia berkata pada ONEFC.com/id:

“Kami adalah anak-anak yang berbahagia. Kami banyak bermain di jalanan dekat rumah kami. Tempat dimana kami tinggal itu sangat sederhana, tapi kami banyak bersenang-senang di jalanan, di tengah hujan, bermain lumpur.”

“Kehidupan keluarga kami sangat bagus. Walau tak memiliki banyak hal, kami berbahagia.”

Pria Brasil ini memiliki energi luar biasa saat kecil, dan selalu tak bisa berdiam diri.

Ia melihat kembali masa kecilnya yang keras namun menyenangkan itu, dimana ia melihat bahwa dirinya dipenuhi oleh kasih sayang dari kedua orang tuanya:

“Saya tak dapat duduk diam. Saya menghabiskan satu hari penuh di jalanan, mengejar kuda. Saya sangat menyukai kuda. Saya bermain sepak bola, bermaik petak umpet. Saya tak pernah berhenti.”

“Di sekolah, saya juga hiperaktif dan sedikit berantakan (tertawa). Tetapi, saya bersyukur orang tua saya membesarkan kami dengan baik, walau saya sedikit kelebihan energi.”

Melawan Para Perundung

Terlepas dari kenangan masa kecilnya yang menyenangkan itu, Lineker berkata bahwa ada juga tantangan tersendiri.

Saat ini, ia adalah salah satu pemukul pound-for-pound paling ditakuti di muka bumi, namun saat ia masih muda, “Hands of Stone” hanyalah anak kecil lainnya – sasaran mudah bagi para perundung.

Ia mengenang:

“Saya tidak populer. Saat itu, saya tak mengerti apa perundungan itu. Kami hanya saling beradu mulut dan berkelahi, bertukar pukulan. Namun, pada saat itu, karena saya lebih pendek, mereka yang lebih tinggi selalu ingin menepuk kepala saya dan menyebut saya kerdil.”

Menghindari konflik seperti itu bukanlah sebuah pilihan.

Tak lama, Lineker belajar cara menangani dirinya sendiri, dan setelah didorong oleh ayahnya, ia belajar untuk melawan mereka yang merundungnya.

“Hands of Stone” mengenang:

“Hal ini memang sudah memanas, dan kami menyelesaikan semua itu di sana. Ayah saya selalu berkata, ‘Jika kamu bertarung di jalanan dan dipukuli, kamu akan mengalami hal yang sama di rumah.’ Maka, saya mengeluarkan semuanya. Saya lebih baik memukul daripada dipukuli dua kali.”

‘Itu Menjadi Mimpi Saya’

Dengan energi berlebih dan karakter yang tak kenal takut, pria muda ini jelas menunjukkan bakat luar biasa untuk pertarungan tangan kosong.

Namun, itu tak berarti apa pun sampai ia mempelajari tentang seorang petinju legendaris yang juga menjadi Juara Dunia asal Brasil. Ia pun mempertimbangkan sebuah karier dalam olahraga tarung.

Lineker berkata:

“Saat saya berusia 12 tahun, saya melihat artikel tentang Acelino ‘Popó’ Freitas, dimana mereka menceritakan tentang kisah hidupnya. Itulah saat mimpi saya untuk menjadi petarung terlahir.”

Setelah membaca tentang Juara Dunia dua divisi itu, Lineker menyadari bahwa ia menemukan panggilan itu dan segera mempelajari tinju.

Ia mengenang:

“Hal itu berdampak pada saya. Itu memicu semangat dalam hati saya, sesuatu yang sangat kuat.”

“Dan itu berakhir menjadi keinginan saya, menjadi mimpi saya. Saya sudah suka bertarung, maka dengan seni bela diri sbeagai gaya hidup untuk mendukung keluarga saya adalah sesuatu yang sangat menggerakkan saya.”

“Saya berlatih tinju segera setelah saya membaca artikel itu.”

Sepanjang masa remajanya, “Hands of Stone” tak hanya berlatih tinju dan seni bela diri, namun ia juga bekerja dalam bidang yang akan membantu perkembangan kekuatan tinju legendaris itu.

Pada akhirnya, kekuatan itu memberinya gelar Juara Dunia ONE Bantamweight dengan cara spektakuler pada Maret 2022.

Lineker menjelaskan:

“Saya bekerja keras sebagai asisten tukang batu, saya mengaduk semen dan membawa beban berat. Saya kira kekuatan ini berkembang sejak saya kecil.”

Terinspirasi Oleh Ayahnya

Beranjak dari anak muda yang bermain di jalanan dan menghadapi para perundung tanpa ragu, Lineker kini menjadi seniman bela diri campuran elite dan pencetak KO yang sangat kuat.

Perwakilan American Top Team ini jelas telah mengasah dirinya untuk mencapai puncak karier bersama ONE Championship, dimana ia meraih 35 kemenangan profesional saat melawan para kompetitor elite di seluruh dunia.

Sepanjang itu semua, Lineker mengambil inspirasi dari ayahnya – seseorang yang diyakininya selalu memberi contoh untuk bekerja keras setiap harinya.

“Ayah saya adalah inspirasi terbesar saya, contoh dari perjuangan, seseorang yang selalu berjuang memberi kestabilan dalam rumah kami dan tak membiarkan keluarga saya kekurangan apa pun.”

“Ayah saya tak banyak berkata ‘Saya sayang padamu,’ tetapi tindakannya menunjukkan seberapa besar dirinya menyayangi kami dan seberapa ingin dirinya merawat kami. Itulah mengapa ia menjadi panutan dan inspirasi terbesar saya.”

Bahkan saat ini, superstar bantamweight itu selalu menjadi sangat emosional saat berbicara tentang ayahnya, dimana ia bersyukur untuk dibentuk seperti pria yang mengetahui nilai dari usaha dan integritas dalam kehidupan.

Lineker menambahkan:

“Hari ini, saya adalah orang yang berterima kasih pada ayah saya, pria dengan hati yang sangat besar, memiliki karakter hebat, serta sosok yang sangat baik dan jujur. Dan, terima kasih pada Tuhan, saya mengikuti jalur yang sama.”

Selengkapnya di Fitur

Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled