Pemikiran Berani Bi Nguyen Yang Ditempa Lewat Kesulitan Besar

Bi Nguyen publish snapshot_1

Bi “Killer Bee” Nguyen telah lama menganggap dirnya sebagai Juara Dunia masa depan, dan kini ia memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpinya di atas panggung bela diri dunia.

Wanita keturunan Vietnam-Amerika berusia 29 tahun ini resmi bergabung bersama ONE Championship di bulan Desember, dan kini ia siap mencetak debutnya melawan srikandi Indonesia Dwi Ani Retno Wulan di ONE: ROOTS OF HONOR.

Setelah mengakhiri penampilannya di serial realitas televisi Survivor di Amerika Serikat, Nguyen berkata ia siap mendobrak divisi atomweight wanita pada Jumat, 12 April nanti di Mall of Asia Arena, Manila, Filipina.

Determinasinya untuk meraih kesuksesan telah diasah melewati berbagai kesulitan luar biasa sepanjang hidupnya. Jelang penampilan perdananya di ONE, mari kita kenali lebih jauh jalur yang diambil Nguyen menuju tingkatan tertinggi dalam seni bela diri.

Dari Vietnam Ke Amerika Serikat

Nguyen bertumbuh besar sebagai anak paling kecil yang kasar di keluarganya di Vietnam.

“Saya memiliki berbagai kenangan manis dan penuh petualangan di Vietnam,” ungkap Nguyen.

“Saya adalah gadis tomboy yang membuat orang tua saya pusing. Saya ingat mencuri telur dari kandang ayam dan kembali bersimbah darah karena ayam-ayam itu marah.”

“Saya teringat memanjat pohon dan terjatuh sebelum mengenai cabang pohon. Saya tak kenal takut saat kecil.”

Saat ia berusia enam tahun, keluarga Nguyen pindah ke California, Amerika Serikat. Hidup beribu-ribu kilometer dari tanah kelahirannya, ia mengalami penyesuaian yang sangat sulit.

“Itu sangat memusingkan. Itu sangat sulit,” kata Nguyen. “Anda pergi ke sekolah, berjuang untuk menyesuaikan diri, lalu anda pulang dan keluarga anda tak begitu mengerti kesulitan anda.”

“Itu seperti dua sisi yang mendesak anda, dan anda harus mengetahui siapa anda dan di mana anda dapat masuk. Pada saat yang sama, [ada] batasan bahasa dan kebudayaan.”

Berdiri Sendiri

Seiring berjalannya waktu, Nguyen mengatakan kehidupan di California tidak bertambah mudah.

Ia tinggal dalam dua dunia berbeda – di sekolah bersama teman-temannya dari AS dan di rumah bersama keluarganya dari Vietnam.

“Sangat sulit bagi saya untuk mengetahui siapa diri saya,” kata Nguyen.

“Sayalah satu-satunya anggota keluarga yang pergi ke taman kanak-kanak atau kelas satu. Saya pada dasarnya dibesarkan di Amerika, dan sayalah satu-satunya yang tiba di usia semuda itu.”

“Kakak-kakak perempuan saya tidak mengerti, orang tua saya tidak mengerti, dan saya tidak tahu di mana saya dapat masuk, maka saya pergi untuk menemukan diri saya sendiri, sendirian.”

Di usianya yang ke-15, Nguyen meninggalkan rumahnya dan pindah ke Texas untuk tinggal bersama seorang teman. Ia tak mengenal siapa pun pada saat itu, tetapi Nguyen merasa bahwa berada sejauh mungkin dari keluarganya adalah kesempatan bagus bagi sebuah awalan baru.

“Sejak saya kecil, saya itu tak kenal takut, dan itu selalu menjadi pedang bermata ganda bagi saya,” kata Nguyen.

“Saya adalah anak yang pandai. Saya mendaftarkan diri di sekolah dengan memalsukan tanda tangan orang tua saya. Saya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan restoran pada usia 15 tahun. Saya menjaga diri saya sendiri. Saya membayar sewa di sebuah kamar milik teman saya dan akhirnya mendapatkan apartemen.”

“Saya hanya melakukannya sendiri. Tidak dengan cara terbaik, tetapi tetap dengan cara yang sehat. Saya adalah anak yang baik, tetapi itu membutuhkan kerja keras.”

Nguyen akhirnya terhubung kembali dengan keluarganya lima tahun yang lalu, dan setelah terpisah begitu lama, mereka kini sangat dekat.

Bertahan Hidup Lewat Seni Bela Diri

Salah satu hal terbaik yang muncul dari kepindahan Nguyen ke Texas adalah bahwa ia menemukan seni bela diri.

Namun, ia hanya menemukan olahraga yang ia cintai itu setelah mengalami hubungan traumatis yang berlangsung selama beberapa tahun dan merusaknya, dari dalam dan luar.

“Saya adalah remaja yang tinggal sendiri, dan saya memasuki hubungan percintaan. Saya berada dalam hubungan yang penuh kekerasan fisik, mental dan emosional selama empat tahun,” ungkap Nguyen.

“Dalam hubungan itu, saya tidak nyata. Saya tak berhak bicara. Tanpa teman, tanpa keluarga, saya hanyalah manusia kosong.”

“Maka, saat ia dipenjara untuk penganiayaan itu, saya berdiri sendiri dan memutuskan mengambil kelas pertahanan diri Muay Thai untuk mendapatkan sekilas dari identitas saya kembali – untuk kembali mengingat sosok kuat dalam diri saya.”

Nguyen sangat alamiah, dan tidak lama kemudian salah satu pelatihnya menyarankan dirinya untuk berkompetisi untuk pertama kalinya.

Empat bulan kemudian, Nguyen memasuki ring untuk laga perdananya, dan ia pun tak pernah melihat ke belakang.

“Saya kira bertarung memberi anda gratifikasi tentang apa yang anda cari, tak seperti hal lainnya,” kata Nguyen.

“Itu adalah ketegangan dari pemberdayaan dan menghadapi rasa takut di hadapan anda. Bagi saya, itu menjadi identitas.”

“Saat saya mulai bertarung, saya lebih menyadari siapa diri saya sebenarnya dalam tiap laga, dan saya merasa semakin yakin akan siapa diri saya.”

Tujuan Besar

“Killer Bee” beralih dari Muay Thai menuju seni bela diri campuran dan memulai karier profesionalnya setelah meraih kesuksesan di sirkuit amatir.

Setelah mengamankan empat kemenangan, wanita berusia 29 tahun ini menjadi atlet terbaru yang bergabung bersama divisi atomweight wanita di “The Home Of Martial Arts.”

Ia akan mencetak debutnya melawan salah satu spesialis Muay Thai lainnya di ONE: ROOTS OF HONOR, tetapi Nguyen sudah memiliki pemikiran besar terkait apa yang ia ingin capai di masa depan – di dalam dan di luar arena kompetisi.

“Saya memiliki beberapa tujuan besar. Saya tidak takut,” kata Nguyen.

“Saya ingin melawan yang terbaik dari yang terbaik. Saya menginginkan Angela Lee. Jika ia naik ke strawweight, saya ingin siapa pun yang terbaik. Saya ingin menjadi Juara Dunia di ONE Championship.”

“Saya memiliki berbagai hal untuk dibicarakan dan banyak orang yang harus ditolong. Itulah tempat saya, dan di situlah saya akan pergi.”

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37
Francisco Lo
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Kade Ruotolo Tommy Langaker ONE 165 29 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled
Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 16 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 28
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 6
NL 4601
DC 0682